• Opini
  • MAHASISWA BERSUARA: Mencari Solusi untuk Kemacetan Abadi Cibiru-Cileunyi

MAHASISWA BERSUARA: Mencari Solusi untuk Kemacetan Abadi Cibiru-Cileunyi

Waktu tempuh Cibiru-Cielunyi normalnya lima menit, namun saat kemacetan terjadi bisa sampai satu jam. Di jam sibuk, kemacetan bisa mengular hingga Ujung Berung.

Ahmad Zidane Ghassan Nanlohy

Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran (Unpad)

Situasi kemacetan di jalur Cibiru-Cileunyi. (Foto: Dokumentasi Ahmad Zidane Ghassan Nanlohy)

19 Agustus 2025


BandungBergerak.id – Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk yang tinggi juga turut mempengaruhi tingginya mobilitas masyarakat. Transportasi umum yang hanya ada di beberapa koridor saja dan tidak menjangkau seluruh wilayah Kota Bandung menjadi salah satu faktor yang memperparah kemacetan di Kota Bandung. Hingga tidak heran jika Kota Bandung dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia.

Kemacetan lalu lintas seolah menjadi pemandangan yang wajib bagi masyarakat Kota Bandung. Jalur Cibiru-Cileunyi menjadi salah satu jalur dengan titik kemacetan terparah di Kota Bandung. Jalur Cibiru-Cileunyi hanya berjarak kurang lebih lima kilometer yang menghubungkan antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung. Namun jarak lima kilometer yang tergolong pendek harus ditempuh selama kurang lebih satu jam apabila sedang berada di jam sibuk.

Kemacetan di jalur Cibiru-Cileunyi yang terjadi setiap hari baik di jam sibuk maupun akhir pekan, memaksa sebagian orang yang melewati jalur tersebut untuk menganggap kemacetan yang terjadi adalah hal yang normal meskipun dampak yang ditimbulkan tidak bisa diremehkan. Kemacetan abadi yang terjadi di jalur Cibiru-Cileunyi bukan tanpa sebab.

Jalur Cibiru-Cileunyi merupakan jalur strategis yang menjadi titik pertemuan arus kendaraan dari berbagai arah, kendaraan dari Bandung yang menuju Tol Cisumdawu, Sumedang, Garut, dan Cirebon maupun arah sebaliknya. Volume kendaraan yang terus meningkat baik kendaraan pribadi, angkutan umum antar kota antar provinsi, truk logistik, hingga truk pasir turut meramaikan jalur Cibiru-Cileunyi. Pertumbuhan volume kendaraan yang terus meningkat tidak dibarengi oleh perluasan jalan yang dapat menampung kapasitas volume kendaraan tersebut. Angkot yang berhenti sembarangan hingga parkir liar di tepi jalan turut memperparah kemacetan yang terjadi karena mengurangi jumlah lajur jalan yang tersedia.

Menjelang Hari Lebaran jalur Cibiru-Cileunyi menjadi jalur utama bagi para pemudik yang menuju ke arah Tasikmalaya, Garut, dan Sumedang. Ketika arus mudik pada hari raya Idul Fitri tahun 2025 hampir 11 ribu kendaraan melewati jalur Cibiru-Cileunyi dalam kurun waktu kurang dari enam jam. Pertumbuhan pembangunan di sekitar jalur Cibiru-Cileunyi tidak dibarengi oleh penataan infrastruktur yang memadai. Jalur Cibiru-Cileunyi menjadi salah satu jalan tertua di wilayah Bandung Raya yang sudah dibangun sejak era Daendels. Kini setelah lebih dari seratus tahun sejak pembangunan jalan tersebut tidak terlihat banyak perubahan signifikan yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dulu masyarakat pribumi bersusah payah membangun jalan raya pos yang melintasi jalur Cibiru-Cileunyi, kini masyarakat juga kembali bersusah payah untuk melewati jalur tersebut dari kemacetan.

Baca Juga: MAHASISWA BERSUARA: Bagaimana Akses Transportasi Umum yang Terbatas Membebani Mahasiswa Bandung
MAHASISWA BERSUARA: Liberal Arts, Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan Pentingnya Fleksibilitas Akademik di Era Global
MAHASISWA BERSUARA: Membatasi Penggunaan AI, Mengasah Pikiran Kritis

Lima Menit Menjadi Satu Jam

Kemacetan yang terjadi di jalur Cibiru - Cileunyi memberikan dampak yang besar terhadap mobilitas masyarakat. Terutama di pagi hari ketika jam masuk kerja yang berbarengan dengan jam masuk sekolah. Ketika kemacetan terjadi kendaraan seolah olah tidak bergerak karena padatnya volume kendaraan di jalur Cibiru - Cileunyi. Waktu tempuh untuk melewati jalur tersebut normalnya adalah lima menit namun ketika kemacetan terjadi bisa sampai satu jam. Banyaknya persimpangan jalan menuju wilayah perumahan juga turut menjadi faktor penyebab kemacetan. Antrean kendaraan yang semrawut untuk keluar masuk wilayah perumahan dan yang memutar balik menjadi faktor yang memperparah kemacetan di jalur Cibiru-Cileunyi. Bahkan ketika jam sibuk kemacetan yang terjadi di jalur Cibiru-Cileunyi bisa mengular hingga wilayah Ujung Berung.

Waktu tempuh yang memanjang tentu sangat mempengaruhi mobilitas masyarakat, bahkan tidak jarang banyak pelajar atau mahasiswa yang berkuliah di Jatinangor mengalami keterlambatan. Selain itu para pekerja yang bekerja di wilayah Kota Bandung juga harus bersusah payah melewati jalur Cibiru-Cileunyi agar tidak mengalami keterlambatan dengan risiko pemotongan upah. Stres dan kelelahan seakan akan sudah menjadi bagian dari rutinitas pengendara yang melewati jalur Cibiru-Cileunyi.

Dibutuhkan solusi jangka panjang untuk menangani kemacetan yang terjadi di jalur Cibiru-Cileunyi. Pengoptimalan transportasi umum dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di jalur Cibiru - Cileunyi. Transportasi umum yang nyaman, tepat waktu, dan terjangkau dapat membuat masyarakat perlahan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Pemerintah juga harus membuat jalur alternatif untuk memecah volume kendaraan di jalur Cibiru-Cileunyi.

Setiap hari ada keluhan masyarakat tentang kemacetan yang terjadi di jalur Cibiru-Cileunyi. Hal tersebut harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah, terutama pemerintah pusat karena status jalur Cibiru-Cileunyi merupakan Jalan Nasional III. Masyarakat membutuhkan aksi nyata dari pemerintah atau pemangku kebijakan terkait dalam memecahkan masalah kemacetan di jalur Cibiru-Cileunyi yang bahkan dijuluki sebagai “macet abadi”. Berbagai wacana pernah dijanjikan oleh pemerintah, termasuk salah satunya adalah pembangunan underpass Cibiru namun sampai hari ini tidak ada tanda-tanda underpass tersebut akan dibangun. Masyarakat tentu menagih janji pemerintah untuk membangun underpass di tengah kondisi jalur Cibiru-Cileunyi yang semakin padat.

Pemerintah tentunya harus membuat solusi untuk permasalahan kemacetan di jalur Cibiru-Cileunyi  karena masalah ini bukan merupakan masalah baru yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah Bandung Raya. Jalur Cibiru-Cileunyi yang sudah ada sejak lebih dari seratus tahun yang lalu tentu sangat diandalkan oleh masyarakat dan industri untuk pengiriman logistik. Peningkatan kepadatan penduduk serta tingginya mobilitas masyarakat tentu harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang memadai dan dibarengi oleh fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat.

 

*Kawan-kawan dapat membaca artikel-artikel menarik lain Mahasiswa Bersuara

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//