Diperkirakan Sekitar 200.000 Anak Usia 6-11 Tahun di Bandung Harus Mendapatkan Vaksinasi Covid-19
Pendataan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6 sampai 11 tahun Kota Bandung diharapkan akurat dan merata. Sehingga kekebalan komunal benar-benar tercapai.
Penulis Emi La Palau14 Desember 2021
BandungBergerak.id - Vaksinasi Covid-19 memulai babak baru dengan digulirkannya program imunisasi terhadap anak berusia 6-11 tahun atau setara dengan anak pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Bandung menjadi kota yang masuk kriteria bisa melakukan vaksinasi pada anak usia 6-11 tahun ini. Diperkirakan, jumlah anak berusia 6-11 tahun di Kota Bandung yang harus mendapatkan vaksinasi berjumlah antara 180.000 hingga 200.000-an anak.
Meski Pemkot Bandung belum mengeluarkan jumlah anak 6-11 tahun di Kota Bandung yang akan menjadi sasaran vaksinasi Covid-19, namun setidaknya Badan Pusat Statistik (BPS) maupun data Dinas Pendidikan Kota Bandung bisa sedikit memberikan gambaran.
Misalnya, Dinas Pendidikan Kota Bandung pernah merilis bahwa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021 Kota Bandung untuk jenjang SD mencapai 34.502 anak. Sehingga jika dikalikan 6 (mengacu pada anak usia 6-11 tahun), maka jumlah anak menjadi 207.012 orang.
Sementara merujuk data BPS Kota Bandung, pada 2020 jumlah anak di Kota Bandung mencapai 558.172 orang, sebanyak 180.402 anak di antaranya berusia 5-9 tahun dan 195.654 orang anak berusia 10-14 tahun, serta sisasanya anak berusia 0-4 tahun. Jadi, jika mengacu pada kedua sumber data tersebut, jumlah anak usia 6-11 tahun Kota Bandung ada di kisaran antara 180.000 dan 200.000-an anak.
Mengenai angka ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan sejauh ini masih dalam pendataan. “Angka belum. Masih koordinasi Disdik, Kemenag, Disdukcapil,” kata Ahyani, melaui pesan singkat kepada BandungBergerak.id, Selasa (14/12/2021).
Koordinasi dengan Kemenag untuk memastikan jumlah anak usia 6-11 tahun yang sekolah di sekolah yang dinaungi kementerian agama, seperti madrasah ibtidaiyah (MI) maupun pesantren. Sementara koordinasi dengan Disdukcapil untuk mengetahui data kependudukan di mana jumlah anak juga ada di situ.
Ketua Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung Dwi Subawanto berharap Pemkot Bandung melalui Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan agresif dalam melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6 sampai 11 tahun, termasuk di bidang pendataan jumlah anak.
Dwi meminta Kota Bandung agar mencontoh DKI Jakarata dalam hal pendataan dan persiapan. Diketahui, jumlah anak usia 6-11 tahun di DKI Jakarta sebanyak 1,1 juta jiwa. Data ini bersumber dari data pokok pendidikan (Dapodik) di Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Ketersediaan data dan pemerataan vaksinasi penting untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity)
“Soal jumlahnya mungkin di Disdik kabupaten/kota karena memang wewenang ada di kabupaten dan kota. Harus contoh warga DKI yang punya anak usia 6- 11 tahun akan digenjot proses vaksinasinya,” kata Dwi.
Sementara ini, vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6 sampai 11 tahun di Kota Bandung masih dalam proses persiapan, antara lain, sosialisasi kepada Puskesmas-puskesmas sebagai pelaksana penyuntikkan, seperti disampaikan Kepala Puskesmas Babatan, Misnawati.
Misnawati mengatakan, teknik pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun kurang lebih sama dengan teknik yang dipakai pada vaksinasi anak untuk usia di atas 12 tahun (usia SMP dan SMA) beberapa waktu lalu, yaitu dengan cara petugas Puskesmas datang langsung ke sekolah-sekolah yang ada di lingkungan Puskesmas untuk melakukan penyuntikkan.
Untuk usia anak yang diperbolehkan mendapatkan penyuntikkan yakni mereka yang berusia 6 tahun lebih sampai 11 tahun. Tidak diperbolehkan bagi mereka yang masih kurang dari 6 tahun. Dan rentang sekolah yang akan menerima vaksin yakni usia kelas 1 hingga 5 sekolah dasar.
“Kita yang datang ke sekolah. Ke UKS-nya. Mungkin sekolah, sosialisasi juga dengan orang tua muridnya,” ungkapnya, kepada Bandungbergerak.id, melalui sambungan telepon, Selasa (14/12/2021).
Menurut Misnawati, untuk anak-anak yang tidak bersekolah, bisa mendapatkan suntukan vaksin dengan datang langsung ke fasilitas kesehatan atau Puskesmas terdekat. Lebih lanjut, pihaknya masih akan mengumpulkan data detail untuk penyuntikkan, dan masih terus menjalin berkoordinasi dengan aparat kewilayahan seperti kecamatan, kelurahan, dan sekolah. “Karena itu kita mengejar vaksianasi itu kan untuk PTM terbatas,” ungkapnya.
Nantinya ketika pelaksanaan, anak-anak yang akan mendapatkan vaksinasi harus dalam keadaan sehat, tekanan darah 140 per 90. Jika ada yang sakit maka penyuntikkan akan ditunda.
Orang Tua Diimbau Mengantar Anak untuk Vaksinasi
Di lain pihak, Kepala UPT Puskesmas Tamblong, Budhi, mengatakan dalam proses vaksinasi nanti, orang tua diminta untuk mendampingi anak-anaknya ke fasilitas kesehatan dan sekolah. Dengan kata lain, orang tua sebaiknya mengantar anak ketika akan divaksinasi, mengingat orang tua yang paling tahu kesehatan anaknya.
“Kalau menurut saya untuk anak usia 6 - 11 tahun, pada saat nanti divaksinasi harus didampingi salah satu saja orang tua yang benar-benar paham riwayat kesehatan anaknya. Bukan oleh pembantu atau sopir atau lainnya yang tidak tahu menahu tentang riwayat kesehatan anak,” ungkap Budhi.
Vaksin yang dipakai sesuai dengan saran dari Kementrian Kesehatan, yaitu vaksin yang telah memiliki ijin penggunaan atau Emergency Use Autorization (EUA), yakni Sinovac. Proses penyuntikkannya tidak jauh berbeda dengan anak usia di atas 11 tahun. Yang membedakaan hanya umur dan rentang waktu 28 hari dari dosis pertama.
Di Puskesmas Tamblong sendiri saat ini masih dalam tahap persiapan menghadapi program vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun, setelah mendapatkan sosialisasi dari Dinas Kesehatan Kota Bandung sebelumnya.
“Untik di Puskesmas, yang pasti secara internal harus lakukan sosialisasi juga kepada seluruh anggota tim, mungkin baru besok siang,” kata Budhi.
Persiapan lainnya adalah melakukan inventarisasi ketersediaan alat penunjang skrining yang disesuaikan dengan kebutuhan anak usia 6-11 tahun, juga melakukan pendataan dan pemetaan terhadap anak usia 6 hingga 11 tahun yang bersekolah di wilayah kerja Puskesmas. Siswa yang belum sekolah ataupun yang putus sekolah juga akan didata.
Koordinasi kemudian dilakukan dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Kemenag, TKSK serta aparat kewilayahan. Khusus kepada orang tua, Budhi meminta mereka agar tidak perlu khawatir terhadap keselamatan anaknya yang akan mengikuti program vaksinasi.
Ia menjelaskan, vaksinasi akan memberikan perlindungan bagi anak dari infeksi Covid-19. Menurutnya, anak-anak berada dalam posisi rentan di masa pandemi saat ini, sehingga dengan vaksinasi kesehatan mereka akan terjaga.
“Kita sebagai orang tua tentu tidak akan membiarkan hal ini. Jadi marilah kita lindungi tubuh anak-anak kita ini dengan memberikan vaksin agar tubuhnya dapat melindungi dirinya dari serangan penyakit,” ungkapnya.
Baca Juga: Data Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Anak di Kota Bandung 2015-2020, Melambung di Tahun Pandemi
Data Kekerasan terhadap Anak di Kota Bandung 2020, Terbanyak Berupa Kekerasan Psikis
Orang Tua Menyambut Baik
Rencana pemberian vaksinasi kepada anak ini disambut baik oleh orang tua, salah satunya Ari Aryani (41), yang anaknya masih duduk di bangku kelas 5 SD dan baru bersuia 10 tahun. Menurutnya, vaksinasi dapat mengurangi kekhawatiran orang tua akan bahaya Covid-19.
“Aku salah satu orang tua yang menantikan anak mendapatkan vaksin, juga karena ini salah satu ikhtiar kita untuk menangkis virus,” kata Ari.
Ari mengaku tida tak khawatir sama sekali dengan program vaksinasi anak ini. Karena sejak bayi, anaknya sudah diberikan vaksin lengkap sesuai anjuran pemerintah.
“Apalagi vaksin Covid-19 ini sangat dibutuhkan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di luar sana, anak di sekolah, anak main di sekitar rumah. Tapi setidaknya kalau anak sudah divaksin kita sebagai orang tua merasa tenang dalam artian antibody dalam diri anak ini suda dibentengi oleh vaksin,” paparnya.
Hal serupa disampaikan Aulia Asmarani. Ia mendukung program vaksinasi terhadap anak. Saat ini anaknya berusia 11 tahun dan sedang duduk di bangku kelas 5 SD.
“Sangat mendukung. Alhamdulillah, iya Malik (anaknya) mau divaksin. (Memang) tidak ada jaminan kalau sudah vaksin tidak akan kena Covid. Karena virusnya terus bermutasi. Tapi minimal bisa kerem (tertahan) ngga terlalu parah jika terkena Covid tapi sudah vaksin,” ujarnya.
Aulia juga berencana akan mendampingi anaknya jika sudah mendapat kesempatan untuk divaksin. “Iya, namanya juga anak-anak, pasti akan didampingi,” tandasnya.