• Berita
  • Pakar Transportasi Ofyar Z Tamin Meninggal Dunia

Pakar Transportasi Ofyar Z Tamin Meninggal Dunia

Ofyar merupakan pakar yang konsisten di bidangnya. Tidak hanya soal transportasi Bandung, ia juga menganalisa masalah transportasi di kota-kota besar di Indonesia.

Ofyar Z Tamin, pakar transportasi, meninggal dunia, Rabu (9/6/2021). Keluarga Besar ITB berduka atas berpulangnya Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB tersebut. (Dok ITB)

Penulis Iman Herdiana9 Juni 2021


BandungBergerak.idOfyar Z Tamin, pakar transportasi ITB, meninggal dunia. Kabar meninggalnya pengamat transportasi ini disampaikan Humas ITB,  Rabu (9/6/2021). Kabar ini sebagai berita kehilangan bagi masyarakat transportasi nasional.

“Keluarga Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) berduka atas berpulangnya Prof. Dr. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., pada Rabu (9/6/2021). Beliau merupakan Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB dari KK Rekayasa Transportasi,” demikian siaran pers ITB.

Almarhum wafat di RSCM Kencana Jakarta pukul 06.55 WIB. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Komp Timah Kav 17, Fatmawati Cilandak, Jakarta. Selanjutnya, pada sore hari di hari yang sama, akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Ofyar merupakan Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) periode 2018-2022. Selain itu, almarhum merupakan Dekan Sekolah Pascasarjana ITB periode 2004-2010.

Ofyar Z Tamin lahir di Medan, 23 Agustus 1958. Ofyar merupakan lulusan Teknik Sipil ITB tahun 1982, kemudian melanjutkan studi S2 transportation planning and modelling di University of London, Inggris tahun 1986, dan meraih gelar Ph.D., bidang transportation planning and modelling masih dari University of London tahun 1988.

Semasa hidup, Ofyar mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya, pemakalah terbaik Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) tahun 2010, HPJI Gold Medal Award tahun 2007, Yokohama Prize untuk makalah terbaik pada the 5th World Conference on Transport Research (WCTR), Yokohama tahun 1989, Henry Spurrier Award dari the Chartered Institute of Transport (CIT), London tahun 1988.

Ofyar juga pernah meraih Reuben Smeed Prize untuk makalah terbaik pada the 20th Annual Conference of the Universities Transport Studies Group (UTSG), London tahun 1988, dan Penghargaan Departemen Pekerjaan Umum Award, lulusan terbaik (cumlaude) dalam Diploma Pasca Sarjana di Rekayasa Jalan Raya, Institut Teknologi Bandung tahun 1984.

“Pimpinan ITB menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam dan mendoakan semoga Allah Swt. mengampuni, merahmati, dan memberikan keselamatan kepada Alm. Bapak Prof. Dr. Ir. Ofyar Z. Tamin, M.Sc., serta keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas menerima kepulangan beliau,” lanjut pernyataan resmi ITB.

Dalam buku “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi” yang ditulis Ofyar Z. Tamin dengan penerbit ITB (1997) disebutkan, Ofyar terdaftar sebagai anggota pada beberapa perkumpulan atau lembaga profesional, seperti The Institution of Highways and Transportation (Inggris), The Chartered Institute of Transport (Inggris), Institute of Transportation Engineers (Amerika Serikat), Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (Indonesia), Masyarakat Transportasi Indonesia (Indonesia), dan World Conference on Transport Research Society.

Ofyar juga tercatat sebagai pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia baik di tingkat pusat sejak tahun 1995 maupun di tingkat daerah Propinsi Jawa Barat sejak tahun 1996 serta menjadi wakil ketua program Magister Transportasi ITB sejak tahun 1992.

Baca Juga: Bukan Hanya Jalan Layang, tapi Juga Layanan Transportasi Publik
BUKU BANDUNG (4): Romantika Anak SMA di Angkot Bandung dalam Komik Bangor

Konsisten Memikirkan Transportasi dengan Pendekatan Ilmu Pengetahuan

Ofyar Z Tamin merupakan pakar yang konsisten di bidangnya. Tidak hanya soal transportasi Bandung, ia juga menganalisa masalah transportasi di kota-kota besar di Indonesia. Ofyar percaya masalah transportasi di kota-keta besar di Indonesia bisa diatur dengan sistem perencanaan yang memakai pendekatan ilmu pengetahuan. Buku “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi” adalah salah satu buah pemikirannya di bidang transportasi.

Menurutnya, permasalahan transportasi berupa kemacetan, serta polusi suara, dan udara di beberapa kota besar di Indonesia sudah berada pada tahap yang sangat kritis. Kondisi ini hanya bisa diatasi dengan perencanaan dan pemodelan transportasi.

“Ilmu pengetahuan tentang perencanaan dan pemodelan transportasi makin dirasakan pentingnya dalam menangani permasalahan transportasi, khususnya di daerah perkotaan,” katanya, dalam kata pengantar buku “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”.

Menurutnya, di Indonesia, permasalahan transportasi sudah sedemikian parahnya, khususnya di beberapa kota besar seperti DKI-Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Kota yang berpenduduk lebih dari 1−2 juta jiwa dapat dipastikan mempunyai permasalahan transportasi.

Dalam buku tersebut, ia memperkirakan pada akhir 2000 hampir semua ibu kota provinsi dan beberapa ibu kota kabupaten akan berpenduduk di atas 1−2 juta jiwa. Kota dengan jumlah penduduk tersebut membutuhkan perencanaan dan pemodelan transportasi.

“Hal ini merupakan lampu merah bagi para pembina daerah perkotaan di Indonesia karena mereka akan dihadapkan pada permasalahan baru yang memerlukan pemecahan yang baru pula, yaitu permasalahan transportasi perkotaan,” ungkapnya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//