UI Memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Energi baru terbarukan terus digali. Selain UI yang membangun PLTSa, mahasiswa UGM mengembangkan sumber energi listri dari ubin atau lantai.
Penulis Iman Herdiana4 Desember 2021
BandungBergerak.id - Sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia amat melimpah. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Baru-baru ini, teknologi PLTSa dikembangkan kampus Universitas Indonesia (UI) dan menghasilkan 234 kWh.
Pengembangan PLTSa tersebut berkat kerja sama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA) UI dengan PT Paiton Energy melalui program Waste to Energy CSR Project.
PLTSa tersebut akan menjadi sumber energi listrik bagi laboratorium Parangtopo UI. Dengan cara ini, UI juga menemukan model pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Peresmian PLTSa dilakukan di Balai Sidang Kampus UI, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (1/12/2021). Acara dihadiri Rektor UI Ari Kuncoro dan Presiden Direktur PT Paiton Energy Koichiro Miyazaki.
Ari Kuncoro mengatakan, UI berkomitmen menjalankan perannya dalam memenuhi indikator tujuan pembangunan berkelanjutan. Sebagai institusi pendidikan tinggi, UI memiliki fungsi vital untuk memproduksi pengetahuan dan juga inovasi teknologi terapan yang memiliki orientasi pada keseimbangan sosial dan ekologi.
“Kerja sama yang dilaksanakan UI bersama PT Paiton Energy dalam mengembangkan teknologi penghasil energi terbarukan yakni dengan cara mendaur ulang limbah, merupakan aksi nyata kolaborasi antara pihak swasta dengan universitas untuk menawarkan solusi dalam menghadapi krisis lingkungan hidup,” ujar Ari, sebagaimana dikutip dari laman resmi UI.
Dalam program Waste to Energy CSR Project ini, Paiton Energy mendonasikan delapan unit mesin Biodigester yang berfungsi sebagai PLTSa. Mesin tersebut beroperasi dengan memanfaatkan limbah sampah organik dan kotoran hewan maksimal dua ton per hari.
Selain menghasilkan listrik sebesar 234 kWh, mesin biodigester juga mampu memproduksi pupuk padat dan cair untuk pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat binaan UI.
Koichiro Miyazaki mengatakan penanganan sampah untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah tantangan besar di dunia dan juga Indonesia. “Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah membuat pembangkit listrik tenaga sampah, melalui program CSR kami, Waste to Energy CSR Project” kata dia.
Menurut Miyazaki, keberadaan PLTSa di UI memiliki manfaat yang besar karena akan memperdalam pengetahuan dalam mengoperasikan pembangkit waste to energy dan memberikan peluang untuk meningkatkan kelayakan komersial pembangkit melalui studi bersama. Pengetahuan dan peningkatan tersebut sangat penting untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mendorong penggunaan energi terbarukan.
Sementara itu, Direktur Pengabdian & Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI) Agung Waluyo, mengatakan program Waste to Energy CSR Project ini terfokus pada pemanfaatan sampah dan limbah organik.
“Untuk pemanfaatan biodigester yang akan diisi dengan daun-daun, kotoran hewan, sisa kotoran belatung, sehingga dapat mengasilkan biogas yang akan langsung kami manfaatkan untuk menggerakkan mesin pembangkit listrik,” kata Agung.
Hal senada disampaikan Pejabat Dekan FMIPA UI (2018-2021) Rokhmatuloh yang mengatakan bahwa pihak UI menginginkan kampus ini menjadi kampus hijau dan mandiri energi listrik.
“Kerja sama dengan Paiton Energy atas program Waste to Energy CSR Project ini dapat menjadi salah satu keberhasilan cita-cita kami ini,” kata Rokhmatuloh.
Paiton Energy telah melaksanakan program CSR sejak tahun 2000 yang dirancang setiap tahun, dan dipantau oleh Komite Pengembangan Masyarakat. Program dikategorikan dalam tiga fokus yaitu mendukung keberlanjutan perusahaan (pembangkit), keberlanjutan sosial ekonomi, serta keberlanjutan energi dan lingkungan.
Baca Juga: HopeHelps Unpar Menyediakan Tempat Aman bagi Korban Kekerasan Seksual
Berikut ini Tahapan Pendaftaran SNMPTN 2022
Mahasiswa UGM Gagas Ubin Penghasil Listrik
Masih terkait energi baru terbarukan, sekelompok mahasiswa UGM merancang gagasan pengembangan ubin yang mampu menghasilkan energi listrik. Ide tersebut berhasil menghantarkan mereka meraih juara 2 dalam lomba Eco Business Plan Environation 2021 ITS, belum lama ini.
“Kami mengajukan rancangan bisnis berupa inovasi ubin penghasil listrik dari hentakan kaki manusia,” tutur Ketua tim UGM, Bahana Aslamabel, seperti dikutip dari laman resmi UGM.
Ia bersama dengan timnya dari Fakultas Teknik UGM yakni Muhammad Amarutsli (Teknik Mesin’18) dan Ferraldy Kurnia Rizqi (Teknik Mesin’18) berhasil meraih Juara 2 Lomba Business Plan ‘Environation’ setelah menyisihkan 27 tim lain dari berbagai berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Bahana menjelaskan dalam lomba tersebut timnya mengusung konsep pengembangan produk yang dinamai Floor Electric Generator (Felectrig). Floor Electric Generator merupakan inovasi pembangkit listrik alternatif yang menggunakan piezoelektrik dan memanfaatkan langkah kaki manusia.
“Felectrig berupa ubin yang diletakkan pada lantai di berbagai tempat publik seperti tempat wisata, mal, bandara, dan tempat ramai pengunjung lainnya sehingga dapat mengonversi langkah kaki orang yang melewati lantai tersebut menjadi listrik yang digunakan untuk alat elektronik seperti lampu,” paparnya.
Bahana mengatakan ke depan mereka akan terus melakukan pengembangan produk. Dengan begitu nantinya produk dapat digunakan dan bermanfaat, khususnya dalam menghadirkan alternatif memberikan pasokan listrik.