Belum Beres Vaksinasi Anak, Bandung Harus Sigap Layani Vaksin Booster
Menurut data termutakhir jangkauan vaksinasi dosis kedua Kota Bandung sudah 91.25 persen. Namun untuk dosis tiga atau booster baru 27.843 orang (1,43 persen).
Penulis Emi La Palau17 Januari 2022
BandungBergerak.id - Pemerintah Kota Bandung mulai memberikan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga sebagai penguat (booster) sejak Kamis (13/1/2022) lalu. Vaksinasi booster ini masih difokuskan di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Puskesmas dan rumah sakit umum daerah yang ada di Kota Bandung.
Pemberian vaksin booster di Bandung bukan tanpa kendala. Mulai dari keterbatasan jumlah vaksin, jadwal para vaksinator yang padat, sementara jumlah orang yang belum mendapat vaksin primer pun masih ada. Terlebih pemberian vaksin terhadap anak-anak usia 6-11 tahun masih berjalan dan belum selesai. Target anak-anak Kota Bandung ini lebih dari 200 ribu anak.
Hingga data termutakhir, Minggu (16/1/2021), vaksinasi dosis pertama Kota Bandung sebanyak 2.108.785 (108,01 persen), vaksin dosis kedua 1.781.438 (91.25 persen), sementara dosis tiga atau booster baru 27.843 orang (1,43 persen).
Salah satu Puskesmas yang melaksanakan pemberian vaksin booster adalah UPT Puskesmas Balai Kota. Silvia Pratiwi, salah vaksinator, mengatakan vaksin booster yang diberikan kuotanya baru 60 orang per hari. Pelaksaan pemberian vaksin booster mulai dari Senin hingga Jumat pukul 11 siang hingga selesai.
Beberapa prosedur yang harus dipenuhi untuk mendapatkan vaksin booster ini, antara lain, warga harus membawa bukti vaksin kedua. Lalu, menunjukkan e-tiket pada aplikasi PeduliLindungi.
“Tapi kalau yang belum punya e-tiket dan lansia, kita dahulukan. Kalau yang belum dapat e-tiket kita tanya dulu dosis duanya dapatnya apa kalau lebih dari 6 bulan bisa,” ungkap Silvia Pratiwi, ketika ditemui Bandungbergerak.id di kantornya, Senin (17/1/2022).
Menurut Silvi, warga yang belum memiliki e-tiket biasanya belum melalui jadwal 6 bulan dari jadwal vaksin terakhir. Aplikasi PeduliLindungi biasanya memproses e-tiket setelah melewati waktu 6 bulan.
“Biasanya kalau belum dapat etiket itu belum 6 bulan, kalau misal sudah 6 bulan sudah ada di Peduli Lindunginya. Langsung datang ke fasilitas vaksin terdekat, tapi hanya di puskesmas dan rumah sakit umum daerah, kalau di swasta belum,” terangnya.
Tercatat, dari 80 Puskesmas di Kota Bandung hingga kini baru 62 Puskesmas yang melaksanakan penyuntikan vaksin booster. Puskesmas lainnya yang mulai melaksanakan vaksinasi booster yakni Puskesmas Tamblong.
Kepala UPT Puskesmas Tamblong, Budhi, mengungkapkan pihaknya telah memulai pelaksanaan vaksinasi booster sejak pertama dilaksanakan pada Kamis (13/1/2022) lalu. Namun, untuk kuota per hari, Puskesmas ini hanya mampu menyediakan penyuntikkan untuk 40 orang baik booster maupun primer (vaksin dosis pertama dan kedua).
Vaksinasi di Puskesmas Tamblong harus dibagi-bagi antara booster dan dosis satu dan dua. Penyuntikan vaksin nonbooster ini dijadwalkan tiap hari mulai pukul 11, kecuali Jumat dan hari libur.
“Untuk kuota berdasarkan kapasitas dan kemampuan ruang dan jumlah tenaga, kurang lebih kami melaksanakan pelayanan vaksinasi Covid-19 setelah pelayanan pemeriksaan pasien, kurang lebih 40 orang. Dan itu pun bukan hanya yang booster saja tapi juga pelayanan vaksinasi bagi masyarakat yang datang untuk mendapatkan vaksinasi primer,” papar Budhi.
Dokter Puskesmas Tamblong tersebut menambahkan, selain keterbatasan vaksin, ruangan yang dimiliknya pun terbatas. Pelayanan vaksinasi harus dibagi dengan pelayanan pemeriksaan kesehatan pasien yang biasa berobat ke puskesmas.
Beberapa Puskesmas di Bandung belum melaksanakan vaksinasi booster. Salah satunya Puskesmas Babatan yang baru akan memulai vaksinasi booster Selasa (18/1/2022). Di tahap awal, kuota yang disediakan untuk 60 orang.
Salah satu vaksinator Puskesmas Babatan, Ervin, mengatakan saat ini Puskesmasnya masih membatasi untuk yang menerima dosis vaksin ketiga. Sebab, vaksinasi dosis pertama dan kedua masih berlanjut. Belum lagi dengan vaksinasi anak yang masih berlangsung. Banyaknya jadwal vaksinasi ini cukup menguras tenaga dan konsentrasi tenaga tenaga vaksinator yang jumlahnya terbatas.
“Kita coba dulu besok, kita juga gak mau jadi cluster. Dosis 1 dan 2 masih banyak. Dosis 2 anak sekolah juga sudah dimulai lagi. Masih banyak PR (pekerjaan rumah), SDM sedikit dibagi-bagi,” terang Ervin, saat dihubungi melalui pesan aplikasi.
Prosedur Mendapatkan Vaksin Booster
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan pihaknya menargetkan tiap warga yang sudah di atas 18 tahun dan telah melaksanakan vaksin dosis kedua untuk bisa mendapat vaksin booster. Total ada sekitar 1,2 juta warga Kota Bandung yang akan menjadi sasaran vaksin booster.
Saat ini, pemberian vaksin booster dilakukan Puskesmas maupun RSUD. Selain vaksin booster, Pemerintah Kota Bandung juga masih mengejar penyuntikan vaksin anak usia 6-11 tahun.
Ahyani menghimbau bagi warga yang belum mendapatkan vaksin, baik dosis pertama maupun kedua agar segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Vaksinasi menjadi penting mengingat saat ini varian baru virus corona yakni Omicron tengah meningkat. Salah satu upaya Kota Bandung membendung varian ini dengan melakukan percepatan vaksinasi.
“Untuk semua apa pun variannya kita tetap disiplin prokes (protokol kesehatan). Pandemi masih berlangsung bila harus isolasi, lakukan dengan disiplin jangan mendahului ketentuan yang sudah ditetapkan. Bagi yang belum mendapatkan dosis satu dan dua segera menghubungi Puskesmas atau vaksinasi terdekat,” kata Ahyani Raksanagara, kepada Bandungbergerak.id, melalui sambungan telepon, pada Rabu (12/1/2022).
Ahyani menjelaskan beberapa prosedur yang harus diketahui warga yang ingin mendapatkan vaksinasi dosis ketiga, di antaranya, vaksin booster diperuntukkan bagi warga di atas 18 tahun yang telah mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua dengan jarak penyuntikan sudah 6 bulan.
Selanjutnya, jika telah memenuhi kriteria, sebelum ke fasilitas terdekat warga harus terlebih dahulu mengecek e-tiket atau tiket elektronik undangan vaksin booster di aplikasi PeduliLindungi. Jika e-tiket ini sudah ada, warga bisa langsung ke Puskesmas atau rumah sakit umum daerah terdekat. Sementara jenis vaksin yang disediakan yakni Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
“E-tiket itu secara sistem kita terdata betul sudah divakasin satu dan dua ada di Peduli Lindungi, kemudian di bawah ada jadwal vaksinasi, apabila sudah memenuhi (kriteria) itu keluar ada tiketnya, ada barcode sudah bisa yang menetukannya di Peduli Lindungi itu,” ungkapnya.
Selain itu, Pemkot Bandung juga akan memprioritas vaksinasi booster untuk para lansia. Target awal, lansia yang tercatat telah mendapat vaksin dosis kedua dan sudah 6 bulan ada sebanyak 65 ribu orang.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Jumlah Kasus di Kota Bandung Naik, KBB dan Cimahi belum Memutakhirkan Data
Bandung Membutuhkan 500.000 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6 hingga 11 Tahun
Warga Menyambut Vaksin Booster
Hadirnya vaksin booster ini disambut baik oleh warga. Salah satunya Ari Aryani (41) yang akan menunaikan ibadah haji. Ari terakhir kali mendapatkan vaksin kedua pada 13 April 2021 di Balai Kota Bandung. Seharusnya, ia sudah bisa mendapatkan vaksin booster pada minggu lalu, namun karena kondisi badannya kurang sehat, makan ditunda.
“Wajib buat aku, apa lagi insya Allah tahun ini jika Allah berkehendak untuk menunaikan ibadah haji,” ungkapnya.
Selain Ari, ibunya, Ade Jenab (63) juga akan menerima vaksin dosis ketiga yang sudah terjadwal di Puskesmas terdekat. “Mama juga sudah ada jadwal booster datanya sudah masuk ke Puskesmas,” cerita Ari.
Berbeda dengan Ari, Yayu (24) meski telah menerima vaksis dosis kedua pada Juli 2021 lalu, ia masih sedikit ragu untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga. Ia mengaku ada sedikit kekhawatiran mengingat dirinya memiliki beberapa penyakit.
“Iya, agak ragu karena punya riwayat penyakit sih. Vaksin pertama sih efeknya demam terus keringat dingin, banyak keringat di telapak tangan, tapi cuman semalam. Vaksin ke 2 aman,” kata Yayu.