• Opini
  • Mengenal Efek Samping Pemeriksaan Radiologi Sinar X

Mengenal Efek Samping Pemeriksaan Radiologi Sinar X

Efek samping pemeriksaan radiologi tidaklah kecil. Pasien harus mengenalinya agar bisa melakukan pencegahan yang diperlukan.

Yosie Caroline Hidayat

Mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).

Petugas membawa pasien positif Covid-19 dengan gejala menengah ke berat di halaman rumah sakit pemerintah RSKIA, Bandung, Jawa Barat, 16 Juni 2021. (Foto: Prima Mulia)

23 Januari 2022


BandungBergerak.idIlmu sains, khususnya ilmu fisika, saat ini sangat diperlukan oleh manusia. Ilmu ini mempelajari fenomena yang terjadi di sekitar manusia dan akan mempermudah kehidupan manusia. Fisika medis adalah cabang terapan ilmu fisika yang menggunakan prinsip fisika dalam praktik untuk pencegahan dan diagnosis penyakit dengan tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk mendiagnosis penyakit, diperlukan sebuah teknologi pencitraan yang berupa gelombang. Dalam dunia kesehatan, ilmu yang mempelajari tentang teknologi pencitraan ini disebut dengan radiologi.

Radiologi dalam kesehatan menggunakan energi pengion yang dihasilkan oleh bahan radioaktif, salah satu contohnya adalah sinar X. Tanpa adanya pemeriksaan radiologi, maka penyakit akan sulit terdiagnosis dan pengobatan yang ada pun tidak akan bekerja secara optimal. Tetapi, pemeriksaan radiologi ini tidak hanya memberikan dampak positif, melainkan terdapat hal negatif juga. Penerapan fisika medis dalam dunia kesehatan dapat memberikan efek samping yang membahayakan bagi pasien. Efek samping yang dirasakan oleh setiap pasien tentunya berbeda-beda, ada yang merasakan efek samping ringan dan ada yang merasakan efek samping yang membahayakan.

Pemeriksaan radiologi menggunakan sinar X dapat memberikan efek samping yang membahayakan karena terjadi radiasi pengion ketika manusia terkena sinar. Radiasi pengion disebabkan karena sinar X mempunyai gelombang yang pendek yang mengakibatkan membawa energi yang sangat banyak. Saat terjadi radiasi pengion, elektron akan terlepas dari orbitnya dan akan mengelilingi inti atom, lalu akan muncul ion yang dapat merusak atom-atom lain dalam sel tubuh manusia. Kerusakan dalam sel-sel tersebut dapat menyebabkan mutasi saat replikasi, mutasi sel tubuh manusia tersebut dapat memberikan efek samping yang sangat membahayakan, bahkan hingga dapat menyebabkan kanker. Efek samping akan lebih membahayakan kepada anak-anak daripada orang dewasa. Sel pada anak-anak lebih sering untuk membelah, hal itu menyebabkan anak-anak memiliki kemungkinan mutasi yang lebih besar.

Akan tetapi, efek samping tentu tidak hanya dirasakan oleh anak-anak saja, orang dewasa pun memiliki kemungkinan untuk merasakan efek samping dari radiasi sinar X. Pada jangka waktu yang pendek, efek samping yang kerap terjadi sesudah pasien melakukan penyinaran sinar X adalah adanya rasa logam di mulut, tetapi biasanya rasa logam di mulut hanya untuk beberapa saat saja.

Efek samping akan lebih membahayakan pada jangka waktu yang panjang. Efek dari paparan dosis sinar yang tinggi bisa berupa pusing, mual, muntah, hingga pingsan. Efek radiasi juga dapat menyerang organ pencernaan, lambung dapat mengalami kesulitan untuk mencerna makanan, yang mengakibatkan pasien diare. Karena radiasi mengakibatkan mutasi pada sel, mutasi sel tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, yang mengakibatkan pasien akan merasakan gatal-gatal dan terdapat bercak merah pada kulit. Jika pemeriksaan sinar X dilakukan di area dada, ada kemungkinan jantung akan terganggu fungsinya, jantung yang tidak teratur menjadikan darah susah terpompa ke dalamnya, menyebabkan pasien akan mengalami sulit bernapas (Herdyanto, 2019).

Pada pasien yang sedang mengandung, diperlukan perhatian khusus saat hendak dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar X. Pemeriksaan radiologi menggunakan sinar radiasi selama kehamilan dapat menimbulkan ancaman besar bagi janin, sehingga sebisa mungkin untuk menghindari pemeriksaan sinar X yang mengarah ke janin. Pada trimester pertama, wanita hamil tidak boleh terpapar sinar radiasi dosis tinggi, karena dapat menyebabkan kematian pada janin. Selain itu, jika janin terpapar sinar radiasi dengan dosis tinggi, dapat meningkatkan kemungkinan janin terkena kanker di kemudian hari (Adisty, 2021, p.6). Pasien yang sedang mengandung sebaiknya menghindari pemeriksaan menggunakan sinar X yang tidak perlu. Karena, semakin sering pasien terkena paparan radiasi, maka akan semakin berat efek samping yang akan membahayakan janin.

Baca Juga: Indonesia Kekurangan Ahli Fisika Medis
Data Pengangkutan Limbah Medis Covid-19 di Kota Bandung 2020
Rumah Sakit Akademik UGM Siap Kembangkan Pelayanan Medis Berbasis Alam

Radiologi Membantu Pasien

Di samping semua resiko yang disebabkan oleh pemeriksaan radiologi, tidak dapat dipungkiri bahwa pemeriksaan radiologi sangat membantu tim medis dan pasien. Ada beberapa penyakit yang sulit untuk didiagnosis karena letaknya jauh di dalam tubuh dan tidak tampak. Alat radiologi dapat membantu tim medis untuk mendiagnosis penyakit pasien lebih akurat. Dengan diagnosis yang tepat dan akurat, tim medis dapat memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien dan penyakit pasien dapat ditangani dengan cepat (Nugraha, 2019, p.4).

Tetapi, jika pemeriksaan dilakukan dengan tidak bijaksana, tidak menutup kemungkinan bahwa efek samping dari pemeriksaan dapat menimbulkan penyakit baru di dalam tubuh pasien.

Penerapan fisika medis dalam dunia kesehatan memberikan dampak yang menguntungkan, yaitu mempermudah tim medis untuk mendiagnosis suatu penyakit dan akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Bahkan, ada jutaan pasien yang terselamatkan nyawanya karena pemeriksaan radiologi ini.

Tetapi, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pasien sebelum memutuskan melakukan pemeriksaan radiologi, karena efek radiasi pengion yang dihasilkan oleh sinar X akan memutasikan sel-sel di tubuh pasien. Efek yang akan dirasakan oleh setiap pasien akan berbeda, pada umumnya efek samping yang dirasakan adalah pusing, mual, muntah, dan lain-lain. Tetapi, mutasi sel yang terjadi dapat menyerang beberapa organ tubuh pasien, seperti indra peraba, organ pencernaan, hingga jantung.

Akhirnya, pemeriksaan radiologi memang memberikan banyak keuntungan, tetapi lebih baik jika pemeriksaan ini hanya dilakukan saat situasi darurat saja, untuk menghindari terjadinya efek samping berbahaya bagi pasien.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//