• Kampus
  • Mengubah Limbah Kulit Kopi Menjadi Makanan dan Minuman

Mengubah Limbah Kulit Kopi Menjadi Makanan dan Minuman

Selain penelitian kulit kopi ceri oleh tim SITH ITB, tiga mahasiswa UI juga menawarkan riset rekayawa biji kopi.

Pelatihan pengolahan kulit kopi ceri kepada Kelompok Wanita tani (KWT) Mekar Mandiri di Desa Cibunar, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, 13 November 2021. (Dok. ITB)

Penulis Iman Herdiana20 November 2021


BandungBergerak.idSiapa sangka limbah kulit kopi bisa dibikin makanan dan minuman? Pertanyaan ini dijawab tim riset Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) saat menyampaikan materi terkait pengolahan kulit kopi ceri kepada Kelompok Wanita tani (KWT) Mekar Mandiri di Desa Cibunar, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Pada kegiatan yang berlangsung 13 November 2021 itu, warga yang menjadi peserta  diberi pelatihan pembuatan marble cake dan cookies berbahan dasar cascara atau kulit kopi ceri, serta minuman kekinian yang juga berbahan dasar cascara.

Materi pelatihan diberikan tim riset SITH ITB yang terdiri dari Muhammad Yusuf Abduh dan Mia Rosmiati. Tim menyatakan, pelatihan ini disambut baik oleh berbagai kalangan masyarakat di Desa Cibunar. Risa Meiyani salah satu anggota KWT Mekar Mandiri di Desa Cibunar, mengatakan kegiatan tersebut bermanfaat bagi kelompok tani.

“Adanya kegiatan ini, alhamdulillah banyak sekali manfaatnya untuk kelompok kami di antaranya kita dapat mengetahui berbagai macam bahan-bahan untuk membuat kue, minuman, dan berbagai macamnya lagi. Kita dapat memanfaatkannya dari bahan kopi yang kita punya dan bahan makanan lainnya, juga terima kasih untuk pembinaan dari ITB ini kami bisa mempunyai resep -esep terbaru lagi,” kata Risa, seperti dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (20/11/2021).

Penelitian yang telah dilaksanakan selama tiga tahun terakhir ini terinspirasi dari manfaat yang dihasilkan cascara seperti tingginya antioksidan dan beragam nutrisi lainnya yang sering kali tidak diolah dan malah menjadi limbah. Dari hasil penelitian ini, tim riset SITH ITB berhasil menghasilkan tiga produk turunan limbah kulit kopi cascara yaitu kue, suplemen kesehatan, dan minuman serta alat pengeringan cascara yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Desa Cibunar.

Macam-macam Produk Olahan Cascara

Muhammad Yusuf Abduh sebagai ketua tim peneliti berharap supaya kegiatan diseminasi yang dilaksanakan dapat menjadi contoh dan juga memberikan informasi serta membuka wawasan dan memberikan keterampilan kepada masyarakat khususnya Kelompok Tani Mekar Mandiri dalam memvalorisasi kulit ceri kopi menjadi bioproduk bernilai tinggi.

“Semoga Kelompok Wanita Tani Mekar Mandiri dapat menjadi contoh kepada Kelompok Wanita Tani yang lain dalam mengembangkan bioproduk berbasis sumber daya alam dengan kreatif, inovatif, dan menjadi Kelompok Wanita Tani yang terdepan dan mandiri,” katanya.

Ia mengatakan, sudah saatnya Indonesia berinovasi dalam pengolahan limbah. “Mari menjadi masyarakat yang kreatif dan inovatif dalam melihat peluang pemanfaatan bioproduk berbasis sumber daya alam yang sering kali memiliki banyak manfaat terpendam di dalamnya namun belum diolah lebih lanjut,” pungkasnya.

Baca Juga: Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat di Indonesia Sangat Minim
Cara Aman Berinvestasi Saham bagi Pemula
Memanfaatkan Data Sains dalam Agrikultur

Rekayasa Genetik Biji Kopi

Masih soal kopi, tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani kopi. Solusi yang ditawarkan Tim E2 FTUI terdiri atas tiga elemen kunci, yaitu:

Kultivasi biji kopi peaberry yang telah dimodifikasi secara genetik menjadi lebih kecil, penggunaan kemasan kedap udara, dan pengoptimalan kemasan dari dari segi desain dan bentuk yang membuat biji kopi dapat dikemas sebanyak mungkin dalam satu kantong kemasan dan tidak menyisakan ruang kosong yang sia-sia.

Tim E2 FTUI terdiri dari Mark Clio Davis (Teknik Elektro ‘18), M. Fauzi Rahmad (Teknik Elektro ‘18), dan Nicholas William (Teknik Kimia ‘18). Fauzi Rahmad mengatakan, biji kopi yang dipilih harus melalui Genetically Modified Organism (GMO), yaitu biji peaberry. Biji kopi peaberry dipilih karena ukurannya yang kecil, bentuk yang lebih bulat dan memiliki kualitas rasa dan aroma yang tinggi. Modifikasi genetik dilakukan dengan menambahkan DNA ke dalam genome tanaman kopi tersebut.

“Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk melakukan rekayasa genetik ini. Pertama, perlu dilakukan identifikasi genome mana yang diinginkan. Analisis ini dilakukan dengan membuat perbandingan biji kopi pearberry dengan biji kopi yang biasa ditemukan di pasaran. Kemudian memasukkan genome tersebut ke dalam plasmid bakteri (agrobacterium tumefaciens) yang akan menginfeksi sel tanaman kopi normal sehingga menghasilkan biji kopi peaberry yang diinginkan,” papar Nicholas William, mengutip laman resmi Universitas Indonesia.

Tim E2 FTUI berharap solusi yang ditawarkan dapat membantu petani-petani kopi Indonesia menghasilkan kopi berkualitas untuk memenuhi permintaan pasar dan tidak membuat petani mengeluarkan beban besar untuk proses pembiayaan.

Industri kopi di Indonesia sendiri berkembang pesat dalam kurun waktu lima tahun terakhir membuat tingkat konsumsi kopi di Indonesia juga meningkat. Salah satu masalah yang menjadi perhatian petani dan pelaku industri kopi adalah bagaimana memaksimalkan distribusi hasil panen dari petani dan tetap menjaga kualitas biji kopi saat proses pendistribusian ke para pelaku industri kopi.

Petani kopi lebih memilih menjual hasil produk mereka dalam bentuk bubuk untuk memaksimalkan kemasan sehingga biaya distribusi mereka lebih murah. Sedangkan pembeli lebih menginginkan produk yang masih berbentuk biji kopi untuk kemudian diolah secara mandiri di tempat usaha mereka. Hal ini karena biji kopi lebih tahan lama disimpan serta biji kopi yang diolah sebelum disajikan memiliki kualitas aroma dan kopi yang lebih kuat.

Riset yang ditawarkan tim UI ini membawa kemenangan dalam ajang bergengsi tingkat nasional yang dilaksanakan oleh AIChE ITB Student Chapter. Pada ajang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan pada 12 Desember 2020-21 Februari 2021 tersebut, tim E2 UI, berhasil meraih penghargaan 2nd Runner Up dengan karya ilmiah yang berjudul “Optimization of Genetically Modified Peaberry Cultivation with Commercial Packaging (MOGE) to Coffee Industry.”

Editor: Redaksi

COMMENTS

//