• Opini
  • Membongkar Efektivitas Pemasaran Perawatan Wajah melalui Media Sosial

Membongkar Efektivitas Pemasaran Perawatan Wajah melalui Media Sosial

Marketing digital efektif bagi peningkatan penjualan produk. Tetapi perlu diingat, tidak semua iklan menunjukkan transparansi terhadap produk di dalamnya.

Elizabeth Grace Roland

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Kosmetik yang dijual di pasar minggu komplek pertokoan Sumbersari Indah, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Juni 2021. (Foto Ilustrasi: Sarah Ashilah/Bandungbergerak.id)

12 Januari 2022


BandungBergerak.id - Perkembangan zaman yang cepat menyebabkan banyak individu cemas akan kehilangan atau tertinggal informasi terkini di lingkungan sekitar maupun dunia. Hal ini mendorong kecenderungan bagi masyarakat untuk terus-menerus membuka perangkat gawainya dan mengorek informasi yang bisa didapatkan. Sarana yang digunakan pun sudah tidak asing lagi bagi diri kita masing-masing, Instagram, Twitter, Tiktok, Facebook dan Youtube yang sudah menjadi aplikasi sehari-hari dalam kehidupan masyarakat dunia.

Aplikasi-aplikasi tersebut dikenal sebagai media sosial yang kini menjadi sarana hiburan paling utama dan mendorong masyarakat untuk terus-menerus menyaksikan kejadian terbaru. Kegiatan ini mengakibatkan peningkatan penggunaan handphone serta internet untuk mengakses aplikasi media sosial. Keinginan dan dorongan untuk menyaksikan segala hal di media sosial mendorong masyarakat untuk mencari dan mengunggah informasi baru ke laman masing-masing akun, tidak jarang yang diunggah bukanlah hal penting namun dianggap dapat mendapatkan views dan likes yang tinggi.

Pemakaian media sosial yang sudah masuk ke dalam kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari membuat banyak kegiatan lain secara otomatis terhubung dengannya. Seperti mengerjakan tugas kini banyak melibatkan media sosial, mencari informasi terkait suatu kejadian terbaru hingga pelaksanaan bisnis pun kini mengandalkan media sosial sebagai salah satu pilar terpenting di dalam aspeknya.

Salah satu hal paling mencolok dalam penggunaan media sosial di bidang bisnis ialah metode pemasaran, mulai endorsement, viral marketing, dan brand ambassador. Metode-metode ini melibatkan pihak luar perusahaan yang akan bekerja sama dan memberikan perhatian lebih terhadap produk perusahaan. Sering kali pemilihan pihak luar ini dipengaruhi oleh ketenaran. Penggunaan metode ini kian merajalela hingga hampir seluruh bisnis menggunakannya. Contohnya, banyak produk perawatan badan dan wajah yang dikenal melalui metode-metode marketing digital di media sosial.

Lantas, efek apa yang dihasilkan oleh metode ini? Maraknya strategi pemasaran viral marketing dan endorsement menimbulkan fenomena sugar coating pada produk yang dipasarkan sehingga menciptakan perubahan dalam tingkat pembelian produk. Mengapa metode ini menjadi acuan dalam peningkatan jumlah pembelian?

Baca Juga: https://bandungbergerak.id/article/detail/1990/sulitnya-melestarikan-arsitektur-nusantara-di-masa-kini
Peran Transformasi Digital dalam Mendongkrak Perekonomian Indonesia yang Dirontokkan Pagebluk
Mencegah Kekerasan Seksual dengan FilmMencegah Kekerasan Seksual dengan Film

Viral Marketing

Viral Marketing merupakan cara dan proses penyebaran pesan secara elektronik untuk mengkomunikasikan informasi mengenai produk suatu perusahaan kepada masyarakat luas. Inti dari viral marketing adalah untuk mengembangkan nama dari produk tersebut, sehingga menumbuhkan rasa penasaran dan ketertarikan (Syahidah, R. A. (2021), dalam penelitian "Pengaruh Viral Marketing dan Digital Marketing terhadap Kepercayaan Konsumen dan Keputusan Pembelian Pada Produk Skincare Lokal di Masa Pandemi Covid 19").

Dengan menerapkan metode viral marketing, banyak konsumen yang mencari tahu lebih lanjut mengenai suatu produk viral tersebut, dan hampir semua akan mencobanya. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 11 perempuan berusia 17 hingga 21 tahun, 72,7 persen mungkin memercayai review yang dilakukan oleh influencer di media sosial. Sementara 27,3 persen memercayainya.

Data itu menunjukan bahwa metode viral marketing yang diikuti dengan metode endorsement akan memberikan peningkatan pembelian dikarenakan adanya kepercayaan yang tumbuh di saat melihat influencer favoritnya mereview suatu barang (dengan asumsi bahwa perusahaan yang menerapkan viral marketing, melibatkan public figure/influencers dalam pelaksanaan metodenya).

Responden survei juga mengatakan bahwa viral marketing memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan pembelian produk. Data menunjukan bahwa 100 persen dari responden menyetujui hal tersebut. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan akan sikap ‘fomo’ atau fear of missing out, sehingga konsumen berlomba-lomba membeli produk yang sedang viral agar bisa ikut merasakan apa yang sedang marak terjadi.  

Selain itu, ada juga kecenderungan bagi masyarakat khususnya di Indonesia untuk membeli produk viral dikarenakan ada kemungkinan sangat besar bahwa produk tersebut produk lokal. Berdasarkan analisis statistik yang menggunakan Metode Crosstab dan Uji Chi Square, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa atribut bahan utama produk tidak memiliki perbedaan dengan referensi konsumen. Sedangkan atribut skincare lainnya yaitu: harga, merek, kemasan, manfaat, dan brand ambassador memiliki perbedaan dengan prederensi konsumen dalam menggunakan skincare (Fitri Andriani, N., & Hendra Setiawan, A. (2020))

Begitu banyak manfaat yang bisa diterima dari penerapan metode viral marketing beserta endorsement, yang perlu diketahui adalah bahwa dalam setiap metode terdapat kelemahan dan kelebihannya tersendiri. Sebagai seorang konsumen, perlu diingat bahwa tidak semua iklan menunjukan transparansi terhadap produk di dalamnya, sehingga antisipasi akan hal terburuk dan kehatihatian diperlukan.

Di luar hal itu, viral marketing dan endorsement merupakan metode yang baik dan efektif bagi peningkatan penjualan produk serta untuk meningkatan nama dari produk itu sendiri.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//