• Opini
  • Robot Trading Saham dan Valuta Asing, Haruskah Kita Percaya?

Robot Trading Saham dan Valuta Asing, Haruskah Kita Percaya?

Pandemi meningkatkan gairah perdagangan saham dan investasi, khususnya di kalangan generasi muda. Robot-robot trading berbasis algoritma pun bermunculan.  

Vic Sumanggala Nanda

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)

Ilustrasi. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. (Sumber: idx.co.id)

16 Januari 2022


BandungBergerak.idPada masa pandemi banyak kegiatan ekonomi seperti pertokoan hingga perkantoran terganggu. Rakyat Indonesia yang mengalami pukulan ekonomi akibat pandemi, berusaha mencari berbagai alternatif untuk menghasilkan uang. Salah satu cara populer yang sudah tidak asing adalah jual beli saham dan valuta asing. Tetapi pasar saham dan valuta asing menuntut kemampuan dan pengalaman yang mapan agar bisa untung. Orang yang baru terjun ke dunia saham tidak sebanding dengan orang yang sudah lama menyelaminya.

Untuk mengatasi kekurangan pengetahuan dan kemampuan tersebut, banyak pihak menawarkan produk-produk seperti robot trading atau automated trading yang mampu melakukan kegiatan trading secara otomatis. Teknologi dan algoritma canggih yang dimiliki robot trading mampu memberikan keuntungan tanpa kendali penuh dari trader. Walaupun pengalaman Anda sedikit, robot trading mampu memberikan keuntungan setara trader profesional.

Tentu robot trading menjadi suatu alternatif yang menggiurkan bagi trader muda. Bahkan banyak trader muda yang berani terjun ke dunia saham dengan anggapan bahwa robot trading mampu membantu mereka sepenuhnya. Tetapi apakah benar robot trading mampu bekerja sangat efisien hingga kita dapat mempercayai sepenuhnya? Apakah di masa depan kegiatan trading akan dikendalikan oleh robot?

Algoritma Trading

Sebelum dapat menyimpulkan apakah robot trading dapat bekerja efisien, kita perlu mengetahui mengenai algoritma trading yang terkandung di dalamnya. Menurut Sismoro (2005) algoritma merupakan sekumpulan instruksi atau langkah-langkah yang dituliskan secara sistematis dan digunakan untuk menyelesaikan masalah/persoalan logika dan matematika dengan bantuan komputer. Sementara trading adalah proses menjual dan membeli produk di pasar saham dan valuta asing. Sehingga algoritma trading adalah algoritma yang dibuat secara spesifik untuk proses jual-beli saham dan valuta asing.

Peran algoritma sangat penting dari komputer. Dalam sudut pandang matematika dan statistika, kemampuan sebuah robot trading dinilai berdasarkan algoritma yang dimilikinya. Sehingga jika kita mengeliminasi faktor-faktor eksternal, kita dapat menyimpulkan sebuah robot trading dapat bekerja efektif jika algoritma tradingnya dapat bekerja efektif. Algoritma trading sangat memanfaatkan ilmu statistika. Ilmu statistika itu sendiri merupakan cabang dari ilmu matematika.

Strategi Algoritma Trading bagi Trader Muda

Trader muda zaman sekarang sangat percaya akan kekuatan teknologi. Mereka cenderung membiarkan robot melakukan tugasnya daripada mencari tahu lebih dalam. Salah satu faktor mengapa mereka percaya akan robot trading, karena algoritma yang dirancang pada robot tersebut memiliki banyak keunggulan.

Algoritma trading yang digunakan bukan hanya algoritma yang yang menganalisa kondisi pasar, tetapi juga algoritma yang menggunakan strategi para trader profesional. Seperti mengeksploitasi perbedaan harga secara cepat (strategi arbitrase), memprediksi harga akan balik ke harga rata-rata di titik tertentu (strategi mean revision), dan lain-lain. Sehingga trader muda jauh lebih percaya diri dengan algoritma trading tersebut. Tapi dari sekian banyak strategi algoritma trading, ada satu strategi yang lumayan populer karena didukung oleh bukti saintifik, yakni quantitative trading atau trading kuantitatif.

Quantitative trading atau trading kuantitatif mengandalkan analisis kuantitatif yang dibantu oleh pemodelan matematika dan statistika dan mampu membuat prediksi dari data yang dikumpulkan. Untuk membuat sebuah algoritma kuantitatif membutuhkan ahli matematika, statistika, dan komputer karena proses pembuatannya yang tidak mudah. Sehingga biasanya algoritma kuantitatif digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang mengincar keuntungan di pasar saham atau valuta asing untuk jangka waktu panjang.

Tapi pada zaman sekarang, tidak sedikit robot trading premium yang menggunakan quantitative trading yang dipakai oleh individual. Sehingga dapat disimpulkan trading kuantitatif adalah cara menghasilkan keuntungan di dunia saham dengan dukungan perhitungan dan prediksi matematis. Tentu cara ini cukup menggiurkan, karena siapa yang tidak tahu kekuatan matematika? Biasa digunakan untuk memprediksi pergerakan planet dan pergerakan bintang, sekarang digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham. Sehingga tidak aneh jika banyak trader muda cukup tergiur akan trading kuantitatif.

Salah satu contoh dari trading kuantitatif adalah High Frequency Trading atau HFT. Dari namanya sudah diketahui bahwa HFT adalah proses trading dengan frekuensi yang cepat sekali. HFT mampu ditambahkan pemodelan matematika dan statistika yang mampu menganalisa data yang banyak dan mampu membuat sebuah prediksi secara kuantitatif. Juga kemampuan komputer yang mampu membuat kalkulasi kuantitatif terjadi secara instan yang tentunya membuat frekuensi transaksi saham jauh lebih cepat. Kecepatan transaksi sangat berpengaruh dalam dunia saham. Anggap saja ada trader yang melakukan transaksi yang menghasilkan keuntungan 1 rupiah. Memang kecil keuntungannya, tapi kalau transaksi dengan keuntungan yang sama dilakukan 1 juta kali dalam 1 detik, maka dalam 17 menit saja kita sudah menjadi miliuner. Transaksi yang banyak dengan keuntungan kecil per transaksi memang salah satu ciri khas dari algoritma trading HFT.

Efisiensi Quantitative Trading

Algoritma trading berbasis kuantitatif trading sudah bukan hal yang baru lagi. Tapi apakah kuantitatif trading benar dapat memberikan keuntungan yang besar secara efisien? Kalau benar bukankah seharusnya semua orang sudah menjadi miliuner? Ternyata trading kuantitatif tidak sesempurna yang dikira. Memang trading kuantitatif memiliki berbagai pemodelan matematika yang dirancang oleh para ahli dan mampu memproses berbagai macam data dengan cepat dan akurat. Tetapi di dunia saham, kepastian tidak berlaku mutlak. Berarti ketidakpastian pasar saham menjadi kelemahan dalam komputasi matematis yang dimiliki kuantitatif trading. Beberapa model trading kuantitatif yang memberi keuntungan temporer saja. Karena untuk bisa membawa keuntungan dalam jangka panjang dibutuhkan algoritma yang lebih dinamis dalam mengikuti pergerakan pasar.

Salah satu contoh kuantitatif trading yang dinamis dan dapat membawa keuntungan dengan jangka yang lebih panjang adalah algoritma yang sekarang digunakan oleh Renaissance Technologies. Renaissance Technologies adalah sebuah hedge fund yang didirikan oleh matematikawan terkenal, Jim Simons. Hedge fund dapat didefinisikan sebagai dana investasi gabungan yang secara aktif dikelola. Hedge fund biasa didanai oleh beberapa pihak terpercaya yang terbatas. Sekarang manajer hedge fund biasanya mengincar keuntungan sebesar mungkin pada segala kondisi pasar (Connor, Woo. (2004). An Introduction to Hedge Funds). 

Sehingga Renaissance Technologies adalah salah satu hedge fund yang menggunakan strategi trading kuantitatif untuk mendapatkan keuntungan di segala kondisi pasar.

Dalam pengembangan Renaissance Technologies, Jim Simons dibantu oleh beberapa rekannya yang ahli di bidang matematika dan komputasi. Secara singkat, Jim Simons dulu pernah membantu militer untuk menerjemahkan sandi-sandi kriptik, lalu setelah keluar dari pekerjaan lamanya, Jim Simmons menggunakan ilmu tersebut untuk membuat salah satu algoritma trading terbaik di dunia bersama rekan-rekannya. Algoritma trading ini telah dirombak dan dikembangkan terus menerus hingga membuat Jim Simmons dan perusahaan hedge fund miliknya sukses. Hingga saat ini Jim Simmons terkenal sebagai matematikawan terkaya di dunia.

Dari contoh tersebut, ternyata algoritma trading di tangan para ahli memang menjadi senjata yang ampuh. Dengan berbagai macam ahli yang bekerja dalam suatu algoritma, mereka mampu membawa keuntungan yang besar dan efektif.

Tetapi argumen di awal penjelasan efisiensi algoritma trading masih berlaku. Algoritma trading tidak bersifat absolut, algoritma trading yang dimiliki Jim Simons terus dikembangkan oleh dirinya dan rekan-rekannya seiring bertambahnya waktu. Jika salah satu algoritma trading terbaik di dunia saja perlu ditingkatkan terus, apalagi algoritma trading komersial yang digunakan oleh trader awam.

Jadi dapat disimpulkan algoritma trading bisa menjadi efektif untuk jangka waktu tertentu. Jika dikembangkan oleh ahli maka algoritma tersebut akan semakin efektif dan menghasilkan banyak keuntungan. Jadi jika Anda ingin berinvestasi dengan algoritma trading, terutama trading kuantitatif, perlu dipahami bahwa tidak ada algoritma yang sempurna dan semakin berkembangnya zaman algoritma tersebut akan semakin tidak relevan. Jadi jangan jadikan algoritma trading pengendali arah gerak kita, melainkan jadikan algoritma trading sebagai alat pembantu.

Pendapat Trader Profesional

Menurut penelitian dari Nunes (2021) beberapa trader profesional baik yang telah menggunakan algoritma trading atau tidak menyatakan bahwa algoritma trading dapat membawa keuntungan pada masa sekarang dan yang akan datang. Beberapa ada yang masih berpegang teguh dengan manual trading tapi mengakui potensi ke depannya dari algoritma trading. Beberapa beropini bahwa algoritma trading masih belum sempurna dan perlu perkembangan dan maintenance pada software yang baik untuk ke depannya. Ada juga yang berpendapat berbagai algoritma trading yang ditawarkan terlalu mahal atau hanya berlaku di berbagai pasar berkembang saja.

Dari pro dan kontra tersebut, mereka semua setuju bahwa algoritma trading perlu diimplementasikan dalam proses trading. Karena market telah bergerak ke arah automated trading (Penelitian yang dilakukan untuk melihat signifikansi algoritma trading dengan narasumber trader profesional dan berpengalaman dijelaskan Nunes (2021) dalam Automated Trading Systems VS Manual Trading in Forex Exchange Market. Lisboa: NOVA Information Management School, h.35-38).

Jadi dapat disimpulkan dari sudut pandang trader profesional, algoritma trading bukan alat sempurna yang mampu membawa keuntungan setiap saat. Algoritma trading adalah alat pendukung yang mampu membantu dan memudahkan kita terutama pada kondisi pasar yang semakin modern. Sehingga kita harus mengikuti pergerakan zaman agar tidak ketinggalan dan mampu beradaptasi lebih lanjut seiring berkembangnya teknologi.

Kuasai Ilmu tentang Saham dan Valuta Asing

Berdasarkan segala pro dan kontra yang dijelaskan sebelumnya, dapat dilihat semakin berkembangnya zaman, maka teknologi akan menjadi alat yang esensial bagi manusia. Tidak ada untungnya jika kita menolak perkembangan teknologi. Jika kita menjadi yang terakhir untuk masuk maka kita akan kalah keunggulan kompetitif. Tetapi bukan berarti kita dapat mengandalkan teknologi sepenuhnya.

Telah dijelaskan, algoritma trading tidak ada yang sempurna dan akan ada waktu kedaluwarsanya. Sehingga alangkah baiknya kita jadikan teknologi algoritma trading sebagai alat pembantu kita bukan sebagai pengendali tindakan kita. Juga jangan lupa Jim Simons pemilik salah satu algoritma trading terbaik di dunia juga memiliki ilmu dan pengalaman yang melimpah di dunia saham dan valuta asing. Sehingga jangan hanya algoritma trading kita yang pintar, kita pun juga harus memiliki wawasan yang luas. Jika di masa depan ada teknologi yang lebih canggih, kita dapat lebih mudah beradaptasi dan semakin di depan.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//