Genjring Akrobat, antara Seni dan Kekuatan Super Seorang Ibu
Pertunjukan genjring akrobat sebagai kesenian tradisional yang menunjukkan kekuatan fisik seorang perempuan, kekuatan yang biasanya dilakukan oleh para pria.
Abizar Algifari Saiful
Pendidik musik, komposer, dan peneliti
13 Januari 2022
BandungBergerak.id - Terpesona pertama kali menyaksikan kesenian genjring akrobat, Bintang Wisata, Situ Bolang. Bingung, karena seorang ibu-ibu dengan gagahnya mengangkat motor yang ada pengendara menggunakan kedua kakinya dalam posisi terlentang. Saya hanya bisa takjub dan penasaran, bagaimana ibu tersebut bisa sekuat itu?
Kali ini saya akan mengulas kesenian genjring akrobat yang berasal dari Kabupaten Indramayu. Pertunjukan ini merupakan salah satu kesenian yang ditampilkan pada acara Festival Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat 2021 yang diselenggarakana secara virtual. Pada tulisan selanjutnya pun, saya akan mengulas kesenian-kesenian yang tampil pada acara tersebut.
Pertunjukan virtual ini diawali oleh sajian musik pembuka. Layaknya gending tatalu pada pergelaran wayang golek yang bermaksud memanggil penonton; mengirim informasi berupa musik bahwa pertunjukan genjring akrobat akan dimulai. Nama genjring akrobat sendiri berasal dari alat musik yang digunakan yaitu genjring. Bentuknya seperti rebana. Namun tak hanya genjring yang digunakan, alat musik seperti viul, suling, bedug (yang dimodifikasi), gong, gitar elektrik, dan kecrek memeriahkan dan memberi warna pada setiap iringan musik kesenian genrjing akrobat. Repertoar musik yang dimainkan adalah lagu-lagu Asshollah, Adem Ayem, dan Panturaan.
Genjring akrobat atau genjring dodog diperkirakan masuk ke Cirebon dari tanah Arab bersamaan dengan masuknya agama Islam ke pulau Jawa. Lagu-lagu dalam genjring akrobat diambil dari kitab Barzanji atau kitab khadoro, dalam bahasa Cirebon dikenal dengan nama Sholawatan. Ada 2 bentuk seni genjring, pertama genjring ketipring yaitu kesenian yang dilaksanakan oleh para santri atau ulama untuk mengiringi alunan suara dari kitab Barzanji. Kedua, genjring akrobat adalah perkembangan dari seni genjring debus. Struktur penyajian kesenian genjring akrobat ini diawali oleh tari pembuka (tari rudat), atraksi 1 (permainan kotak), tari penyela 1, atraksi 2 (permainan tangga, tari penyela 2, atraksi 3 (atraksi sepeda dan motor), dan diakhiri oleh tari penutup.
Baca Juga: Menatap Pertunjukan Wayang Golek Virtual
Jurnal Bunyi (4): Festival dan Pasanggiri Degung Tingkat Remaja Piala R.A.A. Wiranata Kusumah Ke-5
Jurnal Bunyi (3): Kabeungharan Karawitan Sunda
Pada pertunjukan genjring pada Festival Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat itu, enam penari menggunakan kostum biru dan berturban mulai bergerak masuk ke wilayah panggung. Pertunjukan genjring akrobat ini disajikan di panggung alam, yaitu berupa lapangan rumput. Di sisi lain, pemain musik berada di panggung yang memiliki atap. Mengiringi jalannya pertunjukan dari awal hingga akhir. Sedangkan pertunjukan akrobatnya dilaksanakan di sisi yang berbeda. Penari bergerak mengikuti irama musiknya. Gerakannya tidak seperti tari jaipongan yang luas dan tegas. Tari pembuka – atau mereka sebut dengan tari Rudat – menggunakan gerakan minimalis, mendayu, kecil, dan pelan. Melihat stuktur pertunjukan yang dituli di atas, disetiap atraksi akrobat setelahnya akan diselingi oleh tarian penyela.
Kegiatan akrobat dalam kesenian genjring akrobat dilakukan oleh ibu-ibu, kira-kira berumur 40-50 tahun. Berseragam kaos oranye, ibu tersebut dengan kuatnya mengangkat sebuah rangka kotak besi yang dimainkan, diputar, dilempar, dan juggling menggunakan kedua kakinya.
Di usia yang sudah tidak muda lagi, saya takjub dengan kekuatan kaki yang dimiliki oleh ibu tersebut. Dengan yakinnya ia tidur terlentang dan mengangkat beban yang ada di atas kakinya. Biasanya orang seusia ibu tersebut kekuatannya sudah berkurang, tetapi tak berlaku untuk ibu tersebut. Saya takut engsel lututnya lepas atau bergeser. Jelas, beban yang diangkatnya bisa tiga kali lipat dari berat badannya. Bapak-bapak menjadi asisten untuk ibu tersebut. Tugasnya melemparkan kotak, naik ke kaki ibu tersebut untuk menjadi beban kakinya, dan mengangkat beban lain seperti tangga, sepeda, dan sepeda motor.
Antara tari, musik, dan akrobat membaur menjadi satu pada pertunjukan ini. Musik yang disuguhkan didominasi oleh kesan afektif meriah, ceria, dan semangat. Ada dua rang yang menjadi penyanyi dalam grup musik genjring akrobat, satu laki-laki dan satu perempuan. Karakteristik suara perempuan lebih dominan dibanding laki-laki. Warna suara yang tipis, cerah, dan keras membentuk suasana semakin meriah. Terdengar di beberapa bagian grup musik tersebut memainkan musik tarling.
Ada momen jenaka yang saya lihat dari pertunjukan ini. Ketika ibu super tersebut mengangkat seorang bapak-bapak ke atas kakinya, ia memutar-mutar bapak tersebut diikuti oleh gerakan kecil tangan bapak yang menari. Tak disangka tiba-tiba bapak-bapak itu ditendang dan dihempas begitu saja. Saya melihat ekspresi bapak tersebut yang kaget. Kalau saya amati pertunjukan ini mirip dengan pemandu sorak tim basket atau football Amerika dan sedikit bumbu pertunjukan sirkus, namun ini versi Pantura dan dilakukan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak lanjut usia yang memiliki kekuatan super.
Di bagian akhir akrobat, ibu tersebut mengangkat motor yang juga ada pengendaranya. Bayangkan berat beban yang ditopangnya, saya pun ngeri melihatnya. Terlihat ada enam personel yang mengangkat motor yang berpenumpang tersebut. Lutut ibu tersebut tak goyah sedikit pun. Ketika para personil melepaskan motor di atas kakinya, mata ibu tersebut fokus sembari mengatur napas.
Sayangnya video pertunjukan ini ada bagian yang sengaja dipotong dan disambung dengan video yang lain. Antara video penari, pemusik, dan akrobat seperti terpisah, pada proses editnya baru disambung. Akan lebih elok jika pengambilan video pertunjukan tersebut tidak dipotong hingga pertunjukan berakhir. Proses edit hanya diperlukan untuk mempercantik atau memberikan transisi dalam setiap bagian pertunjukan.
Pertunjukan yang menggunakan kekuatan biasanya dilakukan oleh para pria. Jelas bahwa salah satu simbol pria adalah kekuatan fisik. Berbeda dengan kesenian genjring akrobat ini. Perempuanlah yang memiliki kekuatan. Bukan kekuatan biasa, tetapi kekuatan super. Melihat pertunjukan ini, apakah simbol kekuatan masih hanya dipegang oleh para pria?