Dosen Universitas Muhammadiyah Ciptakan Roti dari Tepung Lokal Hanjeli
Tepung lokal hanjeli berpotensi menggantikan nasi.
Penulis Iman Herdiana14 Juni 2021
BandungBergerak.id - Kebanyakan roti terbuat dari tepung terigu yang berbahan dasar gandum. Namun ada satu roti di Kota Bandung yang tidak menggunakan tepung terigu, melainkan memakai bahan dasar tepung lokal hanjeli. Tepung ini bersumber dari tanaman lokal yang banyak tumbuh di Jawa Barat. Tanaman hanjeli bahkan berpotensi sebagai makanan alternatif pengganti padi.
Di Bandung, dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung), Saepul Adnan mengembangkan produk roti dari tepung hanjeli. Saepul Adnan menjelaskan, secara umum roti sudah menjadi makanan pokok di luar negeri dan makanan pokok kedua di Indonesia.
Pria yang mengenyam pendidikan S-1 di Prodi Kimia Univesitas Indonesia ini menuturkan, perkembangan konsumsi roti sekarang sudah sangat meluas sehingga beberapa orang ada yang mengganti makanan pokoknya dengan roti. Maka ia pun melakukan penelitian roti dengan bahan tepung hasil dari tanaman lokal hanjeli yang sudah terfermentasi. Penelitian roti ini telah memakan waktu setahun.
”Kita sudah berjalan hampir satu tahun ya dari perjalanan waktu kita research sampai betul-betul jadi sebuah produk (roti),” tambah Adnan, dalam keterangan pers yang diterima BandungBergerak, pekan kemarin.
Tim melakukan penelitian tentang bagaimana tepung lokal yang terbuat dari hanjeli memiliki karakteristik mirip terigu. Adapun kelebihan dari penggunaan hanjeli terfermentasi yakni dapat meningkatkan kandungan asam amino esensial yang sangat tinggi di dalam roti.
”Produk tersebut juga kaya akan serat pangan, antioksidan, dan kalsium yang sangat tinggi sehingga roti itu kita namakan roti fungsional,” lanjutnya.
Hanjeli (Coix lacyma-Jobi L) merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian tropis dari suku padi-padian atau Poaceae. Hanjeli adalah nama populer di daerah Jawa Barat (Sunda), sedangkan nama populer Indonesia adalah Jali atau Jali-jali. Tanaman ini menyebar di berbagai ekosistem lahan pertanian yang beragam dari daerah iklim kering, basah, lahan kering, ataupun lahan basah di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa.
Bagian biji hanjeli mengandung gizi setara beras, yaitu dalam 100 gram bahan mengandung karbohidrat (76,4 persen), protein (14,1 persen), lemak nabati (7,9 persen), dan kalsium (54 mg).
”Nah di Jawa Barat itu terkenal dengan hanjeli gitu yang tersebar di beberapa daerah seperti Sukabumi, Ciwidey, Sumedang, kemudian di daerah Bandung Utara juga ada yang menanam hanjeli,” tutur Adnan.
Adnan melihat, anjeli sangat potensial dan bisa menjadi alternatif pengganti beras. Sementara roti yang dikembangkannya mentarget segmen masyarakat dengan gaya hidup sehat dan ingin bebas dari gluten.
Baca Juga: Sarapan Pagi di Bandung era Hindia Belanda
BUKU BANDUNG (5): Kisah Para Produsen Sarapan Bandung Tempo Dulu
Hanjeli alias Air Mata Ayub
Di Jawa Barat, budidaya tanaman lokal hanjeli sudah berlangsung sejak beberapa tahun ke belakang. Mengutip Ikopin.ac.id, Senin (14/6/2021), Koperasi Warga Tani (KWT) Pantastik binaan Pusat Inkubator Bisnis dan Kewirausahaan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) bersama Dompet Dhuafa, meluncurkan Program Pengembangan Tanaman Lokal Hanjeli. Pada acara ini secara simbolis diserahkan biji (bibit) hanjeli pada anggota koperasi, pengenalan aneka produk dan makanan olahan hanjeli, demonstrasi penggunaan mesin pengolahan biji hanjeli, dan lain-lain.
Sementara odesa.id melaporkan, hanjeli atau jali-jali merupakan tanaman yang memiliki banyak nama. Dimulai dari istilah Latin, coix lacryma jobi, coix, job’s tears, adlay millet, kacang mutiara, ma yuen, air mata ayub, dan seterusnya.
Hanjeli memiliki kelebihan bebas gluten/gluten free. Bagi yang bermasalah dengan penyakit celiac, hanjeli tentu sebuah solusi. Bahkan di Cina, hanjeli digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, diare, kesulitan buang air kecil, dan lain-lain.
Di Kabupaten Bandung, tanaman hanjeli ditanam di Cimenyan. Salah satu pelopor penanaman hanjeli adalah Yayasan Odesa Indonesia, yang meyakini hanjeli memiliki manfaat gizi, juga manfaat daun untuk pakan ternak, dan penanggulangan erosi. Tanaman hanjeli juga menyuburkan tanah sekaligus memudahkan petani menanamnya karena kebutuhan airnya sangat moderat.