• Berita
  • Suara Pengguna Metro Jabar Trans: Jumlah Armada Bus dan Jam Operasional Perlu Ditambah agar Pengguna tidak Terjebak Antrean Panjang

Suara Pengguna Metro Jabar Trans: Jumlah Armada Bus dan Jam Operasional Perlu Ditambah agar Pengguna tidak Terjebak Antrean Panjang

Perubahan armada Armada Metro Jabar Trans dari bus besar ke bus sedang masih dikeluhkan. Para pengguna harus antre dan berdesak-desakan.

Bus Metro Jabar Trans (MJT) Koridor 5 Jatinangor - Dipatiukur. Penumpang Berdesakan, 9 Juni, 2025. (Foto: Selsha Septifani G/BandungBergerak)

Penulis Muhammad Akmal Firmansyah11 Juli 2025


BandungBergerak.id - Pergantian armada dari bus besar ke bus medium Metro Jabar Trans (MJT) Koridor 5 Dipatiukur-Jatinangor terus menuai keluhan dari para penumpang. Sejak perubahan ini diberlakukan, sejumlah pengguna setia jalur tersebut merasa kenyamanan dan keamanan dalam perjalanan menurun signifikan.

Shelsa (24 tahun), seorang mahasiswa yang setiap hari menggunakan layanan Metro Jabar Trans dari dan ke kampusnya di kawasan Jatinangor, menyatakan bahwa kapasitas bus medium terlalu kecil untuk menampung jumlah penumpang yang tinggi di koridor tersebut.

"Bus medium memang lebih baru dan punya dua pintu, jadi penumpang masuk dan keluar lebih tertib. Tapi busnya terlalu kecil dan sempit untuk koridor 5 yang penumpangnya paling banyak," ujar Shelsa, Kamis, 11 Juli 2025.

Menurut Shelsa, kepadatan penumpang terjadi hampir setiap hari, bahkan di luar jam sibuk. Ia menyebut situasi ini berbeda dari sebelumnya saat bus besar masih beroperasi. Kini, kepadatan terjadi hampir setiap waktu, termasuk akhir pekan.

"Sudah enggak terhitung berapa kali saya enggak kebagian bus. Harus nunggu yang berikutnya, itu pun bisa lama banget datangnya," jelasnya.

Di dalam bus, Shelsa mengaku kenyamanan jauh berkurang. Kursi terasa lebih kecil, ruang gerak sempit, dan guncangan terasa kuat terutama saat duduk di bagian belakang bus.

"Kalau duduk di belakang, rasanya goyang banget. Kursinya juga kecil dan sempit, enggak senyaman dulu," cerita Shelsa.

Selain kenyamanan, aspek informasi dan keselamatan juga menjadi perhatian. Shelsa menilai tidak ada penjelasan yang jelas kepada publik mengenai pergantian armada. Informasi dari pihak MJT baru muncul setelah banyak keluhan disampaikan.

Meski demikian, Shelsa mengapresiasi kemajuan sistem informasi seperti aplikasi Mitra Darat yang kini lebih akurat, serta penyediaan informasi waktu kedatangan bus di beberapa halte.

Namun, ia juga menyoroti lemahnya aspek keselamatan. Ia pernah hampir terjepit pintu karena sopir membuka pintu keluar dengan tergesa-gesa.

Shelsa berharap agar jumlah unit bus ditambah jika penggunaan armada medium tetap dilanjutkan. Ia juga menyarankan agar jam operasional diperpanjang untuk mengakomodasi mahasiswa dan pekerja yang pulang di atas pukul 21.00 WIB.

"Padahal banyak yang pulangnya lebih dari jam 9 malam. Akhirnya harus naik transportasi online yang lebih mahal," imbuhnya.

Peluncuran Metro Jabar Trans, bus yang sebelumnya bernama Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya, 2 Januaroi 2025. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)
Peluncuran Metro Jabar Trans, bus yang sebelumnya bernama Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya, 2 Januaroi 2025. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

Aksesibilitas bagi Difabel

Keluhan serupa disampaikan Olivia (20 tahun), mahasiswi yang juga rutin menggunakan Koridor 5 MJT dari Jatinangor. Menurutnya, aspek kenyamanan dan keselamatan penumpang masih belum memadai.

Olivia mengkritik kurangnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas serta minimnya fasilitas pegangan di dalam bus, khususnya di bagian depan dekat sopir.

"Saya nggak terlalu sering berdiri, tapi kalau lagi nggak dapat kursi dan berdiri di bagian depan dekat sopir, itu gak enak banget," kata Olivia. "Soalnya nggak ada pegangan tangan di atas. Jadi susah nyari pegangan, terutama saat bus ngerem atau belok," tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa kepadatan tetap terjadi meski di luar jam sibuk karena ukuran bus yang lebih kecil. Selain itu, kondisi halte dinilai kurang layak. Olivia pernah mengalami kehujanan deras di halte DAMRI Jatinangor karena tidak ada tempat berteduh yang memadai.

Terkait respons dari pengelola, Olivia mengakui ada sedikit tanggapan melalui media sosial, namun ia belum merasakan dampak nyata di lapangan.

"Kalau melihat dari Instagram MJT sih mereka mendengar ya mengenai kurangnya jumlah bus. Tapi selain itu entahlah, gak kerasa yang gimana banget," tandasnya.

Evaluasi Demi Kenyamaan dan Keamanan Penumpang

TransportForBandung dalam unggahan Instagramnya menilai, kapasaitas bus Metro Jabar Trans yang lebih kecil tak sebanding dengan jumlah penumpang Koridor Dipatiukur-Jatinangor yang sangat padat. “Koridor 5 bukan koridor sembarangan. Ini adalah rute yang pernah menduduki posisi pertama rute Teman Bus dengan jumlah penumpang terbanyak di Indonesia saat masih dikelola oleh Kementerian Perhubungan (DAMRI),” kata TransportForBandung, dalam keterangan resmi, diakses Rabu, 9 Juli 2025.

TransportForBandung tidak menolak peremajaan armada. Namun, untuk kenyamaan serta keamanan penumpang kebijakan ini harus dievaluasi kembali secara menyeluruh dengan menambah jumlah unit armada atawa meningkatkan frekuensi perjalanan.

“Kalau memang tidak memungkinkan untuk kembali ke bus besar, menurut kami pilihan yang paling masuk akal adalah menambah jumlah bus yang beroperasi atau menambah ritase supaya frekuensinya lebih sering,” terang TransportForBandung.

Hal yang disoroti lainnya yaitu perubahan pola operasi titik putar balik bus. Bus Koridor 5 harus memutar balik di Permata Hijau Rancaekek. Sebelumnya, bus berputar dari ABC Cipacing dengan jarak yang lebih dekat serta efesien.

“Jika pola ini tetap dipertahankan, maka jarak antarbus akan tetap renggang, terlepas dari berapa pun jumlah unit bus yang ditambah. Karena itu, kami rasa sudah saatnya pola operasi ini ditinjau ulang agar layanan bisa berjalan lebih optimal dan waktu tunggu penumpang bisa,” terang TransportForBandung.

Baca Juga: Kisruh Bus Metro Jabar Trans: Sudah Ukurannya Mengecil, Jumlah Armada pun Dikurangi
Metro Jabar Trans Mengaspal, Transportasi Bandung Raya Masih Jauh dari Memadai

Masih Penyesuaian

Perubahan armada bus di Koridor 5 Metro Trans Jabar merupakan dampak dari pelimpahan Program Buy The Service (BTS) dari Kementerian Perhubungan kepada Pemerintah Daerah yang berlaku sejak 1 Januari 2025. Plt Dinas Perhubungan Jawa Barat Dhani Gumelar menjelaskan, opersional program BTS kini dijalankan oleh salah satu BUMD milik Jabar.

Bus-bus yang sebelumnya digunakan merupakan bantuan teknis dari Kemenhub untuk DAMRI yang kini tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bus ini kemudian diremajakan ke armada lebih kecil.

Menurut Dhani, keputusan pergantian armada dilakukan bukan semata-mata langkah efisiensi biaya, melainkan berdasarkan relugasi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri dan Peraturan Gubernur mengenai SPM layanan transportasi umum. Mengenai keluhan masyarakat atas perubahan yang dilakukan secara mendadak, Dhani menyampaikan, hal ini harus dilakukan secara segara supaya opersional tidak berhenti.

Dhani menggangapi juga mengenai kepadatan serta antrean penumpang setelah perubahan armada. Dia menyebut telah menambah jumlah armada MJT Koridor 5 dari 21 unit menjadi 25 unit sejak 10 Juni 2025. Total perjalanan juga ditingkatkan menjadi 100 perjalanan per hari, dengan estimasi waktu tunggu 5-10 menit.

"Kami terus melakukan evaluasi dan pengawasan secara rutin bersama pengelola dan manajemen pengawas. Dishub melalui UPTD juga turut memantau langsung kondisi di lapangan," kata Dhani, dihubungi BandungBergerak, Senin, 7 Juli 2025.

Dishub Jabar tidak menapik pentingnya masukan dari masyarakat, termasuk mahasiswa di Jatinangor sebagai pengguna layanan. Perubahan armada ini disebut bagian dari proses jangka panjang pengembangan sistem transportasi massal di wilayah Cekungan Bandung, termasuk pembangunan jaringan BRT dan moda transprotasi berbasis rel.

"Perencanaan dan pembangunan infrastruktur BRT sedang diproses oleh Kementerian Perhubungan. Penyesuaian operasional di masa mendatang sangat dimungkinkan seiring dengan realisasi program tersebut," tandasnya.

***

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//