• Kolom
  • CATATAN DARI MEDIA CETAK LAWAS #4: Menengok Wajah Harian Mandala, Saksi Bisu Sejarah Pers Jawa Barat

CATATAN DARI MEDIA CETAK LAWAS #4: Menengok Wajah Harian Mandala, Saksi Bisu Sejarah Pers Jawa Barat

Harian Mandala mencetak sejarah sebagai surat kabar harian pertama di Jawa Barat yang menggunakan teknologi cetak offset.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Mandala salah satu surat kabar legendaris terbitan Bandung. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

26 Juli 2025


BandungBergerak.id – Di tengah riuhnya era digital dan derasnya arus informasi, nama Harian Mandala mungkin terdengar asing bagi generasi kini. Namun, di masa kejayaannya, Mandala bukan sekadar surat kabar, ia adalah saksi, penggerak, sekaligus cermin zaman bagi masyarakat Jawa Barat. Lewat gaya bertutur yang khas dan tajam, surat kabar ini pernah menjadi jendela utama warga Bandung dan sekitarnya dalam melihat dunia dan memahami tanah kelahiran mereka.

Harian Umum Mandala, nama yang kini mungkin mulai terlupakan, pernah menjadi salah satu surat kabar paling berpengaruh di Jawa Barat. Terbit dari jantung Kota Bandung, Mandala menyapa pembacanya dengan gaya bahasa khas, berita-berita tajam, dan rubrik-rubrik yang melekat di hati masyarakat Sunda. Surat kabar ini adalah saksi bisu perjalanan sejarah pers Indonesia, jejak penting yang layak dikenang.

Baca Juga: CERITA DARI MEDIA CETAK LAWAS #1: Mahasiswa Indonesia, Lentera Kritis dari Bandung yang Membakar Zaman
CERITA DARI MEDIA CETAK LAWAS #2: Menelusuri Jejak Bandung Lewat Lembaran BERDIKARI
CATATAN DARI MEDIA CETAK LAWAS #3: Koran Indonesia Raya, Pelopor Jurnalisme Investigatif

Pelopor Offset dan Semangat Independen

Harian Umum Mandala didirikan pada 7 Desember 1969 oleh para jurnalis senior seperti H. Krisna Harahap, Surya Susila, Rustandi Kartakusumah, dan Mohammad Romli, Harian Mandala mencetak sejarah sebagai surat kabar harian pertama di Jawa Barat yang menggunakan teknologi cetak offset. Inovasi ini menjadi lompatan besar dalam dunia pers daerah, menghadirkan kualitas cetak yang lebih baik dan proses produksi yang lebih cepat.

Dengan semboyan tegas, “Tunjukkan yang Salah dan Benarkan yang Benar”,  Mandala tampil sebagai media yang kritis dan independen. Masa keemasannya berlangsung dari era 1970-an hingga awal 1990-an. Pada puncaknya, Mandala bahkan menjalin kerja sama strategis dengan Kelompok Kompas Gramedia (1989-1991), yang membuat oplahnya melonjak hingga 5.000-7.000 eksemplar per hari.

Halaman muka Harian Mandala terbitan 13 Juli 1976. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Halaman muka Harian Mandala terbitan 13 Juli 1976. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Membaca Mandala Edisi 13 Juli 1976

Salah satu koleksi penulis yakni Mandala terbitan 13 Juli 1976. Di koran itu disebutkan, harga langganan bulanan Mandala di Bandung hanya Rp 800, sementara harga langganan luar kota Rp 1.100. per bulan.

Halaman muka menyajikan berita dalam dan luar negeri dengan gaya khas Mandala yang lugas dan “berwarna”. Berikut cuplikan berita-berita Mandala  pada tanggal tersebut.

Dasar Pendidikan Nasional Harus Pancasila

Presiden Soeharto menegaskan bahwa pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang berlandaskan Pancasila. Karena itu, nilai-nilai Pancasila harus menjadi fondasi dalam sistem pendidikan Indonesia.

Uang Kertas Baru Pecahan Rp10.000,-

Masyarakat diperkenalkan dengan uang kertas baru senilai sepuluh ribu rupiah. Bank Indonesia mengumumkan mulai tanggal 15 Juli 1976 diedarkan uang kertas baru pecahan Rp 10.000,- emisi 1975 yang dimaksudkan untuk mengganti uang kertas pecahan Rp 10.000,- seri Sudirman dengan uang kertas baru bergambar relief Ramayana Candi Borobudur yang melukiskan Ratu Maya beserta pengiringnya.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Syarif Thayeb, menegaskan bahwa buku-buku karya Mochtar Lubis tidak dilarang selama tidak mengandung unsur subversif.

“Apa salahnya? Kan tidak ada subversinya,” ujar Menteri Thayeb kepada pers. Ia juga menegaskan bahwa selama tidak mengandung subversi, karya sastrawan seperti Mochtar Lubis maupun Pramoedya Ananta Toer tidak dilarang beredar.

Bandung Dikecam Tapi Tak Diberi Solusi

Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi mengungkapkan keprihatinannya terhadap pihak-pihak yang mencemooh Bandung sebagai kota “brengsek” namun tidak memberi solusi konkret. Ia berharap kritik itu disalurkan melalui usulan proyek atau surat terbuka.

Idi Amin dan Kabar Sipilis

Media Israel melaporkan bahwa Presiden Uganda, Idi Amin, diduga mengidap sipilis. Meski dinilai berlebihan oleh para ahli, wartawan tetap mempertahankan laporannya.

Frank Sinatra Menikah Lagi

Penyanyi legendaris Frank Sinatra menikah untuk keempat kalinya, kali ini dengan Barbara Marx, mantan istri Zeppo Marx. Pernikahan berlangsung di rumah Walter Annenberg dan dihadiri bintang Hollywood dan tokoh politik, termasuk Ronald Reagan dan Gregory Peck.

Kolom film-film yang diputar di bioskop Bandung, Juli 1976. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Kolom film-film yang diputar di bioskop Bandung, Juli 1976. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Film dan Bioskop Bandung  Juli 1976

Warga Bandung kala itu bisa menikmati film-film internasional di bioskop ternama. Mandala menyajikan informasi bioskop dan jadwal tayang filmnya. Berikut bioskop dan film yang dijadwalkan tayang pada 13 Juli 1976.  

Bandung Theatre: Mario Polo

Nusantara Theatre: That Lucky Touch (dibintangi Roger Moore)

Capitol Theatre: The Kung Fu Monk

Silihwangi Theatre: Supermen Against the Orient

Bioskop Dian : Hercules

Kronik Olahrag

Ken Norton Menang TKO

Petinju kelas berat Ken Norton mengalahkan Garry Middleton lewat TKO di ronde ke-10 dalam laga pemanasan jelang pertarungan perebutan gelar dunia melawan Muhammad Ali.

Olimpiade Montreal 1976

Delegasi Israel dikawal ketat sejak tiba di Kanada. Sementara itu, Taiwan dilarang tampil dengan atribut nasionalnya, yang memicu kemungkinan penarikan diri dari ajang tersebut.

Rubrik Khas Mandala

Mandala dikenal dengan sejumlah rubrik khas seperti: Blak-blakan, Dari 8 Penjuru Angin, Surat Pembaca, Carnyam Basa Sunda, Bandung Kota, Bandung Raya, Kawasan Kertamukti, Berita Daerah, Singkat Nusantara, Olahraga, Ekonomi-Keuangan, Bioskop Bandung, TTS, dan Jadwal Acara Televisi.

Keberagaman rubrik ini menunjukkan dedikasi Mandala dalam menyajikan informasi yang relevan, lokal, dan akrab dengan pembacanya.

Susunan Redaksi yang tertera di Box Redaksi

Pj. Pemimpin Umum/Pemred: Krisna Harahap, SH

Wakil Pemimpin Umum: H. Ir. Yuslin S

Wakil Pemred: Eddy Mulyono

Managing Editor: Agus SM, Alvertoong BA

Staf Redaksi: Hasan Syukur, Andi Suwandi, Hamzah Ibrahim, Zahakir Haris, Tony Ridwan, dan lainnya.

Kontributor wilayah: Uhei Yulius (Subang), Deddy S. Asikin (Tasikmalaya), Yunan A.R. (Karawang)

Alamat Redaksi: Jl. Banceuy No.2, Bandung. Tilpon: 52370

Penerbit: PT Satyamandala Raya

Percetakan: Offset Golden Web, Jl. Sumatra No.10 Bandung

Harga Langganan: Rp 800 per bulan, Mandala Minggu Rp 400, Kombinasi Rp 1.100

Iklan: Display Rp 300/mm; Iklan keluarga Rp 200/mm; Ekonomis Rp 150/baris

Perwakilan Jakarta: Jl. Abdul Muis No. 20, Tilpon 44598

Penulis memegang surat kabar Mandala terbitan 49 tahun silam. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Penulis memegang surat kabar Mandala terbitan 49 tahun silam. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Mandala Kembali di Era Digital

Meskipun edisi cetaknya berhenti terbit sejak awal 1990-an, semangat Mandala tidak pernah benar-benar padam. Sejak 1 Juni 2023, Harian Mandala kembali hadir dalam format digital melalui laman koranmandala.com. Dengan desain yang segar dan konten yang adaptif, Mandala kini menjangkau pembaca lintas generasi: dari mereka yang rindu masa lalu hingga kaum muda yang haus informasi bermutu.

Harian Mandala bukan hanya bagian dari sejarah pers Indonesia, tapi juga bagian dari ingatan kolektif masyarakat Sunda akan media yang berpihak pada nurani dan keberanian.

Zaman boleh berubah, teknologi boleh berganti, namun Mandala tetap setia pada misinya: menyuarakan kebenaran, membela keadilan, dan menyuguhkan berita yang mencerahkan. Kembalinya Mandala adalah bukti bahwa warisan pers berkualitas akan selalu menemukan jalannya untuk tetap hidup dan relevan.

 

 

*Kawan-kawan dapat mengikuti kabar terkini dari BandungBergerak dengan bergabung di Saluran WhatsApp bit.ly/ChannelBB

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//