• Berita
  • Lebih dari 50 Ribu Warga Bandung Selatan Terdampak Banjir

Lebih dari 50 Ribu Warga Bandung Selatan Terdampak Banjir

Luapan Sungai Citarum, nestapa bagi warga Bandung Selatan.

Banjir akibat luapan Sungai Citarum di kawasan Kabupaten Bandung, Selasa (25/5/2021). BPBD Kabupaten Bandung mendata lebih dari 50 ribu warga di 5 kecamatan terdampak banjir. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Iman Herdiana26 Mei 2021


BandungBergerak.idSedikitnya 5 kecamatan di Kabupaten Bandung terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum, Selasa (25/5/2021). Titik-titik banjir Bandung selatan itu tersebar di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Margahayu, dan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Banjir dipicu hujan lebat dengan durasi panjang yang mengguyur kawasan Bandung Raya sejak Senin (24/5/2021) malam. Bencana yang berlangsung di masa pandemi Covid-19 ini memaksa warga mengungsi karena ribuan rumah mereka terendam.

Akses transportasi pun terputus. Warga hanya bisa menggunakan delman, perahu, atau berjalan kaki untuk menembus banjir dengan ketinggian mulai dari 30 cm sampai lebih dari 150 cm atau sedada orang dewasa.

Beberapa perkampungan terpaksa harus pindah ke pos pengungsian, seperti di pos Kampung Bojongasih di Dayeuhkolot. Pos pengungsian dilengkapi dengan sekat-sekat plastik untuk masing-masing kepala keluarga guna mencegah penularan Covid-19 yang masih berkecamuk.

Sementara BPBD Kabupaten Bandung melaporkan, sampai pukul 10.00, jumlah warga yang terdampak banjir lebih dari 50 ribu jiwa yang tersebar di 5 kecamatan, yakni Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, dan Margahayu. Dari 5 kecamatan itu, sedikitnya 9 desa terdampak.

Tidak semua warga terdampak mengungsi. Jumlah pengungsi yang berhasil dihimpun BPBD Kabupaten Bandung lebih dari 74 jiwa, belum termasuk lansia, anak-anak, ibu menyusui dan penyandang disabilitas. Selebihnya, BPBD Kabupaten Bandung masih melakukan pendataan. Pengungsian, antara lain, dipusatkan di Kantor Desa Dayeuhkolot.

Selain merendam ribuan rumah, banjir juga melanda fasilitas publik, seperti lebih dari 18 sekolah/madrasah tingkat SD sampai SMA; TK dan PAUD; serta lebih dari 28 tempat ibadah/masjid.

Sedangkan jalan raya yang terendam terdiri dari Jalan Raya Ciparay-Dayeuhkolot (sempat terputus selama beberapa jam), Jalan Andir-Katapang dengan tinggi muka air sempat mencapai 150 cm, Jalan Raya depan Metro terendam 50 cm, Jalan Cigebar-Cijagra 80 cm.

Hingga pukul 18.00 WIB, ketinggian air di Jalan Raya Dayeuhkolot-Banjaran turun menjadi 20-40 cm dan sudah bisa dilalui kendaraan bermotor. Sementara Jalan Raya Andir-Katapang masih terputus.

Baca Juga: Bandung Kota Rawan Bencana (2): Banjir dan Krisis Air Bersih
Lemahnya Sistem Drainase Jadi Penyebab Banjir Kota Bandung

Banjir akibat luapan Sungai Citarum memutus sejumlah jalan raya di Kabupaten Bandung, Selasa (25/5/2021). Hanya delman dan perahu yang bisa melaju. (Foto: Prima Mulia)
Banjir akibat luapan Sungai Citarum memutus sejumlah jalan raya di Kabupaten Bandung, Selasa (25/5/2021). Hanya delman dan perahu yang bisa melaju. (Foto: Prima Mulia)

Status Bahaya Citarum

Bencana banjir Bandung Selatan diawali hujan deras yang mendera kawasan Bandung Raya sejak Senin (24/5/2021) sejak sore sampai subuh, Selasa (25/5/2021) pukul 04.00. Akibatnya, anak sungai dan Sungai Citarum tak sanggup menampung tingginya volume air.

Grafik tinggi muka air Citarum tercatat meningkat mulai melebihi garis normal sejak Bandung Raya beberapa jam diguyur hujan deras, yakni lebih dari 500 cm. Batas normal tinggi muka air sungai terpanjang di Jawa Barat ini adalah 500 cm. Informasi ini terus diupdate Twitter BPBD Kabupaten Bandung.

Grafik tinggi mukai air Sungai Citarum terus meningkat sampai lebih dari 700 centimeter, yang artinya status dalam keadaan "bahaya". Banjir yang akhirnya merendam 5 kecamatan di kawasan Bandung Selatan itu. Posisi tanah kawasan tersebut umumnya sejajar atau lebih rendah dari Sungai Citarum. 

Akun Twitter @SatgasCitarum melaporkan kondisi Terowongan Nanjung usai Citarum diguyur hujan semalam, menunjukkan debit air masih tinggi. Hingga pukul 12.00 WIB, tinggi debit air mencapai 5 meter. Dalam kondisi normal atau tidak hujan, ketinggian air di muka pintu terowongan hanya 1 meter.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//