• Berita
  • Stok Minyak Goreng di Bandung Aman? Ibu Rumah Tangga dan Pedagang Kecil masih Kesulitan

Stok Minyak Goreng di Bandung Aman? Ibu Rumah Tangga dan Pedagang Kecil masih Kesulitan

Ibu rumah tangga hingga pedagang gorengan di Bandung mengeluhkan krisis minyak goreng berkepanjangan.

Warga menyerbu swalayan di Bandung untuk mendapatkan minyak murah, Jumat (18/2/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Reza Khoerul Iman18 Februari 2022


BandungBergerak.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan stok minyak goreng aman dan terkendali. Namun rupanya klaim ini berbeda dengan situasi di lapangan, di mana masih banyak warga yang kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.

Mulai dari ibu rumah tangga hingga pedagang gorengan mengeluhkan krisis minyak goreng ini, salah satunya Deuis Raniarti (25). Ibu rumah tangga menyatakan bahwa minyak adalah salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa digantikan oleh komoditas lain.

“Sebenarnya ya, karena minyak menjadi kebutuhan pokok, harga berapapun sebenarnya dibeli saja, ya karena kita butuh itu. Tapi semenjak harganya menjadi turun, jadi susah buat beli minyak. Sekarang saja minimarket buka pukul 8 pagi, pukul setengah 9 pagi sudah habis lagi,” ungkap Deuis kepada BandungBergerak.id, Jumat (18/1/2022).

Sejumlah fenomena disaksikan Deuis di masa krisis minyak goreng ini. Misalnya, warga selalu mengantre membeli minyak goreng di minimarket, ada juga yang marah-marah kepada petugas karena minyak goreng yang usdah lama diantre ternyata habis.

Deuis merasa beruntung tinggal di tempat yang memiliki banyak tempat perbelanjaan, sehingga ia masih bisa mencari minyak goreng ke tempat lainnya, meskipun harus dengan susah payah.

Warga menyerbu swalayan di Bandung untuk mendapatkan minyak murah, Jumat (18/2/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Warga menyerbu swalayan di Bandung untuk mendapatkan minyak murah, Jumat (18/2/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Pasar Kosambi Merangkak Naik
Sidang Sengketa Anyer Dalam, Warga Diberi Waktu Menagih Surat kepada Lurah Kebon Waru
Vonis Seumur Hidup HW, Ganti Rugi Korban Mengecewakan

Dampak kepada Perdagangan Kecil

Sektor usaha kecil juga paling terdampak dengan kelangkaan minyak goreng di Bandung. Tatang (50), penjual gorengan di taman Regol, mengaku sulit mendapatkan minyak. Sementara dalam seharinya ia membutuhkan delapan liter minyak untuk menjual gorengan.

“Ya akhirnya kadang pakai minyak curah dari pasar atau warung, itupun harganya 17.000 ribu per liternya. Kalau nyari minyak pemerintah mah susah,” ungkap Tatang.

Kadang ia mencampurkan antara minyak goreng dan minyak curah dari pasar. Meskipun ia merasakan sulit mendapat minyak goreng, hal tersebut tidak menjadikan gorengannya menjadi naik. Meski di tempat lain ada yang harga gorengannya menjadi naik.

Meski ada pula pedagang yang aman-aman saja, misalnya penjual ayam goreng waralaba, yang  mendapat pasokan minyak goreng dari perusahaan. Salah seorang pedagang mengaku tidak merasakan dampak dari kelangkaan minyak tersebut sebab kebutuhan minyaknya sudah disediakan oleh pusat.

Sebelumnya, Pemkot Bandung melalui Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, memastikan ketersediaan stok minyak goreng di Kota Bandung aman dan terkendali. Yana bahkan menepis isu kelangkaan minyak goreng yang terjadi belakangan ini. Ia berpendapat bahwa persoalan tersebut terjadi karena stok yang tersedia untuk toko-toko ritel kecil seperti minimarket terbatas.

Pembatasan penyediaan stok minyak goreng yang terjadi di satu minimarket disebabkan karena satu minimarket yang tersedia bisa memiliki sekitar 300 cabang di dalam satu kota. Hal tersebut membuat stok minyak goreng yang tersedia mesti dibagi rata pada setiap minimarketnya.

"Kalau analisis saya sepintas, itu bisa jadi karena stok minyak goreng di toko-toko level minimarket terbatas. Begitu buka toko, orang langsung beli, terus habis. Jadi kesannya itu, stok minyak di Kota Bandung menipis. Padahal tidak sama sekali. Masih sangat aman dan terkendali," ungkap Yana Mulyana, dalam siaran persnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, menambahkan ketersediaan stok minyak goreng terbaru pada pekan kedua Februari sebanyak 780 ribu liter. Agar pembagiannya merata, stok minyak tersebut akan dikontrol.

Elly meminta kepada setiap pimpinan ritel untuk terus menyediakan stok minyak goreng untuk warga. Menurutnya, pemakaian minyak sebanyak dua liter sudah mencukupi kebutuhan dapur rumah tangga selama 1-2 minggu.

Sementara untuk para pedagang lain persoalan dan ia mengaku masukan dari pada pedagang akan segera mereka bahas agar diberikan kelonggaran.

"Kebutuhan minyak untuk keluarga itu sebenarnya tidak terlalu banyak ya. 2 liter itu bisa untuk 1-2 minggu. Tapi, untuk para pedangang memang ada isu tersendiri. Akan kami bahas bersama, apakah untuk para pedagang bisa kita berikan kel onggaran untuk membeli minyak goreng lebih dari 2 liter," tutur Elly.

Tetapi kebutuhan minyak goreng tiap rumah tangga berbeda-beda, seperti disampaikan Deuis Raniarti. Bagi keluarga yang anggotanya banyak, atau yang biasa memakai minyak goreng dalam sekali pakai, mungkin penggunaan 2 liter minyak goreng tidak akan bertahan 1-2 minggu.

“Kita positive thingking-nya itu rata-rata pemakaian minyak goreng di Kota Bandung. Mungkin bagi orang yang memakai minyak dan bekas minyaknya digunakan kembali, bisa saja mencukupi sampai 1-2 minggu. Tapi kalau orang yang pakai minyaknya sekali pakai, mungkin minyak sebanyak dua liter tidak akan cukup untuk 2 minggu,” papar Deuis.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//