Mahasiswa S3 Unpas Berikan Vaksin Covid-19 Gratis, Mahasiswa Unpad Terjun Jadi Relawan Vaksinasi
Kedulian datang dari warga untuk membantu program vaksinasi Covid-19. Pemerintah sendiri harus lebih gencar dalam melakukan vaksinasi.
Penulis Iman Herdiana16 Agustus 2021
BandungBergerak.id - Pandemi Covid-19 yang kini masuk tahun kedua, menimbulkan keprihatinan sekaligus kepedulian. Hal ini pula yang mendorong Riris Riska Diana untuk memberikan vaksinasi Covid-19 gratis kepada masyarakat. Mahasiswi program S3 Ilmu Hukum Universitas Pasundan (Unpas) ini berharap warga yang mendapatkan vaksin bisa terhindar dari risiko keparahan penyakit infeksi Covid-19.
Dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, pemilik bisnis produk kecantikan ini menggandeng kepolisian. Mengutip laman resmi Unpas, Senin (16/8/2021), Riris mendirikan gerai vaksin di beberapa titik di Kota Depok.
Selama empat hari pelaksanaan vaksinasi Covid-19, 5-8 Agustus 2020, sedikitnya ada 1.500 warga ikut berpartisipasi. Tak hanya itu, Riris juga terjun langsung mengedukasi warga agar mau divaksin.
“Saya ajak warga datang ke sini, tidak lama kok, paling hanya 10 menit. Cuma butuh waktu singkat mereka sudah memproteksi diri dari risiko penularan virus corona,” ujar Riris Riska Diana.
Alumni Magister Ilmu Hukum Unpas itu mengatakan, dirinya sedih setiap mendengar berita kehilangan anggota keluarga akibat Covid-19. Ia ingin memberikan kontribusi terbaiknya karena masih banyak warga Depok yang belum divaksinasi.
“Saya berpikir bagaimana cara berkontribusi untuk membuat Covid-19 berkurang. Pastinya dengan tidak banyak beraktivitas dan berani divaksin sebagai perlindungan kita dan keluarga tercinta,” terangnya.
Inisiatif memberikan vaksin bagi warga Depok diharapkan bisa menyumbang capaian target vaksinasi yang kini sedang dikebut pemerintah. Riris yakin Indonesia bisa kembali sehat. Dalam situasi pagebluk, sesama warga harus saling bergotong royong.
Relawan Vaksinasi Unpad
Jika Riris Riska Diana membagi-bagi vaksin Covid-19, cerita lain datang dari mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang menyumbangkan tenaganya untuk membantu pelaksanaan program vaksinasi Covid-19. Karena seperti diketahui, tenaga medis yang menjalankan program vaksinasi massa di Indonesia jumlahnya sangat terbatas, mereka sangat membutuhkan bantuan dari relawan.
Unpad sendiri menggelar program vaksinasi bagi mahasiswa, keluarga dosen, dan tenaga kependidikan, serta masyarakat umum sejak 24 Juli lalu. Dalam pelaksanaan vaksinasi ini, Unpad dibantu relawan vaksinasi dari berbagai fakultas di lingkungan Unpad.
Tasya Alya Firdaus, misalnya. Mahasiswa semester 7 Fakultas Farmasi Unpad ini sudah 6 kali menjadi relawan vaksinasi Unpad. Keikutsertaan Tasya sebagai relawan vaksinasi merupakan implementasi dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Kemendikbudristek RI untuk bidang vaksinasi.
Saat proses vaksinasi, Tasya membantu sebagai asisten vaksinator. Selain itu, ia juga pernah membantu untuk proses manajemen penyimpanan vaksin, hingga pernah juga membantu di meja observasi atau memasukkan data peserta ke dalam aplikasi Pcare.
Selama menjadi relawan, Tasya mengaku mendapatkan banyak pengalaman yang berkesan. Apalagi, keikutsertaannya pada program Kampus Merdeka juga sudah terintegrasi dengan kegiatan perkuliahan.
“Biasanya setahun praktikum daring, tapi dengan jadi relawan sudah dianggap praktikum juga, bisa langsung terjun ke lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat. Seru, hectic tapi senang,” kata Tasya, seperti dikutip dari laman resmi Unpad.
Mahasiswa lainnya, Meivie Tivalli, juga tergerak menjadi relawan. Mahasiswa semester 7 Program Studi Biologi Fakultas MIPA ini merasa senang menjadi relawan dan membantu proses vaksinasi di Unpad. “Banyak manfaatnya dan menjadi pengalaman juga bagi saya,” kata Meivie.
Meivie sudah 5 kali ikut menjadi relawan pada kegiatan vaksinasi Unpad. Bersama mahasiswa Biologi lainnya, Meive menempati posisi gatur di bagian depan. Ia bertugas mengatur alur relawan vaksinasi yang akan masuk ke dalam ruang vaksinasi.
Meski bukan berasal dari fakultas rumpun kesehatan, Meivie mengaku banyak mendapat pengalaman di dunia yang baru ia masuki. Ia mengaku menjadi relawan vaksinasi merupakan pengalaman baru.
Koordinator vaksinasi Satgas Covid-19 Unpad Insi Farisa Desy Arya mengatakan, sebanyak 125-146 relawan mahasiswa ikut serta dalam pelaksanaan vaksinasi di Unpad. Mahasiswa tersebut merupakan peserta program Kampus Merdeka maupun relawan di luar Kampus Merdeka yang secara khusus ikut mengatur jalannya proses vaksinasi.
Para relawan mahasiswa berasal dari seluruh fakultas, bukan hanya kesehatan. Mereka tergabung dalam kelompok Kampus Merdeka. Satu kelompok memiliki satu dosen pembimbing. Melalui program Kampus Merdeka, keikutsertaan sebagai relawan akan terintegrasi ke pendidikan.
Program tersebut setara dengan mengikuti perkuliahan 3 SKS yang disesuaikan dengan kebijakan prodi masing-masing.
Untuk bisa dianggap mengikuti perkuliahan 3 SKS, mahasiswa diwajibkan menjadi relawan setidaknya 8-10 kegiatan vaksinasi massal maupun reguler di Unpad. Selain vaksinasi massal, Unpad sendiri membuka pelayanan vaksinasi reguler yang digelar di Klinik Kesehatan Unpad, baik di Dipati Ukur maupun di Jatinangor.
Pembelajaran bagi Mahasiswa
Keikutsertaan mahasiswa sebagai relawan bertujuan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman secara langsung. Selain itu, para dosen yang bertindak sebagai pembimbing juga bisa mengonversikan kegiatan ini sebagai realisasi pengabdian kepada masyarakat.
Insi menjelaskan sejumlah capaian yang akan diperoleh mahasiswa. Capaian pertama, mahasiswa akan didorong untuk bekerja sama. Keikutsertaan mahasiswa dari berbagai fakultas mendorong mereka untuk belajar membangun kerja tim yang baik.
Capaian kedua, mahasiswa belajar bagaimana melayani dan memiliki jiwa melayani orang. Hal ini membutuhkan komunikasi yang baik agar peserta akan mendapat pelayanan berkesan. Hal ini juga termasuk bagaimana cara menolak yang baik apabila ada masyarakat yang ingin divaksin tetapi tidak melakukan pendaftaran daring terlebih dahulu.
“Ini kesempatan yang baik yang bisa dicapai di era pandemi. Lewat daring, pembelajaran seperti ini agak susah, human touch-nya kurang,” kata Insi.