Pembukaan Taman-taman di Bandung di saat Jumlah Kasus Covid-19 mulai Naik
Sudah diperingatkan bahwa Indonesia akan dilanda gelombang baru Covid-19. Peringatan ini tentunya berlaku untuk Bandung.
Penulis Bani Hakiki30 Oktober 2021
BandungBergerak.id - Taman-taman di Bandung kembali dibuka untuk umum menyusul turunnya level kewaspadaan Covid-19 menjadi PPKM Level 2. Sebelumnya selama pagebluk, taman-taman tersebut ditutup untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Kebijakan pembukaan taman di Kota Bandung tercatat dalam Peraturan Wali Kota Bandung No.103/2021. Di saat yang sama, pusat data Covid-19 Kota Bandung justru mengalami kenaikan, setelah beberapa pekan terakhir cukup landai.
Pada Jumat 29 Oktober 2021, kasus konfirmasi positif aktif Covid-19 Kota Bandung sebanyak 226 orang, hasil penambahan 41 kasus dibandingkan data sehari sebelumnya.
Kenaikan tersebut setidaknya terjadi dalam sepekan terakhir. Misalnya pada 24 Oktober 2021, kasus konfirmasi positif aktif sebanyak 140 orang. Padahal pada 21 Oktober 2021, jumlah kasus positif aktif Covid-19 Kota Bandung sebanyak 72 orang.
Dibukanya taman-taman di Bandung diakui riskan, seperti disampaikan Julian Hadi (26), seorang warga Kota Bandung. Menurutnya, kebijakan ini cukup riskan mengingat proses vaksinasi yang belum tuntas sepenuhnya. Ia berharap relaksasi ini bisa dipantau dengan ketat oleh pihak pemerintah.
“Sebenarnya saya jarang main ke taman gini, cuma karena udah lama gak bisa ke mana-mana jadi coba menikmati aja. Semoga keputusan kayak gini bisa dijaga bersama, soalnya vaksin kan belum beres,” ungkapnya saat ditemui di Taman Margasatwa/Pet Park, Jumat (29/10/2021).
Berdasarkan pantauan BandungBergerak di beberapa taman lainnya, Taman Super Hero jadi taman teramai yang dikunjungi warga. Mayoritas pengunjung adalah keluarga dan anak-anak. Kerumunan sempat terjadi, namun bubar menjelang sore hari karena cuaca hujan.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Masing-masing Daerah Mencatat Kenaikan Jumlah Kasus Positif Aktif
Pemkot Bandung Harus Tingkatkan Anggaran Pendidikan di Masa Pagebluk
BAYI-BAYI PANDEMI (9): Menyusur Stunting di Balik Mewahnya Lingkungan Perumahan Sekejati
Kesulitan Mengatasi Kerumunan
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung mengaku bakal terus mengawal dengan ketat aktivitas warganya di sejumlah taman yang dibuka.
Para pengunjung ditentukan wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi dari aplikasi Pedulilindungi sebelum memasuki areal pertamanan. Penggunaan aplikasi itu telah diterapkan salah satunya di sekitar Alun-alun Bandung. Namun, penerapannya belum terlihat di sejumlah taman lainnya.
Di samping itu, kembali dibukanya ruang-ruang publik di kota ini juga masih menemui beberapa kendala. Menurut Kepala Seksi Pengembangan Pertamananan DPKP3 Kota Bandung, Dwi Priyono, kesulitan utamanya yaitu pengawasan kerumunan yang mungkin terjadi di lokasi-lokasi tersebut.
"Kami mengakui sulitnya mengatur kapasitas, tapi yang terpenting kami membatasinya dengan tidak ada yang bergerombol," tuturnya di Balai Kota Bandung, Kamis (28/10/2021).
DPKP3 kabarnya bakal mengirimkan sejumlah personel untuk mengawasi aktivitas warga sambil memastikan warga yang berkunjung sudah tervaksin. Selain itu, waktu kunjungannya pun dibatasi maksimal 2 jam per orang demi menjaga prokes.
Taman lainnya yang akan dibuka ialah Teras Cihampelas atau Skywalk Cihampelas. Taman ini sebelumnya sempat menjalani renovasi dengan biaya miliaran rupiah. Renovasi kemudian tertunda karena terjadi lonjakan gelombang kedua Covid-19 di Kota Bandung pada Juni dan Juli lalu. Rencananya, pembukaan Teras Cihampelas akan dilakukan akhir tahun 2021.
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Sandi menjelaskan, pengoperasian Teras Cihampels diharapkan dapat ikut serta mendorong geliat perekonomian yang sempat anjlok selama pagebluk. Ada pula beberapa fasilitas baru di areal tersebut, yakni jalur yang disiapkan khusus para pesepedah.
Ia memastikan renovasi Teras Cihampelas sudah rampung. Namun, belum dapat direaktivasi melihat kondisi mobilitas dan prokes kesehatan warga.
“Dengan adanya reaktivasi ini berharap bisa membangkitkan kembali perekonomian dan masyarakat bisa sama-sama menjaga fasilitas ini," tutur Sandi.
Peringatan Gelombang Baru Covid-19
Sudah banyak epidemolog yang memperingatkan akan munculnya gelombang baru Covid-19 di Indonesia, termasuk di Kota Bandung. Gelombang baru itu diprediksi terjadi antara akhir tahun ini dan awal 2022 mendatang.
Peringatan tersebut bukan tanpa alasan. Pergantian tahun atau tahun baru biasa dijadikan warga untuk berwisata dan berkerumun. Tradisi ini jelas berpotensi menularkan Covid-19. Gelombang penularan pada akhir tahun juga terjadi pada pergantian tahun 2020 ke 2021 lalu, sebagaimana dialami Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
“Kami pengalaman akhir tahun itu pun demikian, jadi itu (gelombang ketiga) sangat mungkin. Tapi walaupun demikian, kami berharap itu tidak terjadi. Tapi kami harus mempersiapkan, dan persiapan ini kami sudah punya pengalaman di lonjakan yang kemarin,” ungkap Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSHS, Yana Akhmad, melalui keterangan resmi di RSHS, Bandung, Selasa (26/10/2021) lalu.
Tetapi di tengah kekhawatiran itu, Pemkot Bandung memilih membuka pusat-pusat kerumunan warga. Kebijakan ini diharapkan dibarengi dengan pengawasan terhadap penggunaan protokol kesehatan yang ketat.