• Pemerintah
  • Data 8 Kolam Retensi di Kota Bandung 2020, Bukan Solusi Paripurna Menuntaskan Banjir

Data 8 Kolam Retensi di Kota Bandung 2020, Bukan Solusi Paripurna Menuntaskan Banjir

Ada 8 kolam retensi di Kota Bandung, dengan empat di antaranya memiliki volume tampung relatif besar. Namun, menangani banjir bukan semata urusan kolam retensi.

Penulis Sarah Ashilah3 November 2021


BandungBergerak.id -  Bencana banjir di Kota Bandung semakin sering terjadi setiap kali curah hujan meninggi. Pembangunan infrastuktur perkotaan membuat luasan resapan air semakin berkurang. Ditambah lagi fenomena penurunan permukaan tanah Kota Bandung dengan laju 1-20 sentimeter per tahun.

Kolam retensi atau retarding basin menjadi salah satu solusi untuk mencegah atau mengurangi luapan air ketika volumenya melebihi permukaan sungai. Air yang meluap akan mengalir ke kolam dan tertampung di dalamnya. Dengan demikian, volume air di sungai menurun, dan banjir dapat dihindari.

Merujuk data Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung yang ditayangkan di situs Open Data Kota Bandung, terdapat 8 kolam retensi yang tersebar di sungai-sungai anak Sungai Citarum yang melintasi Kota Bandung.

Dari ke-8 kolam retensi tersebut, empat di antaranya memiliki volume tampung air berskala relatif besar. Kolam Retensi Rancabolang, yang terletak di Kecamatan Gedebage, menjadi kolam dengan volume tampung terbesar. Volume kolam yang berada di saluran Sungai Cinambo ini mencapai, 890.445 meter kubik dengan luas genangan 4.597,57 meter persegi.

Berikutnya, ada Kolam Retensi Taman Lansia di Kecamatan Bandung Wetan dengan volume tampung 841.712 meter kubik, Kolam Retensi Kandaga Puspa di Kecamatan Bandung Wetan dengan volume tampung 659.328 meter kubik, dan Kolam Sarimas di Kelurahan Arcamanik dengan volume tampung 537.035 meter kubik. 

Baca Juga: Data Lengkap Perubahan Suhu Rata-rata Kota Bandung 1975-2020, Bertambah 3 Derajat Celcius dalam 46 Tahun!
Data Kelembaban Udara Rata-rata di Kota Bandung 2014-2020, Terendah di Tahun 2019

Namun, pembangunan kolam retensi, yang sebagiannya memiliki volume tampung relatif besar, tidak serta-merta bakal menuntaskan secara paripurna permasalahan banjir. Harus ada strategi dan program lain yang menyokongnya. 

Dalam artikel berjudul "Kajian Kapasitas Tampungan Kolam Retensi di Perumahan Sarimas, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung" yang ditulis oleh Anisarida, ST, MT, dan Bima Lutfi Fuad dari fakultas Teknik Sipil Universitas Winaya Mukti, menyatakan bahwa besaran debit maksimum limpasan air di Kolam Retensi Sarimas mencapai 20,52 meter kubik. Jika dilihat berdasarkan penelurusan air, kapasitas kolam tampungan maksimum diketahui hanya 72.167,37 meter kubik. Penelitian berupa analisa debit ini dikerjakan dengan menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu.  

Dalam kesimpulannya, para penulis menyebut, meskipun volume tampung Kolam Retensi Sinarmas mencapai 537.035 meter kubik, hasil penelusuran aliran masih menyisakan volume tampungan air yang cukup besar akibat kapasitas aliran keluar (outflow) masih belum memadai. Akibatnya, banjir masih kerap terjadi di areal permukiman sekitar.

Penelitian ini dipungkasi dengan saran untuk menambah kapasitas aliran keluar kolam retensi Sinarmas dengan bantuan pompa.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//