• Opini
  • Membayangkan Vladimir Putin Menjadi Manajer Sepak Bola

Membayangkan Vladimir Putin Menjadi Manajer Sepak Bola

Vladimir Putin memang sudah terbiasa menganalisa, tak heran karena ia merupakan mantan agen KGB dan merupakan salah satu pemimpin yang gemar membaca.

Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage, Bandung, Rabu (15/12/2021). Stadion ini digadang-gadang menjadi kiblat sepak bola Bandung. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

28 Mei 2022


BandungBergerak.idSepak bola dan politik adalah dua unsur yang harus dipisahkan, penulis pun sangat menentang jika dalam sepak bola ada campur tangan politik. Namun dua unsur ini juga memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama mengejar sesuatu yang di anggap memiliki nilai tinggi, bahkan nilai tertinggi dalam kehidupan manusia (supreme good), istilah yang dipakai oleh Aristoteles. Keduanya sama-sama sebuah pertarungan atau laga untuk memperebutkan intrinsik yang tinggi.

Namun, di sini penulis tidak akan membahas terlalu dalam mengenai hubungan sepak bola dan politik.

Saat orang-orang akan merayakan tahun baru di tanggal 31 Desember 1999, rakyat Rusia justru menyaksikan sang kepala negara mendadak mengundurkan diri. Dikutip dari buku Bola Politik dan Politik Bola, dalam pemilihan presiden tahun 2000 Putin menang telak. Berdasarkan konstitusi baru yang telah diamandemen setelah runtuhnya Uni Soviet, Kepala Negara Rusia hanya bisa menjabat 4 tahun, sesudah itu hanya bisa dipilih sekali lagi. Maka pada pemilihan 2004, Putin maju lagi dan menang.

Empat tahun kemudian dalam pemilu 2008 Putin mendukung Dmitri Medvedev untuk maju, karena ia tidak bisa mencalonkan lagi. Dalam pemilu tersebut Medmedev menang dan mengangkat Putin menjadi Perdana Menteri. Saat itu spekulasi bermunculan bahwa Medmedev dan Putin mengadakan kontrak politik. Putin mendukung “konco” politiknya menjadi presiden. Namun pada saatnya nanti kursi presiden akan “dikembalikan” pada rekannya tersebut.

Spekulasi itu ternyata bukan “kabar burung”, kemudian pada 29 September 2011 Medmedev mengeluarkan pernyataan akan menyerahkan kursi presiden kepada Vladimir Putin karena ia kalah pamor berdasarkan jejak pendapat yang diadakan oleh Levada (lembaga riset independen Moskow).

Putin memang seorang politisi yang cerdas dan bisa diasumsikan ia sukses bermain dengan 5 bidang politiknya. Mantan petinggi KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti atau Dinas Intelijen Uni Soviet) ini manuvernya memang sangat ambisius yang ditandai dengan reformasi ekonomi, kebijakan politik luar negeri dan militernya yang diakui dunia, bahkan menyaingi negara adidaya Amerika Serikat. Tak main-main ia pernah menjadi tokoh paling berpengaruh di tahun 2015 versi majalah Forbes. Lalu, bagaimana jika Putin menjadi manajer sepak bola?

Sosok kharismatik, tegas dan berani ini, jika menjadi manajer sepak bola sekaligus sebagai pelatih kepala, dia akan cenderung memainkan sepak bola yang offensive dan tidak terpaku pada aturan strategi atau taktik permainan yang sudah ada sebelumnya. Namun permainan offensive-nya diimbangi dengan lini pertahanan yang kokoh dan solid. Tentu Putin akan memerintahkan para pemain agar bermain sampai titik darah penghabisan di lapangan.

Di luar lapangan, sosok yang sedang ramai dibicarakan karena invasi negaranya ini juga tak akan segan untuk mengkritisi atau bahkan menentang jika ada regulasi atau peraturan yang tak sesuai dengan klubnya. Seperti dalam contoh adanya European Super League atau ESL, Putin mungkin akan menjadi salah satu manajer sepak bola atau bahkan pionir dari beberapa klub yang akan mendukung gelaran ESL tersebut meskipun otoritas UEFA sudah memperingatkannya.

Baca Juga: Pengungkapan Kasus Kekerasan Seksual oleh LPM Lintas IAIN Ambon Bukan Kriminal!
Jangan Lupa, PKL Bandung adalah Anak Sah dari Pertumbuhan Ekonomi
Merawat Kertas Khas Nusantara Daluang yang Terancam Punah

Gemar Membaca

Sosok pemimpin memang harus pandai menganalisa dalam situasi apa pun. Analisa datang dari mengamati dan membaca terlebih dahulu. Vladimir Putin memang sudah terbiasa menganalisa, tak heran karena ia merupakan mantan agen dari KGB dan merupakan salah satu pemimpin yang gemar membaca. Dalam buku Leiden karangan Dea Tantyo, pemimpin terdahulu Rusia kala masih menjadi Uni Soviet yakni Joseph Stalin juga seorang yang gemar membaca. Bahkan, saat masih sekolah ia akan mengambil buku milik siswa lain dan membawanya pulang jika ia menyukai buku tersebut.

Tak jauh berbeda dari mantan pemimpin negaranya terdahulu yang gemar membaca, dikutip dari laman Russian Beyond, orang nomor satu di Rusia ini gemar membaca buku dongeng anak dan sejarah-sejarah. Selain hobi berolahraga, kala senggang pun mungkin ia akan melahap buku di perpustakaannya. Membaca karya-karya Yesenin, Turgenev, Lermontov, Tolstoy, Dostoyevsky, Nabokov, Pushkin. Membaca karya-karya besar Rusia lainnya. Ya, jika Putin menjadi seorang manajer sepak bola ia akan selalu menganalisa dari setiap pertandingan bahkan pertandingan lawan yang akan dihadapi.

Sedangkan dari sisi lapangan, teriakan dan arahan dari seorang juru taktik akan sangat mempengaruhi permainan anak asuhnya yang sedang berjuang di lapangan, lebih dari itu bahkan bisa memompa semangat para pemain selain dukungan dari suporter. Kemampuan komunikasi seorang pemimpin adalah hal yang bisa memicu semangat dari rakyatnya. Kala berpidato, Putin sering dengan lantang mengucapkan “Uraaa!”, yang kini tengah menjadi viral di kalangan masyarakat Indonesia.

Dikutip dari tribunnews.com, kata tersebut sering disebut saat Putin memberi semangat kepada prajurit tentara dan bisa disebut sorak-sorak yang menggambarkan suka cita, kegembiraan dan semangat. Kata tersebut bisa diartikan sebagai merdeka atau hore jika dalam istilah bahasa Indonesia. Dari hal tersebutlah Putin akan selalu berteriak dari sisi lapang untuk membakar semangat para pemain atau bahkan untuk menginstruksikan pemainnya agar bermain sesuai pola yang sudah ia racik.

Lalu untuk isi skuad klubnya, Putin akan mengisi mayoritas jajaran kepelatihan bahkan pemain di lapangan dengan sumber daya manusia di mana klub ia berasal. Bahkan jika suatu saat dari pemain lokal tersebut ada yang bersinar bukan tak mungkin ia akan menjualnya dengan harga yang fantastis. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang ia jalankan sebagai presiden: Rusia haruslah menjadi bangsa yang mandiri, tidak bergantung pada negara lain dan pemasok bahan-bahan pokok bagi sebagian negara seperti minyak atau bahkan pemasok senjata militer bagi sebagian negara.

Putin merupakan pria berzodiak Libra yang dikarakterkan bijaksana, kharismatik dan tegas. Well, Beberapa karakter tersebut memanglah harus ada dalam sosok kepala pelatih yang menakhodai sebuah klub/tim sepak bola.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//