Menuntut Transparansi Pembangunan Jalan Layang Ciroyom
Ratusan warga terdampak pembangunan Jalan Layang Ciroyom belum memperoleh kejelasan informasi proyek. Mereka pun gamang mengambil keputusan.
Penulis Emi La Palau17 Maret 2022
BandungBergerak.id - Ratusan warga yang bakal terdampak pembangunan Jalan Layang Ciroyom menuntut transparansi perencanaan dan pelaksanaan proyek tersebut. Mereka membutuhkan informasi yang cukup untuk bisa membuat keputusan menyikapi penggusuran tempat tinggal atau lokasi usaha.
Rencana pembangunan flyover atau jalan layang Ciroyom mencuat usai kunjungan para pejabat Pemerintah Kota Bandung ke kawasan Jalan Arjuna dan sekitarnya, pada Selasa (15/2/2022) lalu. Proyek ini merupakan imbas penetapan Stasiun Padalarang sebagai titik henti terakhir Kereta Api Jakarta Bandung, menggantikan Tegalluar.
Jalan layang yang dibangun untuk mempermudah akses dari Padalarang ke Kota Bandung direncanakan memiliki panjang 700 meter dan melintas di dua kelurahan. Ratusan warga terdampak tercatat secara administratif merupakan bagian dari RW 8, RW 9, dan RW 4 Kelurahan Ciroyom serta RW 4 Kelurahan Husein Sastranegara. Sebagian besar warga terdampak menggantungkan hidup dengan berjualan barang-barang atribut TNI, menjadi pedagang pasar, serta pedagang kaki lima.
Irfan Saepurohman (40), salah satu warga RT 04 RW 04 Kelurahan Husen Sastra Negara menyebut, sudah ada tiga kali pertemuan dengan pihak kelurahan terkait pembangunan jalan layang Ciroyom. Namun, belum ada kejelasan diperoleh warga terdampak. Tidak sedikit informasi tentang proyek masih simpang siur. Misalnya, apakah proyek akan mengambil 12 meter atau 20 meter lebar bahu jalan.
“Ini proyek tergesa-gesa. Jadi pertemuan masih mentah, tdak ada hasil karena hanya melibatkan konsultan pendataan. Gambar flyover sampai saat ini belum ada yang fiks karena masih di konsultan perencanaan,” kata Irfan, yang lahir dan tinggal di lahan yang kini jadi tempatnya berjualan alat-alat perlengkapan TNI, ditemui BandungBergerak.id, Rabu (16/3/2022).
Selain rincian proyek, nasib warga pascapenggusuran juga belum jelas. Irfan menyatakan, belum ada negosiasi secara resmi. Warga yang sebagian besar bekerja sebagai pedagang menuntut agar diberikan ganti rugi dan relokasi yang pantas agar mereka dapat kembali berjualan.
“Intinya, warga pedagang ingin relokasi. Kalau warga penduduk rata-rata relokasi atau penggantian yang layak,” ucapnya.
Ketika dikonfirmasi, Lurah Husein Sastranegara, Ganjar Arimukti mengungkapkan memang hingga kini belum ada kejelasan terkait pembangunan. Namun, menurutnya, berdasarkan perkiraan ada sekitar 54 kios pedagang hejoan atau atribut TNI dan sekitar 48 kios kaki lima.
“Untuk kejelasan pembanguanan belum ada karena tim surveinya masih memetakan. Untuk sosialisasi ke warga, sudah (dilakukan),” ungkapnya.
Baca Juga: Pembangunan Jalan Layang Ciroyom jangan Mengorbankan Kehidupan Warga
Bukan Hanya Jalan Layang, tapi Juga Layanan Transportasi Publik
Membedah Kemacetan Kota Bandung (1): Kota Kembang Lautan Kendaraan Pribadi
Baru Sosialisasi
Ketua RW 04 Kelurahan Ciroyom, Warsino Haryo mengungkapkan pihaknya telah melakukan sosialisasi secara langsung dari pintu ke pintu (door to door) kepada warga yang akan terdampak. Ia mengungkapkan, di RW 4 sendiri ada 100 warga yang akan terdampak. Mereka semuanya adalah para pedagang pasar. Selain itu, juga ada beberapa bangunan rumah yang berdiri di atas lahan PT. KAI.
“(Yang terkena dampak rata-rata) pedagang sama pemilik kios,” ungkapnya kepada BandungBergerak.id, Selasa (15/3/2022).
Warseno juga mengaku bahwa dokumen detail engineering design (DED) hingga kini masih dipegang oleh konsultan. Ia mengaku DED sendiri tidak akan didapat, hanya penjelasan dari pihak konsultan.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Lurah Ciroyom Moch. Agus Firmansyara mengungkapkan hingga kini belum ada perkembangan informasi mengenai keberlanjutan dari pembangunan proyek jalan layang Ciroyom. Sosialisasi menyeluruh kepada warganya hingga kini belum dilakukan
“Belum (sosialisai belum dimulai). (Terkait pembangunan) Menurut info, lagi mematangkan gambarnya,” ujarnya.
BandungBergerak.id telah berupaya menghubungi para pejabat Pemerintah Kota Bandung untuk mengkonfirmasi rincian rencana proyek pembangunan jalan layang Ciroyom. Namun, tidak ada tanggapan untuk permintaan wawancara.