• Berita
  • Krisis Sungai dan Air Bersih Kota Bandung dalam Video Animasi

Krisis Sungai dan Air Bersih Kota Bandung dalam Video Animasi

Proyek video animasi AkanMengalir Digital Art Exhibition ini mengajak pengunjung berinteraksi untuk menjaga sungai dan air bersih.

Eksebisi seni digital dengan judul AkanMengalir di Kala.Kini.Nanti Digital Art Space di mal Parijs van Java, Jumat (13/5/2022). Eksebisi audio visual imersif yang digagas Sembilan Matahari ini mengusung tema Saving the Future of Our Water Resource, berkaitan dengan lingkungan dan sumber air. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Emi La Palau14 Mei 2022


BandungBergerak.idTayangan video animasi diakhiri dengan gambar kehidupan alam yang mulai membaik, tanaman kembali subur, bunga bermekaran, rusa dan burung merak kembali hidup. Video animasi berdurasi 30 menit itu ditayangkan di Kala.Kini.Nanti Digital Art Space Paris Van Java, Kota Bandung. Video ini sekaligus menghadirkan pengalaman seni digital yang memungkinkan penonton dapat berinteraksi bersama secara virtual.

Proyek AkanMengalir Digital Art Exhibition ini merupakan eksibisi audio visual imersif yang dipersembahkan oleh angkatan Laskar Matahari sebagai proyek akhir dari program magang NM Lab Academic Intership oleh Sembilan Matahari. Eksibisi ini mengusung judul “Saving The Future of Our Water Resource”. Ide ini lahir atas keresahan akan semakin tercemarnya air dan lingkungan di belahan bumi, termasuk di Kota Bandung.

Lewat eksibisi audio visual imersif ini pula, anak-anak muda yang berada di balik lahirnya karya ini ingin menggugah kesadaran masyarakat bahwa bumi atau lingkungan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Proyek ini sekaligus mengingatkan peranan penting air dalam sendi kehidupan masyarakat.

Shafa Alika (18), salah satu penulis cerita dari eksibisi ini mengungkapkan alasan mengapa mereka akhirnya memilih elemen air. Kondisi sungai di Bandung saat ini berada dalam posisi kotor dan tercemar. Pihaknya mengambil fokus pada Sungai Cikapundung. Dalam prosesnya, mereka bekerja sama dengan Komunitas Cika Cika (Cikapundung-Cikalapa), komunitas bergerak di bidang pelestarian sungai.

“Kenapa air? Karena kita hidup sehari-hari sangat bersentuhan dengan air. Kita mandi pakai air, minum, segalanya, cuci baju. Kita lihat ke sekeliling kita, oh ternyata air tercemar. Air sebenarnya butuh pertolongan kita, terus karena kita ngeliat salah satu media air yang tercemar yaitu sungai sungai,” ungkap Shafa Alika, di lokasi, Jumat (13/5/2022).

Mereka mengemas keprihatian atas krisis air bersih dan pencemaran sungai melalui audio visual fantasi. Melalui proyek ini mereka mengajak manusia manusia menjaga air dan sungai.

Masyarakt dapat berpartisipasi dalam mencegah dan memulihkan sungai yang kotor dengan perilaku tak membuang sampah sembarangan dan mengolah sampah dengan baik. Ketika menonton eksibisi audio visual, penonton dapat berinteraksi langsung dengan menyentuh layar yang menciftakan animasi fungsi jamur yang berfungsi membersihkan air kotor. Hal ini diharapkan memberikan pengalaman dan kesadaran kepada pengunjung untuk bergerak bersama menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kita pengennya orang-orang yang datang ke sini setidaknya bisa melihat. Kan ada kejadian di mana alam itu kotor, ada kejadian alam itu bersih, kita ingin pengunjung yang datang ke sini, berpikir kalau alamnya bersih bakal lebih indah. Dan mereka secara sadar maupun tidak sadar membantu untuk setidaknya tidak merusak alam,” paparnya.

Simulasi Lingkungan yang Tercemar

Video animasi tersebut total berisis delapan scene yang menampilkan penggambaran kehidupan manusia pada umumnya; keegoisan manusia yang berdampak pada rusaknya alam; kehidupan sungai yang kumuh; hewan dan tumbuhan tak bisa mendapat air bersih.

Ada pula scene yang menyajikan visualisasi proses pemulihan alam dengan melibatkan penonton dengan teknologi layar sentuh. Sentuhan-sentuhan penonton akan menghidupkan fungsi animasi yang menggambarkan pemulihan alam.

Interaksi tersebut secara tidak langsung mengajak penonton untuk berpikir dan peduli terhadap lingkungan. Tetapi dengan visual yang menyenangkan.

“Dan di sini kita sebagai visual mentranslate visualnya simbol dan maknanya secara utuh, dan juga entertain untuk menghibur orang-orang yang masuk ke dalam sini,” tambah Muhamad Iza Fakhri, sebagai 3d Modeller Environment.

Baca Juga: Wajah Murung Sungai Citarum
Saat Suara Meriam Menggema di Puncak Gunung Gede Abad Ke-19
https://bandungbergerak.id/article/detail/2546/saat-suara-meriam-menggema-di-puncak-gunung-gede-abad-ke-19

Pengunjung membeli tiket eksebisi seni digital dengan judul AkanMengalir di Kala.Kini.Nanti Digital Art Space di mal Parijs van Java, Jumat (13/5/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)
Pengunjung membeli tiket eksebisi seni digital dengan judul AkanMengalir di Kala.Kini.Nanti Digital Art Space di mal Parijs van Java, Jumat (13/5/2022). (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Karya Anak-Anak Muda

AkanMengalir Digital Art Exhibition dimulai sejak Rabu, 11 Mei 2022, dan akan berlangsung hingga Sabtu, 22 Mei 2022. Pemutaran akan dilakukan selama 10 sesi tiap hari, dimulai sejak pukul 10.00 hingga pukul 20.00 WIB. Harga tiket masuk untuk menyaksikan video animasi ini Rp 60 ribu. Nantinya, hasil penjualan tiket akan disumbangkan untuk membantu dan mendukung kerja-kerja dari Komunitas Cika Cika.

Menariknya yang terlibat dalam pembuatan karya seni dan tekonologi ini seluruhnya anak muda. Total ada 22 anak muda yang terlibat, dari berbagai latar belakang mulai siswa hingga mahasiswa. Mereka menamakan diri Laskar Matahari yang terlibat dalam program magang bersama Sembilan Matahari selama tiga bulan.

Salah satu mentor, Bobby Satriya yang juga sebagai Consept and Story Development mengungkapkan ide air merupakan salah satu dari bagian intelektual property (IP) yang juga mengembangkan Semesta Kala, yang di dalamnya banyak berbicara persoalan lingkungan. Karya bertajuk AkanMengalir ini juga bagian dari Semesta Kala yang sebelumnya menghadirkan Hutan Menyala di Tahura Juanda dalam program kampanye penananam pohon.

“Kita membebaskan mau masuk dari sudut dan sisi mana, ternyata mereka masuk ke elemen air. Cuma karena terbatas waktu hanya 3 bulan, karena hanya berapa orang, sampai akhirnya kita kerucutkan ambil air. Sebelumnya kita banyak bicara tentang hutan, kita bicara tentang 2015 kita bicara tentang sampah Sungai Citrum,” kata Bobby Satriya.

Tentang Sembilan Matahari

Sembilan Matahari sendiri merupakan studio kreatif lintas disiplin ilmu dan profesi, mulai desainer, animator, penulis, sutradara, dan lain-lain. Sejak lahir pada 2007 lalu, Sembilan Matahari selalu mengeksplorasi kreativitas dan teknologi. Mereka mengeksplorasi medium audio visual seperti film layar lebar, animasi dan lain sebagainya dengan isu yang beragam, seperti isu-isu sosial, budaya, heritage, lingkungan, kebangsaan.

CEO Sembilan Matahari, Adi Panuntun mengungkapkan bahwa pihaknya mencoba mengintegrasikan beragam multimedia dalam kaitannya dengan digital realist, video mapping dan banyak hal lagi. Sembilan Matahari mengelola medium-medium tersebut dengan memuat nilai-nilai baik bagi masyarakat dan memiliki nilai hiburan.

“Sekarang kita berusaha memanfaatkan ragam media tersebut untuk kita bisa kemas supaya bisa lebih terampil dalam menyampaikan satu pesan edukatif kepada generasi Z, tidak hanya milenial, sekarang kan kita sudah harus bicara tentang generasi Z,” ungkapnya.

Itu sebabnya karya yang ditampilkan kali ini mengusung air yang mengalir, karena karena pewaris air dan sungai selanjutnya adalah generasi Z.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//