• Nusantara
  • Selain Covid-19, Ada Beberapa Penyakit yang Harus Diwaspadai selama Musim Hujan

Selain Covid-19, Ada Beberapa Penyakit yang Harus Diwaspadai selama Musim Hujan

Masyarakat perlu menjaga imunitas, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, serta menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kondisi Jalan Margacinta, Bandung, tersendat karena banjir yang disebabkan oleh lemahnya sistem drainase dalam menghadapi derasnya curah hujan, Selasa, (2/11/2021). (Foto: Bambang Firmansyah/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana9 November 2021


BandungBergerak.idMasyarakat diminta mewaspadai beberapa penyakit yang berpotensi muncul saat musim hujan. Selain masih berhadapan dengan Covid-19, penyakit pertama yang patut diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD)

Epidemiolog UGM, Citra Indriani, melihat ada kemungkinan peningkatan penyakit DBD di saat musim hujan. Saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan inang pembawa virus dengue, sehingga penularannya juga semakin tinggi.

Citra pun mengingatkan, upaya 3M yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat genangan air perlu diperhatikan ojleh masyarakat. Dengan 3M maka demam berdarah dengue bisa dicegah.

“Langkah lain untuk mencegah penyakit DBD ialah dengan menggunakan lotion anti nyamuk maupun kelambu guna menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypty,” kata Citra Indriani, mengutip laman resmi UGM, Selasa (9/11/20212).

Setelah demam berdarah dengue, leptospirosis juga menjadi penyakit yang banyak timbul saat musim hujan, terutama di daerah yang banyak terdapat genangan air atau kondisi banjir.

Untuk itu, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir perlu mewaspadai penyakit akibat bakteri leptospira yang disebarkan melalui air kencing tikus ini. Bakteri leptosira dapat menginfeksi manusia lewat kulit, khususnya jika ada luka.

“Upayakan selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari leptospirosis,” imbau dosen FKKMK dan peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM ini.

Masyarakat juga diimbau untuk selalu menjaga lingkungan sekitar agar tidak menjadi sarang tikus. Lalu, membersihkan saluran-saluran air di sekitar rumah supaya tidak tersumbat dan menjadi genangan saat hujan. Berikutnya, jika akan membersihkan saluran air diupayakan untuk menggunakan APD untuk mencegah terinfeksi bakteri leptosira.

Ia menambahkan penyakit diare juga rentan mengalami peningkatan saat musim penghujan, terlebih di daerah yang terdampak bencana banjir. Banjir biasanya menyebabkan sistem sanitasi terganggu sehingga berpotensi adanya peningkatan kasus diare di wilayah yang terkena banjir.

Selain itu, Citra menuturkan bahwa penyakit malaria di beberapa daerah endemis malaria juga biasanya akan meningkat saat musim hujan datang. Lalu, penyakit lain yang biasa muncul adalah flu biasa.

Lantas bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mencegah infeksi muncul saat musim hujan? Citra menyebutkan masyarakat perlu menjaga imunitas, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, serta menjalani pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Baca Juga: Data Curah Hujan di Kota Bandung 1998-2020, Tahun 2010 Paling Basah
Inovasi ala Simon, Ciptakan Helm Antingantuk sampai Alat Pemanfaatan Air Hujan
Kota Bandung: Musim Kering Krisis Air, Musim Hujan Terancam Banjir

Tetap Waspada Covid-19

Citra Indriani meminta agar masyarakat juga tetap mematuhi protokol kesehatan 5M guna mencegah penularan Covid-19. Ini perlu dilakukan karena penyebaran virus corona belum berhenti.

Mengutip Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, per 8 November 2021 secara nasional kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, berkurang sebanyak 1.051 kasus dan totalnya menjadi 9.774 kasus (0,2 persen). Sementara pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), bertambah sebanyak 244 kasus dan kumulatifnya.

Disamping itu, pasien meninggal juga bertambah lagi sebanyak 12 kasus dan kumulatifnya mencapai 143.557 kasus (3,4 persen). Sementara angka kesembuhan harian bertambah mencapai 1.283 orang sembuh per hari. Adanya penambahan hari ini meningkatkan angka kumulatif kesembuhan hingga menembus angka 4 juta orang sembuh atau tepatnya 4.095.078 orang (96,4 persen).

Editor: Redaksi

COMMENTS

//