• Cerita
  • Ungkapan Cinta Anak Muda Kamasan untuk Inggit Garnasih

Ungkapan Cinta Anak Muda Kamasan untuk Inggit Garnasih

Anak-anak muda di Kampung Fals, Kamasan, Kabupaten Bandung, berupaya mengenal lebih jauh sosok dan kiprah Inggit Garnasih. Komunitas dan seni jadi jalannya.

Anak muda dan warga Kampung Fals RT 03 RW 16 Desa Kamasan, Kabupaten Bandung, menonton bersama film dokumenter tentang Inggit Garnasih, Sabtu (26/2/2022) malam. Di kampung inilah, Inggit lahir pada 1888 silam. (Foto: Reza Khoerul Iman/BandungBergerak.id)

Penulis Reza Khoerul Iman28 Februari 2022


BandungBergerak.id - Cinta untuk Inggit Garnasih mengalir dari anak-anak muda Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung. Lewat kegiatan komunitas dan seni, anak-anak muda di kampung kelahiran sang tokoh perintis yang mendampingi Sukarno hingga gerbang kemerdekaan bangsa itu menggelar acara bertajuk “Menelisik Sejarah Inggit Garnasih melalui Komunitas dan Seni di Kamasan”, Sabtu (26/2/2022) sore.

Oy Agam (36), salah satu pegiat Kampung Fals, Kamasan, mengaku merasa miris hati mengetahui bagiamana anak-anak muda di Kamasan tidak mengetahui sosok yang luar biasa seperti Inggit Garnasih.

“Selaku putra daerah dari Kamasan, kita tertarik untuk mengangkat daerah Kamasan dan juga tokoh yang ada di sana, seperti Ibu Inggit Garnasih. Ia menjadi sesosok yang telah memberikan jasa dan dapat dijadikan panutan,” tutur Oy kepada BandungBergerak.id.

Acara dibuka dengan santunan kepada anak yatim, dilanjutkan penampilan seni tarawangsa, podcast, serta nonton bersama film dokumenter tentang Inggit Garnasih buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Anak-anak muda Kampung Fals menggandeng Komunitas 3x4m, Mataholang, dan komunitas lainnya.

Mengenalkan sosok dan nilai-nilai perjuangan Inggit Garnasih disadari sebagai perkejaan yang tidak mudah. Harus ada dukungan dan kerja sama yang melibatkan berbagai pihak dalam jangka waktu yang panjang.

Para anak muda pegiat Kampung Fals sudah menyiapkan sederet program lain di waktu-waktu mendatang. Mulai dari kegiatan mengajar, gotong-royong, dapur hidup, hingga pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Banyak warga kampung ini memproduksi makanan cente, membuat tas, dan menghasilkan asesoris seperti cincin.

Menurut Oy, acara mengenalkan sosok Inggit Garnasih ini bukanlah kegiatan kesejarahan yang terakhir. Anak-anak muda Kampung Fals akan terus menggali sejarah dan tokoh yang dimiliki Kamasan, lalu belajar dari kisahnya. Selain Inggit, misalnya, ada seniman Mang Utun.

Baca Juga: Bulan Cinta Inggit Garnasih, Titik Nol Pendirian Inggit Garnasih Institute
Inggit Garnasih Dapat Anugerah sebagai Ibu Marhaenisme
BANDUNG HARI INI: Inggit Garnasih Lahir, Mendampingi Sukarno sampai Gerbang Kemerdekaan

Tentang Kampung Fals

Sampai dua tahun lalu, kawasan RT 03 RW 16 Desa Kamasan yang sekarang dikenal dengan Kampung Fals adalah daerah rawan banjir. Air meluap dari sungai Ci Batur, menggenangi rumah-rumah di kampung tersebut. Titik permasalahannya klise, tidak lain adalah sampah.

Bencana yang melanda kampung tersebut meninggalkan bekas. Tembok-tembok rumah menjadi kotor, menjadi potongan ingatan yang buruk bagi penghuninya.

Pada 5 Juli 2019, Oy menggulirkan ide yang awalnya sebatas berupa tongkrongan anak-anak muda. Awalnya mereka bergerak di bidang seni, seperti mural dan musik. Salah satu tujuannya, menutupi ingatan-ingatan buruk masyarakat akan bencana yang telah menimpa mereka. Itulah kenapa sepanjang gng di Kampung Fals penuh dengan warna dan kata-kata motivasi yang dikutip dari lirik-liriknya lagu Iwan Fals.

“Kata-kata yang dikutip dari lirik lagu Iwan Fals diharapkan akan menempel di ingatan tiap orang dan menjadi motivasi bagi mereka ketika membacanya,” tutur Oy.

Nama Fals diangkat karena di kampung ini banyak warganya tergabung dalam Komunitas OI, yang beranggotakan para penggemar Iwan Fals. Kampung Fals diharapkan menjadi wadah dan pendorong lahirnya inisiatif-inisiatif baik melalui komunitas, seni, atau dengan cara lainnya.

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//