Menatap Pertunjukan Wayang Golek Virtual
Alih wahana dari pertunjukan langsung ke virtual yang sedang digandrungi ini mari dimanfaatkan untuk kemajuan kesenian tradisional, khususnya wayang golek.
Abizar Algifari Saiful
Pendidik musik, komposer, dan peneliti
11 Januari 2022
BandungBergerak.id - Selamat tahun baru 2022 masehi. Mengawali tahun ini saya menyaksikan pertunjukan virtual wayang golek grup Giri Komara yang dipimpin oleh dalang Apep AS Hudaya. Pertunjukan ini direkam dari gedung RRI Bandung. Di penghujung tahun ini senang sekali saya dapat terhibur dan berbahagia ditambah lagi dengan pertunjukan wayang golek yang saya senangi. Judul yang diangkat dalam pertunjukan ini adalah Babad Alas Amer. Tapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai alur atau inti ceritanya, tetapi lebih intens pada perbandingan pengalaman saya menyaksikan pertunjukan wayang golek secara offline dan online.
Ketika menyaksikan pertunjukan virtual atau online tersebut terlintas perasaan aneh di dalam hati dan terbersit pertanyaan, kenapa ada perbedaan rasa ketika menyaksikan pertunjukan wayang golek secara offline (langsung di tempat) dan online (melalui jaringan/situs)? Mungkin tak hanya menyaksikan wayang golek tetapi seni pertunjukan pada umumnya. Ketika mulai menyaksikan pertunjukan virtual wayang golek, hal pertama yang saya rasakan berbeda adalah ketika mendengarkan musik iringan wayangnya. Rasanya ada hal yang kurang. Mungkin kali ini saya akan menyebut istilah wirasa untuk mewakili yang hilang tersebut. Banyak perasaan suasana gending yang berbeda ketika didengarkan melalui streaming youtube. Apa permasalahan sebenarnya? Apakah perangkat rekam audio yang tidak baik atau memang hal tersebut wajar terjadi ketika gending sudah melalui proses rekam, rasanya berubah secara otomatis?
Jika permasalahan tersebut terjadi dikarenakan perangkat rekam yang kurang baik, hal tersebut wajar karena bunyi sudah disaring terlebih dahulu. Proses penyaringan tersebut menciptakan bunyi yang sudah termesinkan; diatur sesuai selera pengarahah audio.
Pada saat saya menyaksikan pertunjukan wayang golek secara langsung di tempat, suasana gending, liuknya ornamentasi vokal pesinden, dan warna-warni vokal dalang sangat terasa dan berkesan. Distraksi di luar perunjukan pun dapat diminimalkan. Berbeda dengan menyaksikan pertunjukan virtual. Banyak distraksi di luar kegiatan apresiasi yang membuat komunikasi estetik tidak berjalan dengan baik. Kontrol semua berada pada jari apresiatornya. Jika ingin ke toilet tinggal tekan pause atau jika ada yang mengajak ngobrol dan keperluan lain kita dapat meninggalkannya. Hal tersebut membuat proses menyerap informasi semakin tidak optimal. Memang dengan adanya pertunjukan virtual waktu dan jarak dipangkas tak berbekas. Kemudahan menyaksikan pertunjukan didapat tanpa halangan ada kegiatan atau kesibukan lain.
Secara visual penonton diajak untuk berpindah dan menukar bola mata dengan mata kamera. Eksplorasi visual lebih lentur dan menyeluruh, namun tak bisa memilih. Semua diatur oleh sang kameramen. Perpindahan mata kamera ditentukan oleh pengarah visual. Kadang disajikan visual sama ketika kita sedang menonton langsung, terkadang pula kita diajak untuk berpetualang melihat para nayaga dan sinden dalam beraktivitas. Yang selama ini jika menonton wayang golek secara langsung para nayaga dan sinden terhalangi oleh susunan wayang golek di sebelah kanan dan kiri jantur, berjajar semakin ke ujung ukuran wayang semakin besar.
Baca Juga: Kawih menurut Musikolog Sunda Raden Machjar Angga Kusumadinata
Jurnal Bunyi (1): Sastra dan Nada dalam Tembang Sunda Cianjuran
Seputar Mang Koko dan Karyanya (1)
Pertunjukan Daring, Alternatif untuk Hari Ini
Menyaksikan pertunjukan wayang golek secara virtual memang jauh berbeda dibandingkan menyaksikan secara langsung. Suasana dan distraksi yang timbul berbeda. Setiap cara menonton mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Pada saat kita menyaksikan pertunjukan wayang golek secara langsung, suasana hangat keramaian, sounscape penjual asongan yang hilir mudik di depan kita duduk menjadi hal yang menarik. Belum lagi jika ada orang lain yang menghalangi pandangan sekolompok sudut penonton, dipastikan akan disoraki dan disuruh untuk duduk. Kegiatan menonton pun tidak akan terputus dan tidak bisa dipercepat atau diperlambat. Bila menyaksikan langsung bunyi, aksi, dan visual pertunjukan akan otomatis terlewat jika kita memalingkan konsentrasi kita pada satu hal lain. Melihat gawai beberapa saat pun saya harus bertanya kepada teman yang melihat adegan yang saya tidak lihat. Sudah sampai mana ceritanya?
Pertunjukan daring menjadi alternatif untuk hari ini. Banyak hal positif yang didapat dari beralihnya bentuk pertunjukan langsung ke pertunjukan virtual, di antaranya adalah jangkauan penonton yang lebih luas, tak terbatas, dan kemudahan mengakses pertunjukan. Hal ini berdampak pula pada proses apresiasi. Kuasa waktu pertunjukan yang ada pada jari apresiator dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lain. Contohnya, jika ada bagian yang terlewat dapat diputar ulang sesuai yang diinginkan. Tombol play dan pause dapat digunakan kapan pun. Penyampaian informasi pertunjukan pun dapat diserap secara bertahap tanpa khawatir tertinggal oleh momen. Tetapi, apakah penyampaian informasi ini tidak akan menemukan satu kecacatan? Misalkan, jika kita rehat satu, dua, tiga jam untuk menonton satu pertunjukan, apakah informasi sebelumnya masih teringat jelas? Jika iya, apakah kesan pertunjukan tersebut masih memiliki rasa yang sama dengan sebelumnya?
Keragaman tafsir akan muncul pada kegiatan apresiasi virtual. Distraksi sekitar menjadi pengetahuan yang mempengaruhi ketika kita memulai lagi untuk menonton pertunjukan tersebut. Menurut saya, hal ini unik. Proses melihat dapat dikontrol secara mandiri. Memilah mana bagian yang akan fokus disaksikan dan mana bagian yang ingin dilewatkan.
Pertunjukan wayang golek virtual seperti ini bukan merupakan yang pertama. Sudah banyak dalang – wayang golek atau wayang kulit – yang menggunakan wahana ini. Mereka pun sengaja membentuk tim untuk mengurus segala hal teknis penayangan pertunjukan virtual (live streaming).
Penguasaan teknologi saat ini sangatlah dibutuhkan. Segala aspek kehidupan pasti berhubungan dengan teknologi. Menyaksikan wayang golek tak harus duduk di lapang beralaskan koran lagi. Memang akan berbeda suasana. Alih wahana yang sedang digandrungi ini mari dimanfaatkan untuk kemajuan kesenian, umumnya untuk seluruh aspek kehidupan. Kemungkinan untuk berinovasi dengan wahana virtual sangat terbuka lebar. Pertunjukan virtual menyuguhkan pengalaman baru dalam menyaksikan sebuah pertunjukan seni.