Warga Bandung Sudah Merasa Bebas dari Covid-19
Sebagian warga Bandung sudah mulai mengabaikan prokes di tengah peringatan gelombang baru penularan Covid-19. , Pengawasan dari Satgas Covid-19 semakin longgar.
Penulis Bani Hakiki16 November 2021
BandungBergerak.id - Aktivitas masyarakat Bandung terus meningkat sejak dilonggarkannya PPKM. Sejumlah pusat-pusat perbelanjaan hingga wisata kembali dibuka dan mendapat sambutan ramai dari pengunjung. Warga pun sudah merasa bisa hidup normal dan bebas dari Covid-19, terlebih pengawasan dari aparat atau Satgas Covid-19 terasa mengendur.
Pakar kesehatan telah mewanti-wanti meskipun jumlah kasus Covid-19 menurun, namun pemerintah dan masyarakat bukan justru melonggarkan prosedur penanganan situasi pandemi Covid-19. Lembaga pemantau Covid-19, LaporCovid-19, menegaskan pandemi Covid-19 belum sepenuhnya tuntas menghilang dan masih ada kemungkinan terburuk yakni datangnya gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang diprediksi akan kembali naik di bulan Desember 2021 atau awal 2022.
Diana (37), seorang warga Bandung, mengutarakan bahwa saat ini dirinya hampir lupa dengan protokol kesehatan ketat yang pernah ia pakai di saat Bandung disergap gelombang mematikan Covid-19 antara Juni-Juli lalu. Menurutnya, saat ini segala hal telah terasa hampir seperti normal dan aman. Apalagi ia mengaku sudah menerima vaksin dosis penuh.
“Melihat orang-orang sudah mulai ramai bisa jalan-jalan, mungkin kondisi sudah aman. Saya juga ke sini mencari hiburan sama anak dan suami soalnya udah lama banget gak bisa main,” tuturnya, saat ditemui di Alun-Alun Bandung, Senin (15/11/2021).
Alun-Alun Bandung merupakan salah satu tempat wisata dalam kota yang akhir-akhir ini ramai dikunjungi warga. Bahkan pada akhir pekan, kunjungan ke Alun-Alun Bandung dan sekitarnya selalu membludak.
Kesadaran prokes warga yang mengunjungi Alun-Alun Bandung berbeda-beda, mulai dari yang tetap ketat mengenakan masker sampai yang tidak pakai masker sama sekali. Memang beberapa petugas Satpol PP, tapi pengawasannya tidak begitu ketat.
“Kayaknya kalau sekarang mah udah dibebasin ya, gak kayak bulan-bulan sebelumnya. Sekarang mah ya kita harus bisa menjamin keselamatan masing-masing kalau mau beraktivitas,” ujar Diana.
Hal serupa juga bisa dilihat di sekitar Taman Inklusi - GOR Saparua di mana banyak pengunjung yang tidak mengenakan masker dan saling berinteraksi tanpa menjaga jarak. Banyak pedagang kaki lima yang melapak di sekitarnya, dan tidak terlihat ada pengawas yang bertugas.
Seorang pedagang Coto Makasar, Amirullah (44) mengungkapkan bahwa kondisi seperti ini telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir di mana lapaknya mulai kembali ramai dikunjungi pelanggan. Ia berusaha menerapkan prokes seketat-ketatnya saat berdagang tapi justru lebih banyak pelanggannya yang kurang memerhatikan protokol.
“Saya kurang tahu kapan (PPKM) turun ke level dua, tapi kalau pembeli sudah dari lama ramai lagi. Sudah mulai banyak yang nongkrong juga di sekitar sini, ada yang benar pakai masker, ada yang digantungin doang di leher,” ungkapnya ketika melapak di sekitar GOR Saparua, Senin (15/11/2021).
Di sisi lain, Amirullah berharap pelonggaran yang ditawarkan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa dikawal dengan ketat oleh segala kalangan. Ia mengaku cukup khawatir soal potensi gelombang penularan yang mungkin terjadi selanjutnya, tapi tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan berdagang demi mencukupi kebutuhan ekonomi yang sudah lama anjlok.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Tetap Waspada meski Jumlah Kasus Menurun
Produksi Vaksin Merah Putih Ditargetkan Tahun Depan
Selain Covid-19, Ada Beberapa Penyakit yang Harus Diwaspadai selama Musim Hujan
Pemkot Tegaskan Kembali Prokes
Ramainya aktivitas warga di ruang-ruang publik sampai juga ke telinga Pemkot Bandung. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana kembali mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama ketika mengunjungi sejumlah pusat wisata yang mendapatkan relaksasi.
Yana menegaskan pentingnya disiplin protokol kesehatan. Warga juga diingatkan agar menggunakan aplikasi PeduliLindungi yang dinilai bisa mencegah penularan.
“Jangan euforia, tetap proteksi diri. Ada aplikasi PeduliLindungi, minimal menggunakannya karena kita tidak tahu tempat yang diberi relaksasi itu pengunjungnya datang dari berbagai zona,” kata Yana dalam siaran pers, Senin (15/11/2021).
Pemkot Bandung berencana melakukan evaluasi terhadap beberapa titik wisata yang mendapatkan relaksasi kebijakan. Salah satunya evaluasi terhadap Alun-Alun Bandung.
Puskesmas Tetap Bersiaga
Sebagian besar pihak Puskesmas di Kota Bandung tetap bersiaga menghadapi kondisi lapangan yang sudah kembali ramai dengan aktivitas masyarakat. Tujuannya sebagai bentuk antisipasi gelombang Covid-19 ketiga yang berpotensi cukup tinggi penularannya.
Seorang tenaga kesehatan (nakes) UPT Puskesmas Cigadung, Rianti Hasna (29) mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini terus memantau penerapan PPKM Level 2 di Kota Bandung. Selama dua pekan terakhir, ia mengaku belum pernah menghadapi lagi penyintas Covid-19 di tempatnya bekerja meskipun kasus harian masih terus muncul di sejumlah wilayah lainnya.
“Kami tetap siaga karena belum ada jaminan penularan (Covid-19) berhenti walaupun sudah banyak warga yang tervaksin. Kita semua gak bisa lengah dengan keadaan, bagaimana pun juga pandemi ini tanggungjawab bersama, apalagi kami (nakes) berada di garis paling depan,” ungkapnya kepada Bandungbergerak.id saat dihubungi, Senin (15/11/2021).
Sampai saat ini, UPT Puskesmas Dago masih menjalankan program tes PCR gratis untuk seluruh masyarakat. Jumlah temuan kasus positif terpantau turun drastis sejak pertengahan Oktober 2021, namun Rianti mengimbau masyarakat agar tidak terbawa arus euforia karena pagebluk dianggap belum selesai.