Unjuk Rasa Anti-Israel di Bandung, Kemerdekaan Palestina Tergantung Amerika
Komunitas Yahudi di Amerika menguasai hampir seluruh sektor bisnis di negara tersebut.
Penulis Iman Herdiana20 Mei 2021
BandungBergerak.id - Dalam dua hari terakhir, Kota Bandung dilanda gelombang unjuk rasa solidaritas terhadap Palestina yang mendapat serangan militer dari Israel. Aksi berlangsung di dua titik pusat kota Bandung, yakni Gedung Merdeka dan Gedung Sate, Selasa (18/5/2021) dan Rabu (19/5/2021).
Pada aksi Selasa, unjuk rasa dilakukan di depan Gedung Merdeka. Aksi ini diprakarsai kelompok Islam yang mendukung kemerdekaan Palestina sekaligus mengutuk tentara zionis Israel.
Di hari yang sama, unjuk rasa terjadi di Gedung Sate oleh ratusan buruh dari beberapa serikat pekerja. Para buruh meminta pemerintah tegas menekan dunia internasional dalam mengambil tindakan terkait serangan militer Israel ke Palestina. Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum ikut turun bersama buruh.
Hari berikutnya, Rabu, kelompok Islam kembali turun ke jalan. Kelompok ini menyeru dunia internasional khusunya negara-negara Islam untuk tegas menanggapi agresi milter Israel di Palestina. Kelompok ini juga menyerukan jihad dan khilafah sebagai solusi untuk membela Palestina.
Baca Juga: Palestina dalam Dekapan Bandung
Bandung Hari Ini: Pidato Tengah Malam Ruslan Abdulgani di Konferensi Wartawan Asia Afrika
Kemerdekaan Palestina Tergantung Amerika
Agresi militer Israel atas Palestina tak lepas dari peran Amerika Serikat. Dubes Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y. Tohari, Amerika Serikat menjadikan Israel sebagai bagian dari kebijakan politik luar negeri di kawasan Timur Tengah.
Amerika melindungi Israel agar kekuasaannya tertancam kuat di kawasan kaya minyak tersebut. Pergantian Presiden Amerika tidak berpengaruh banyak pada nasib Palestina. Sebab, dalam pandangan Amerika eksistensi dan keamanan Israel sebagai landasan berpijak politik mereka.
Saat ini Amerika adalah perancang utama persoalan selesai dan tidaknya konflik antara Israel dan Palestina. "Begitu dominannya peran Amerika dalam persoalan Israel dan Palestina. Bahkan, Amerika juga menginisiasi normalisasi hubungan Israel dengan Mesir, Yordania, Sudan dan Maroko," ungkap Tohari, dalam diskusi ilmiah “Antara Amerika-Israel dan Palestina”, Rabu (19/5/2021), yang digelar daring oleh Departemen Antar Budaya Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Kemerdekaan Palestina menurutnya sangat bergantung dari itikad baik dari negeri Paman Sam serta tekanan dari negara-negara di seluruh dunia. Namun pertanyaannya, apakah Amerika menginginkan kemerdekaan Palestina atau tetap menginginkan status quo seperti ini, antara ketenangan lalu konflik dan penyerangan? “Kenyataan lebih besar bahwa kemerdekaan yang diinginkan lebih dari 70 tahun itu ada di pundak Amerika,” kata Tohari.
Pakar Kajian Budaya Amerika dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, Ida Rochani Adi mengatakan dukungan Amerika Serikat bagi Israel selama ini tidak lepas dari keberadaan komunitas Yahudi di Amerika yang hampir menguasai seluruh sektor bisnis di negara tersebut. “Ketika ada konflik di luar Amerika maka komunitas diaspora Yahudi sangat solid,” kata Ida.
Menurut Ida, kelompok Yahudi di Amerika termasuk kelompok yang paling terdepan dibanding dengan kelompok masyarakat yang lain. Meski Orang yahudi di Amerika sebagian besar mengaku tidak beragama, namun mampu membangun identitas dalam mendukung sesama kelompok Yahudi. “Pengalaman sosial, tradisi dan sejarah perjalanan sejarah Yahudi di Amerika Serikat sudah ada sejak zaman kolonial,”katanya.
Sementara Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan dukungan bangsa Indonesia untuk tercapainya kemerdekaan Palestina sangatlah tepat. Menurutnya, penyelesaian konflik kedua negara ini perlu segera dilakukan. “Kita dukung usaha pemerintah RI lewat jalur diplomatik dan jalur jejaring internasional untuk meminta Israel menghentikan serangannya,” jelasnya.