• Nusantara
  • Produksi Vaksin Merah Putih Ditargetkan Tahun Depan

Produksi Vaksin Merah Putih Ditargetkan Tahun Depan

Saat ini vaksin Merah Putih akan memasuki tahap uji klinis kepada manusia.

Warga menjalan suntik vaksin Covid-19 di kawasan wisata Dusun Bambu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (15/9/2021). Vaksinasi massal dengan tema wisata vaksin ini menggunakan vaksin Covid-19 buatan Moderna. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana10 November 2021


BandungBergerak.idPengembangan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, vaksin Merah Putih, terus berlanjut. Ditargetkan, vaksin Merah Putih sudah bisa di produksi tahun 2022 mendatang.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, menyatakan saat ini vaksin tersebut dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Airlangga (Unair). Hasil uji praklinik terhadap hewan menunjukkan hasil yang bagus dan memiliki efisiensi yang tinggi.

Tahap selanjutnya, vaksin Merah Putih akan melewati tahap uji klinik kepada manusia diserahkan yang dilakukan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Tahapan uji klinik ini terdiri dari tahap pertama yang dilakukan untuk melihat aspek keamanan (safety) dari vaksin dan membutuhkan 100 orang sebagai sampel.

Kemudian, uji klinik tahap kedua yang akan melibatkan sekitar 400 orang guna melihat aspek terkait imunogenisitasnya. Serta, uji klinik tahap ketiga yang akan melibatkan sekitar 3.000 orang untuk melihat efikasi vaksin itu sendiri.

“Saya berdoa mudah-mudahan lancar sehingga pada semester kedua tahun depan, vaksin merah putih telah bisa diproduksi. Hal ini juga sangat bergantung pada bantuan dari Ibu Gubernur Jawa Timur, karena rencananya akan dilakukan di Surabaya,” papar Budi Gunadi Sadikin, seperti dikutip dari laman Unair, Rabu (10/11/2021).

Terkait skenario uji klinik tahap ketiga, sambung Menkes menyatakan masih dalam tahap penyusunan. Jadi, selain digunakan untuk proses vaksinasi yang diberikan sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah terkait penggunaan vaksin sebagai booster dan juga untuk anak-anak.

“Jadi, skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali, kemudian untuk skenario kedua vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya dan skenario ketiga vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak dibawah 12 tahun,” jelas Budi.

Pada kesempatan tersebut, Budi juga menyaksikan secara langsung penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Budi mengungkapkan bahwa apa yang telah dilakukan Unair dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinik kurang dari satu tahun.

Sejak awal pengembangan, tambah Ir. Budi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah dilibatkan. Sehingga, semua pihak bersama-sama melakukan percepatan dalam mengembangkan vaksin pertama buatan dalam negeri.

“Sekali lagi, saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi terhadap rekan-rekan di Unair karena menjadi yang pertama dalam menciptakan produksi vaksin dalam negeri. Saya juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Saya doakan mudah-mudahan Unair saat ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dan akan menjadi lebih baik ke depan dari pada kondisi sekarang,” tutupnya.

Baca Juga: Setahun Pandemi Covid-19 di Bandung, Vaksinasi Merata Jadi Kunci
Mahasiswa S3 Unpas Berikan Vaksin Covid-19 Gratis, Mahasiswa Unpad Terjun Jadi Relawan Vaksinasi
Ilmuwan Dunia Mendeteksi Varian Baru Mirip Delta, Vaksinasi Covid-19 Perlu semakin Dipercepat

Kebutuhan Vaksin Covid-19

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencatat terdapat, kasus terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen) bertambah sebanyak 434 orang. Total kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 4.248.843 kasus.

Sementara perkembangan program vaksinasi, penerima vaksin ke-1 bertambah sebanyak 1.064.798 orang dengan totalnya sudah melebihi angka 126 juta orang atau 126.459.285 orang. Sedangkan penerima vaksinasi ke-2 bertambah 858.050 orang dan totalnya meningkat melebihi 80 juta orang atau angka tepatnya 80.070.525 orang.

Serta penerima vaksin ke-3 bertambah 2.961 orang dan kumulatifnya melebihi 1,1 juta orang atau 1.170.175 orang. Untuk target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.

Masih tingginya jumlah sasaran vaksinasi menandakan Indonesia masih membutuhkan pasokan vaksin yang tidak sedikit jumlahnya. Vaksin Merah Putih diharapkan bisa menjawab kebutuhan vaksin Covid-19 tersebut.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//