Bugar dan Produktif Saat Puasa, Bagaimana Caranya?
Masalah menjaga kesehatan di bulan puasa tersebut dikupas dalam diskusi Bugar dan Produktif saat Puasa yang digelar Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Penulis Reza Khoerul Iman1 April 2022
BandungBergerak.id – Pola hidup orang yang menjalankan puasa di bulan Ramadan akan mengalami banyak perubahan. Termasuk dalam hal pertahanan tubuh (imunitas) dan produktivitas selama bulan Ramadan.
Meski demikian, ibadah di bulan puasa pada bulan Ramadan seyogyanya tidak menjadi penghalang bagi setiap insan yang menjalankannya untuk menjaga tubuhnya tetap sehat dan produktif. Bagaimana hal ini bisa dicapai?
Masalah menjaga kesehatan di bulan puasa tersebut dikupas dalam diskusi “Bugar dan Produktif saat Puasa” yang digelar Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung secara daring, Kamis, (3/31/2022). Diskusi ini ditemani oleh tiga dokter sebagai pembicara, yaitu Dian Marta Sari, Maya Kusumawati, dan Ides Haeruman Taufik.
Ides menyatakan setidaknya ada tiga prinsip yang mesti diperhatikan setiap orang yang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, yaitu 3J yang di antaranya adalah jadwal makan, jumlah makanan, dan jenis makanan.
Ketiga prinsip ini pada bulan Ramadan akan berubah total mengikuti aturan puasa, seperti jadwal makan yang biasanya 3 kali sehari dengan 2 sampai 3 snack per harinya akan berubah jadwalnya menjadi saat sahur dan berbuka saja.
Selain itu, tidak sedikit orang yang tidak bisa mengontrol jumlah makanan pada saat berbuka puasa. Ides menjelaskan, padahal jumlah makanan yang baik sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dan program Isi Piringku Kemenkes. Sementara jenis makanan pada bulan puasa biasanya sangat beragam pada saat berbuka.
“Permasalahan di kita hari ini berbeda dengan di zaman Nabi Muhammad, yaitu banyak berbalik, seperti di Bandung ini masih ada istilah sahur sayaana, buka sagala aya. Ini yang menjadi permasalahan dan mesti diubah agar tidak menimbulkan dampak yang buruk,” ucap Ides Ides Haeruman Taufik.
Oleh karenanya, Ides menjelaskan, kenapa masih ada orang yang selepas bulan Ramadan berat badannya malah menjadi naik, atau ada yang awalnya normal malah berubah menjadi obesitas. Hal ini disebabkan karena tidak memperhatikan dan menyesuaikan pola hidup sehat selama bulan Ramadan.
Padahal menurut Maya Kusumawati, seharusnya ibadah puasa ini memberikan manfaat dan dampak yang baik pada tubuh. Ia menekankan, mereka yang mendapat manfaat fisiologis adalah yang mampu mengontrol dan menjaga pola hidup sehat selama Ramadan.
“Secara fisiologis, saat puasa pola makan itu akan berubah. Tentunya akan ada kehilangan jadwal makan ini akan berakibat kekurang asupan pada tubuh, begitupun dengan cairan. Kemudian ada juga perubahan pola tidur. Rata rata pola tidur itu berkurang 1-2 jam. Maka diperkirakan sebanyak 300 kalori hilang per hari. Pada akhirnya puasa ini pada orang yang normal akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan,” ucap Maya.
Baca Juga: Ramadan di Bandung Dulu dan Kini (7): Nonton Film di Bioskophttps://bandungbergerak.id/article/detail/398/ramadan-di-bandung-dulu-dan-kini-7-nonton-film-di-bioskop
Ramadan di Bandung Dulu dan Kini (6): Dorong Lokomotif si Gombar, Itikaf Jaga Jarak
Ramadan di Bandung Dulu dan Kini (5): Dari Sumur Bor ke Cikapundung Riverspot
Mempertahankan Pola Hidup Sehat selama Puasa
Puasa melatih pola hidup sehat. Hal ini mestinya tetap dijaga bukan ditingkatkan atau dikurangi ketika bulan Ramadan usai. Dian Marta Sari mengatakan, pola hidup sehat penting dalam mempertahankan tingkat imunitas setiap orang.
Hal yang perlu diperhatikan di antaranya adalah asupan dan jenis makanan yang dimakan baik saat sahur atau berbuka puasa. Apabila tidak terjaga dengan baik maka tetap saja puasa tidak akan memberikan dampak yang baik.
Selain itu, aktivias sehari-hari ketika di bulan Ramadan mesti diperhatikan juga. Sebaiknya jangan menambah beban pekerjaan atau memaksakan dalam bekerja. Seperti dalam makanan, aktivitas saat puasa juga mesti dipilih dan dipilah, agar imunitas setiap orang bisa tetap terjaga dan masih bisa tetap produktif dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
“Bulan puasa, bulan Ramadan bukan halangan untuk beraktivitas. Apalagi kalau bahasa kami exercise atau latihan kalau bisa. Kalau tidak ada kontraindikasi tetap dilakukan karena itu akan membawa manfaat, bahkan untuk sistem imun dan bonusnya mungkin penurunan berat badan lebih cepat, asalkan bisa lepas dari gorengan dan teh manis,” pungkas Dian Marta Sari.