• Cerita
  • Kecamatan Lengkong: Odading dan Pusat Oleh-oleh Khas Bandung

Kecamatan Lengkong: Odading dan Pusat Oleh-oleh Khas Bandung

Kecamatan Lengkong sebagai salah satu pusat ekonomi di Bandung dengan hadirnya Pasar Kosambi. Kuliner terkenal di wilayah ini antara lain Odading Mang oleh

Penjual oleh-oleh Bandung di Pasar Kosambi, Kecamatan Lengkong. (Iqbal Kusumadirezza)

Penulis Iman Herdiana24 Maret 2021


BandungBergerak.id - Kecamatan Lengkong dikenal sebagai salah satu pusat oleh-oleh khas Bandung. Ini tak lepas dari keberadaan Pasar Kosambi dan pertokoan di sekitarnya. Orang Bandung maupun luar Bandung yang ingin membeli oleh-oleh biasa mampir ke pasar tradisional tersebut.

Pedagang Pasar Kosambi menjual beragam oleh-oleh khas mulai tempe dan oncom goreng, peuyeum Bandung (tape dari singkong), aneka manisan, wajit dan dodol beraneka rasa. Khusus dodol, makanan kenyal dan manis yang dijual di Pasar Kosambi sebenarnya bukan buatan Bandung, melainkan berasal dari Garut atau Kota Dodol.

Tetapi karena penjualan dodol Garut sudah tersebar ke berbagai daerah, termasuk ke Bandung, maka oleh-oleh dodol ini pun menjadi oleh-oleh Bandung.

Selain oncom, tempe goreng dan dodol, di sekitar Pasar Kosambi juga ada makanan yang pernah viral di penghujung 2020 lalu, yaitu Odading Mang Oleh. Posisi kuliner yang dipopulerkan Ade Londok itu terletak di Jalan Baranang Siang, yaitu jalan di sisi kanan Pasar Kosambi.

Mang Oleh menjual kuliner roti tepung tersebut dengan roda besar. Di saat kue ini viral, pembelinya sampai antre dengan sistem nomor. Selain Odading Mang Oleh, di kawasan ini juga terdapat kuliner roti Cari Rasa yang lebih dulu masyhur dari Odading Mang Oleh. Kalau yang satu ini posisinya satu kompleks dengan Pasar Kosambi, tepatnya di sayap kiri pasar.

Kecamatan Lengkong sendiri bagian dari 30 kecamatan di Kota Bandung yang posisinya di tengah kota. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung dalam Kecamatan Lengkong Dalam Angka 2018 dan 2019, saat ini kecamatan di tengah Kota Bandung itu dihuni 64.085 jiwa.

Mereka tinggal di daerah seluas 574 hektar atau 5.8 kilometer persegi dengan ketinggian tanah rata-rata 700 meter di atas permukaan laut. Penduduk Lengkong lebih banyak laki-laki, yakni 31.638 laki-laki dan perempuannya sebanyak 32.399 orang.

Mereka tersebar di 65 RW, 430 RT, dan 7 kelurahan, yakni Cijagra, Turangga, Lingkar Selatan, Malabar, Burangrang, Cikawao, dan Paledang.

Warganya didominasi anak dan usia produktif, yakni 0-19 tahun sebanyak 24.067 jiwa, usia 20-49 tahun sebanyak 29.604 jiwa, dan usia lansia atau 50 - 65 ke atas sebanyak 12.160 jiwa.

Turangga menjadi kelurahan dengan jumlah penduduk paling padat, yakni 12.827 jiwa. Kelurahan Paledang paling sedikit penduduknya, 5.925 jiwa.

Turangga sekaligus kelurahan terluas, yaitu 166 hektar yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Batununggal. Di kelurahan ini terdapat asrama Kavaleri dan Sekolah Staff Komando angkatan Darat (SESKOAD).

Kelurahan Lingkar Selatan dan Cijagra memiliki luas di atas 100 hektar. Adapun Kelurahan Malabar, Kelurahan Cikawao, Kelurahan Burangrang dan Kelurahan Paledang memiliki luas di bawah 100 hektar.

Dari data pendidikan, BPS mencatat penduduk 10 tahun ke atas menurut jenis kelamin dan pendidikan yang ditamatkan di Kecamatan Lengkong. Disebutkan, warga yang tidak/belum sekolah sebanyak 9,001 orang, terdiri dari 4.555 laki-laki dan 4.446 perempuan.

Jumlah warga yang tidak/belum tamat SD sebanyak 3.068 orang (716 laki-laki dan 1.352 perempuan). Warga yang tamat SD 10.355 jiwa terdiri dari 5.401 laki-laki dan 4.954 perempuan. Warga yang tamat SMP sebanyak 9.693 orang (4.139 laki-laki dan 5.554 perempuan). Warga tamatan SMA sebanyak 6.531 (3.217 laki-laki dan 3.314 perempuan).   

Warga berijazah Diploma/Akademi sebanyak 6.531 orang terdiri dari 3.217 laki-laki dan 3.314 perempuan. Lulusan universitas atau S1 sebanyak 6,430, yakni laki-laki 3.102 jiwa dan perempuan 3,328 jiwa.

Di wilayah ada kampus negeri Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang dulunya bernama Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Jalan Buah Batu. Kampus ini menjadi salah satu kiblat seni di Kota Kembang.

Profesi atau pekerjaan warga Lengkong beragam. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 3.969 jiwa, TNI/Polri 1.442 jiwa, pegawai swasta 7.678 jiwa, petani 38 jiwa, pedagang 4.817 jiwa. Warga dengan status masih pelajar 8.377 jiwa dan mahasiswa 4.762 jiwa, sisanya adalah pensiunan dan lain-lain.

Di bidang pendidikan, kecamatan Lengkong terdapat 23 unit SD dengan 8.230 murid, dan 440 guru. SMP sebanyak 13 unit dengan jumlah murid 5.617 jiwa, dan guru 311 jiwa. Jumlah SMA ada 12 unit dengan 5.887 murid dan 380 guru. Sedangkan SMK sebanyak 13 unit dengan 8.666 murid dan 573 guru.

Sebagai kecamatan di tengah kota, Kecamatan Lengkong dilengkapi fasilitas kesehatan mulai rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, Klinik/Balai Pengobatan. Terdapat 1 rumah sakit di Kelurahan Turangga. Fasilitas lainnya berupa 4 unit Puskesmas, 72 Posyandu, dan 7 klinik atau balai pengobatan, yang tersebar di masing-masing kelurahan.

Sementara penduduk penyandang disabilitas di Kecamatan Lengkong terdapat 104 orang terdiri dari keterbatasan fisik berupa tunanetra, tunawicara, gangguan mental dan lain-lain.

Penduduk yang Majemuk

Penduduk Lengkong cukup majemuk atau beragam. Berbagai agama ada di sini. Mayoritas penduduknya beragama Islam, yakni 62.950 jiwa, umat Protestan 4.848 jiwa, Katolik 2.697 jiwa, Hindu 110 jiwa, Budha 592 jiwa, dan agama lainnya 11 jiwa.

Jumlah sarana peribadatan berupa masjid sebanyak 81 unit, musola sebanyak 7 unit, dan gereja 12 unit. Tidak tercatat adanya tempat ibadat untuk agama Hindu, Budha, dan agama lainnya.

Aktvitas organisasi kemasyarakatan dilakukan lewat LPM yang jumlanya 23 organisasi. Ada pula organisasi Karang Taruna, organisasi kesenian, organisasi olahraga, dan lain-lain.

Kehidupan ekonomi kecamatan ini dapat dilihat dari data zakat fitrah tahun 2018 yang mencapai Rp107.561.000. Jumlah wajib pajak sebanyak 12.243 dengan nilai Rp33.268.274.102.

Arus ekonomi kecamatan ini difasilitasi lembaga keuangan berupa bank pemerintah, swasta, BPR, dan lainnya. Total ada 68 perbankan. Ada pula koperasi, pegadaian, asuransi dan money changer sebanyak 29 unit.

Kegiatan ekonomi juga terjadi dalam Usaha Menengah Kecil (UMK) dengan adanya 43 unit usaha. Ada 4 SPBU yang menandakan daerah ini memiliki arus lalu lintas yang tinggi.

Selain Pasar Kosambi, di wilayah ini juga tercatat ada satu pasar tradisional lainnya, yakni di Turangga. Kemudian terdapat 4 pasar modern, pertokoan dan minimarket, serta supermarket di Cijagra 1 unit dan di Turangga 1 unit.

Fasilitas komunikasi, antara lain, berupa kantor Pos yang tersebar di Cijagra, Lingkar Selatan, dan Malabar. Ada pula 2 stasiun radio di Burangrang sebagai media komunikasi.

Daerah ini juga menjadi destinasi wisata dalam kota. Terdapat beragam hotel berbintang dan non-bintang.

Ada 1 hotel bintang 3 di Turangga, satu hotel bintang 5 dan satu hotel bintang 3 di Malabar, satu hotel bintang 4 dan dua hotel bintang 2 di Cikawao, dan tiga hotel bintang 3 di Paledang. Jumlah hotel melati atau non-bintangnya mencapai 45 yang tersebar di masing-masing kelurahan.

Usaha kuliner dilakukan melalui usaha warung makan dan restoran yang mencapai 246 unit usaha. Sedangkan sarana pariwisata dan rekreasi difasilitasi dengan hadirnya bioskop, klab malam, pub, dan karaoke yang totalnya mencapai 21 unit yang tersebar di masing-masing kelurahan.

Di Cijagra terdapat 1 gedung pertunjukan dan 1 wahana mainan anak. Di Cikawao terdapat 4 biliar, di Paledang terdapat 1 biliar. Ada juga panti pijat di Turangga, Malabar, Cikawao, Paledang.

Jumlah sarana olahraga di Kecamatan Lengkong cukup lengkap, mulai basket 7, bulu tangkis 15, footsal 7, sepakbola 4, tenis lapangan 8, kolam renang, dan pusat kebugaran tersebar di masing-masing kelurahan.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//