• Berita
  • Pameran Foto Permakaman Korban Perang di Ereveld Pandu

Pameran Foto Permakaman Korban Perang di Ereveld Pandu

Ereveld Pandu di Bandung tidak hanya memakamkan warga Belanda, melainkan juga berisi kuburan warga Indonesia.

Foto bersejarah yang dipamerkan di Ereveld Pandu atau Makam Kehormatan Belanda di Bandung, Senin (7/3/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Reza Khoerul Iman7 Maret 2022


BandungBergerak.id – Kisah kelam perang Indonesia dan Belanda terangkum dalam kompleks kuburan Ereveld Pandu (Makam Kehormatan Belanda) di Bandung. Di sana ratusan nisan berjajar rapi di atas rumput hijau. Nisan-nisan mereka berbentuk simbol agama yang mereka anut: Kristen, Islam, Budha, dan Yahudi.

Prosesi permakaman para korban perang itu ditampilkan lewat pameran foto koleksi Orlog Graven Stichting (OGS) yang diselenggarakan bertepatan dengan hari peresmian Ereveld Pandu, Bandung, 7 Maret 1948. Acara ini merupakan peringatan pertama sejak diresmikannya Ereveld Pandu 74 tahun lalu.

Salah satu foto menampilkan prosesi permakaman kembali sekitar 4.000 korban perang pada rentang waktu 1941-1949. Selain warga Belanda, korban perang warga Indonesia juga dimakamkan di sini, terlihat dari nama-nama yang tertera pada barisan nisan dengan simbol agama Islam.

Pameran foto sekaligus peringatan hari jadi Ereveld Pandu itu hasil kerja sama OGS Indonesia dengan Komite Peringatan Bersama Belanda – Indonesia. Pameran mengangkat tajuk Askara Amerta (Pameran Foto Bersejarah Ereveld Pandu) yang menampilkan 15 foto sejarah Ereveld Pandu, yaitu foto saat peresmian dan beberapa potret terkait prosesi permakaman.

Pameran ini juga didukung oleh Mataholang Officeel yang berperan menginisiasi acara, dan Project Sesama yang telah mengkurasi 50 foto sejarah Ereveld Pandu menjadi 15 foto untuk dipamerkan.

“Setahu saya, peringatan-peringatan ulang tahun Ereveld Pandu sebelumnya tidak pernah diperingati. Bahkan dari seluruh Ereveld yang ada di Indonesia, pameran foto seperti ini adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan di lingkungan Ereveld,” ungkap Gatot Gunawan, koordinator Mataholang Officeel kepada BandungBergerak.id, Senin (01/03/2022).

Direktur Ereveld Pandu, Eveline C. de Vink MSc MBA membenarkan acara pameran foto ini merupakan yang pertama kali mereka selenggarakan di Ereveld Pandu, bahkan menjadi yang pertama kali di antara Ereveld lainya di Indonesia.

Eveline mengatakan, acara tersebut menjadi semacam percobaan untuk mengetahui bagaimana respons dari para tamu undangan dan masyarakat umum terkait perayaan ulang tahun Ereveld Pandu. Selain itu acara tersebut menjadi pembelajaran untuk persiapan acara berikutnya di lain waktu,

“Acara pameran foto ini merupakan ide yang bagus dalam memperingati ulang tahun Ereveld Pandu, dan sekarang untuk pertama kalinya ada upacara khusus untuk ulang tahun Ereveld Pandu,” ucap Eveline di Ereveld Pandu.

Pameran foto sejarah tersebut diharapkan dapat menjadi pemicu Ereveld lainnya di Indonesia untuk menyelenggarakan acara serupa. Gatot menyadari bahwa Ereveld ini memiliki aset yang sebenarnya bisa diungkap ke masyarakat umum, seperti kisah, artefak, dan foto bersejarah.

Pameran foto sejarah Ereveld Pandu didukung oleh Mataholang Officeel yang berperan sebagai orang yang menginisiasi acara ini, dan Project Sesama yang telah mengkurasi foto sejarah Ereveld Pandu.

Ke depannya, acara yang merangkul komunitas, keluarga korban, dan masyarakat umum akan diselenggarakan kembali. Mungkin dalam bentuk yang sama atau berbeda.

Baca Juga: Menggali Sejarah Kuburan Tua Belanda di Bandung dan Cimahi
Anak-anak Kampung Karees Mengenang Korban Perang
Menggali Sejarah Kuburan Tua Belanda di Bandung

Foto bersejarah yang dipamerkan di Ereveld Pandu atau Makam Kehormatan Belanda di Bandung, Senin (7/3/2022). (Foto:  Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Foto bersejarah yang dipamerkan di Ereveld Pandu atau Makam Kehormatan Belanda di Bandung, Senin (7/3/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Ereveld Pandu Tempat Edukasi

Selama 74 tahun Ereveld Pandu berdiri di Kota Bandung, banyak kisah yang dapat diungkap ke masyarakat umum untuk dijadikan pembelajaran bersama. Oleh karenanya secara perlahan Ereveld Pandu membuka permakaman tersebut untuk umum.

Pihak OGS Indonesia sadar bahwa permakaman Pandu menyimpan banyak cerita yang dapat diungkap, seperti kisah dari seorang yang dimakamkan di sana, monumen yang sarat akan cerita di baliknya, hingga berbagai foto yang tersimpan di sana.

Aset tersebut menjadikan Ereveld Pandu tidak hanya menjadi sebatas tempat menguburkan orang mati, tapi tempat itu lebih bernilai lagi, yaitu menjadi tempat edukasi untuk masyarakat luas.

Harapannya pameran foto tersebut dapat memberikan edukasi kepada setiap pengunjung dan menyadarkan setiap orang bahwa Ereveld Pandu ini juga untuk Indonesia, bukan hanya Belanda.

“Untuk kedua negara dan masyarakat, diharapkan akan lebih saling mengerti dan memahami. Mungkin di masa lalu Indonesia dan Belanda pernah saling berkonflik, tapi sekarang mari kita lihat ke depan. Intinya, berhenti mewariskan dendam dan tidak membuat konflik baru,” pungkas Gatot.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//