• Kolom
  • CIGURIANG, KAMPUNG DOBI DALAM INGATAN #33: Mengenal Sosok Haji Mesri

CIGURIANG, KAMPUNG DOBI DALAM INGATAN #33: Mengenal Sosok Haji Mesri

Meski namanya diabadikan sebagai nama jalan, sosok Haji Mohammad Mesri masih belum banyak dikenal, bahkan oleh warga yang tinggal di sekitarnya.

Ernawatie Sutarna

Ibu rumah tangga, peminat sejarah, anggota sejumlah komunitas sejarah di Bandung.

Pasar Baru, Jalan Oto Iskandar Dinata, Bandung, 15 April 2021. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak)

25 Juli 2025


BandungBergerak.idJalan yang dulu bernama Roosenlaan kini dikenal sebagai Jalan Haji Mesri. Nama ini berdampingan dengan nama-nama lain yang menjadi penanda jalan di kawasan Bandung tengah tersebut. Namun, tak banyak yang tahu siapa sebenarnya Haji Mohammad Mesri—bahkan penduduk setempat pun belum tentu mengenalnya. Di ujung utara jalan ini, tepat di atas mata air Ciguriang, terdapat sebuah kompleks makam keluarga. Siapa saja yang dimakamkan di sana?

Nama Jalan Haji Mohammad Mesri cukup dikenal di kota Bandung karena letaknya yang srategis dan menghubungkan dua jalan besar: Jalan Kebonkawung dan Jalan Pajajaran.  Banyak yang ingin mengenal lebih jauh siapa Haji Mohammad Mesrie dan apa kiprahnya di Bandung. Beberapa komunitas sejarah pernah menyebutkan keterkaitan Haji Mesri dengan sejarah perkembangan Pasar Baru Bandung.

Dalam satu tulisan yang ditulis Arry Akhmad Arman, salah seorang cucu dari Haji Mesrie, disebutkan bahwa Haji Mesrie adalah salah satu keturunan dari pejuang republik yang berasal dari Banten. Ia, pejuang republik tersebut, terdesak oleh pemerintah kolonial yang kemudian hijrah ke kota-kota di timur Banten, salah satunya ke Bandung.

Lalu Haji Mesrie sebagai salah satu keturunan pejuang tersebut akhirnya menetap di Bandung dan berkarier sebagai seorang pengusaha atau pedagang. Nama Haji Mesrie tertulis dalam stamboom keluarga besar Pasar Baru Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa Haji Mesrie adalah salah satu saudagar perintis yang berperan dalam perkembangan ekonomi kota Bandung, khususnya di Pasar Baru. Namun, dari informasi lain disebutkan bahwa yang merupakan pituin Banten adalah Hj Sapi’ah, istri kedua Haji Mesrie.   

Cucu Haji Mesrie yang lain, Ibu Tuti Asiah, beberapa tahun yang lalu saat ditemui penulis di rumahnya menyebutkan, Haji Mesrie adalah seorang pengusaha yang berjual beli delman atau keretek. Salah satu showroom delman yang dimilikinya  berlokasi di Jalan Kebonjati, Bandung, tepat di lokasi sebuah restoran besar di sudut Jalan Pasirkaliki - Jalan Kebonjati. Dari cerita ini tampak bahwa bahwa Haji Mesrie adalah seorang pengusaha besar pada masanya. Tidak heran namanya tertulis pada buku stamboom Keluarga Besar Pasar Baru Bandung.

Ada cerita menarik yang disampaikan Ibu Tuti, cerita yang didapatkan dari ibunya, ibu Hj. Romlah. Dulu di tanah milik Haji Mesrie di Kebonkawung banyak sekali pohon kelapa. Keberangkatan Haji Mohammad Mesri beserta sang istri Hj. Sapi’ah ke Mekah untuk beribadah haji menggunakan biaya yang dihasilkan dari  panen kelapa. Putra-putri yang saat itu masih kecil ditinggalkan dengan dijaga beberapa orang pengasuh.

Keluarga Besar Haji Mesri

Di sebelah timur Jalan Haji Mohammad Mesri terdapat satu ruas jalan lagi yang bernama Jalan Haji Mohammad Iskat, pada masa kolonial jalan ini bernama Litsonlaan. Nama Haji

Mohammad Iskat itu ternyata diambil dari nama ayahanda Haji Mesrie, Haji Mohammad Ishak.

Entah bagaimana awalnya ketika digunakan menjadi nama jalan, berubah menjadi Haji Mohamad Iskat.  Haji Mohammad Mesrie lahir dari pernikahan Haji Mohammad Ishak dengan istri keduanya yang bernama Cas.   

Keluarga Haji Mesrie adalah sebuah keluarga besar, dari dua pernikahannya Haji Mesrie memiliki dua belas orang anak. Dari dua belas anak itu keturunannya saat ini sudah berkembang hingga berjumlah lebih dari lima ratus orang, dan tersebar di berbagai kota, bahkan di luar negeri. Sebagian besar keturuna Haji Mesrie tinggal di beberapa rumah di sekitar Jalan Haji Mesrie dan Jalan Haji Mohamad Iskat.

Dari istri pertamanya, Fatimah, Haji Mesrie memiliki lima orang putra-putri, H. E.M Moechtar Mesrie, H. Mufti Mesrie, H. E.S.H Luckman Effendy Mesrie, Hj. Tjuju Sumarni Mesrie, dan Hj. Djulaelah Mesrie. Istri kedua Haji Mesrie bernama Hj. Siti Sapi’ah, dari istri keduanya, putra-putri Haji Mesrie adalah Hj. Romlah Tresnasih, H. Moechlis Mesrie, Hj. Halimatussa’diah Mesrie, Masduki sofyan Effendi Mesrie, Mufid Mesrie, Hj. Tasriah Mesrie, dan H. Mahbub Mesrie. Ibu Tuti merupakan cucu Haji Mesrie dari putri pertama dari istri kedua, Ibu Hajah Romlah. Dan Kang Arry Akhmad adalah cucu dari putra bungsu dari istri kedua yaitu H. Mahbub Mesrie.

Keturunan Haji Mesri sekarang sudah sampai pada canggah, generasi keempat. Dan keluarga besar mereka tercatat sampai generasi ketiga dalam website yang ditulis oleh Arry Akhmad Arman.

Baca Juga: CIGURIANG, KAMPUNG DOBI DALAM INGATAN #31: Gajah Putih dan Badak Putih
CIGURIANG, KAMPUNG DOBI DALAM INGATAN #32: Ngarit dan Anjing

Makam Keluarga Haji Mohammad Mesrie

Di sebelah utara Jalan Haji Mesri, tepatnya di belakang GOR Pajajaran Bandung, berdekatan dengan mata air Ciguriang terdapat satu lahan yang menjadi area Permakaman Keluarga Besar Haji Mohammad Mesrie. Di lahan pemakaman seluas kurang lebih seribu meter per segi, dimakamkan Haji Mesrie beserta istri, anak, mantu, cucu, juga buyut. Ada pula beberapa makam yang tidak temasuk yang disebutkan tadi. Di antaranya makam Ma Ijem yang merupakan adik dari Mang Minta.

Mang Minta adalah orang yang saat itu dipercaya mengurus tanah milik keluarga ini yang berlokasi di Kebonkawung, sesekali jika ada acara di kediaman keluarga Haji Mesrie di jalan Kebonjati, Ma Ijem diminta untuk datang membantu. Karena Mang Minta menjaga kebun dan leuit miik keluarga tersebut, maka tugas Mang Minta yang lainnya adalah menyiapkan beras jika persediaan beras keluarga Haji Mesrie menipis. Jika itu terjadi, beberapa perempuan yang merupakan keluaga Mang Minta yang beasal dari Tasik, termasuk Mak Ijem yang bertugas untuk nutu, menumbuk padi.

Beberapa makam lainnya merupakan besan dari Haji Mohammad Mesrie, adik ipar dari istri pertama Haji Mesrie beserta putra-putrinya. Ada beberapa nama yang menarik perhatian para pengunjung makam, yaitu dua nama dengan disertai binti nama yang berbau Eropa, yaitu Ellie Roemini binti Odo van Vloten, yaitu istri dari adik ipar haji Mesrie, dan Ningning Rochani binti Willem Bladergroen, menantu dari Haji Mesrie. Sedangkan makam Haji Mohammad Ishak terletak di satu pemakaman di Cibarengkok, Sukajadi, Bandung. Ada pula beberapa anggota keluarga Haji Mesrie yang dimakamkan di makam keluarga orang tua atau besan.

Menurut Dadan Mukhsin, salah satu cucu Haji Mesrie dari putranya yang bernama H. Moechlis, pada saat ini makam keluarga Haji Mesrie dikelola dengan baik oleh para cucu dan cucu mantu yang tinggal tidak jauh dari makam. Keberadaan makam keluarga ini sangat bermanfaat untuk para pegiat sejarah perkembangan Kota Bandung, dan sering dijadikan tujuan lokasi pembelajaran sejarah Bandung.

Semoga keberadaan makam keluarga Haji Mesrie serta mata air Ciguriang bisa tetap terjaga dengan baik.  

*Kawan-kawan yang baik, silakan menengok tulisan-tulisan lain Ernawatie Sutarna atau artikel-artikel lain tentang Sejarah Bandung

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//