Kota Bandung Terkendala Stok Vaksin Covid-19, BOR RSHS Tinggal 29 Persen
Di Kota Bandung terdapat sekitar 22.000 pegawai ritel. Dari jumlah ini, baru 4.730 orang yang telah menerima vaksin Covid-19.
Penulis Iman Herdiana16 Juni 2021
BandungBergerak.id - Pemerintah pusat menginstruksikan daerah gencar melakukan vaksinasi Covid-19. Instruksi ini dilakukan demi menghadapi kejaran infeksi Covid-19 yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Namun stok vaksin Covid-19 di daerah sendiri masih terbatas. Keterbatasan stok vaksin ini diakui Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, di sela vaksinasi terhadap 2.000 orang pegawai retail dan toko swalayan Kota Bandung, di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Rabu (16/6/2021).
Yana berjanji akan terus berupaya untuk memberi pelayanan vaksinasi Covid-19 secara adil dan merata. Pembagian vaksin untuk pegawai ritel tersebut berdasarkan jumlah karyawan di tiap-tiap perusahaan. “Jadi prinsip keadilan. Karena kita punya keterbatasan vaksin. Terpenting merata di sektor-sektor yang mungkin punya risiko tinggi," terangnya,” kata Yana Mulyana, dikutip dari siaran persnya.
Para pegawai retail termasuk kelompok rentan tertular Covid-19 karena pekerjaan mereka mengharuskan berhubungan langsung dengan orang banyak. Seperti pada saat Ramadan dan menjelang Idulfitri lalu, mereka diserbu oleh konsumen dari beragam tempat. Bisa jadi ada konsumen yang berasal dari zona merah.
Pemberian vaksin dihadarapkan bisa melindungi pada pegawai ritel sekaligus mencegah penularan Covid-19 yang akhir-akhir ini melonjak. "Karena kita tidak tahu pembeli yang datang itu datang dari zona apa. Jadi teman-teman harus memproteksi diri sendiri," ucapnya.
Namun karena keterbatasan dosis vaksin, Yana mengatakan belum semua pegawai retail dan toko swalayan di Bandung mendapat jatah penyuntikan. Di Kota Bandung terdapat sekitar 22.000 pegawai ritel dan swalayan. Dari jumlah ini, baru 4.730 orang yang telah menerima vaksin Covid-19.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Elly Wasliah, pun berharap para pegawai ritel dan pedagang pasar menjadi prioritas vaksinasi Covid-19. Ia bersykur kali ini para pekerja ritel mendapat 2.000 jatah vaksin.
Instruksi agar daerah menggencarkan vaksinasi Covid-19 datang dari pusat melalui Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dalam jumpa pers Selasa (16/6/2021). Pemerintah daerah, baik kabupaten maupun kota, diminta melakukan program vaksinasi di stadion-stadion sepak bola. Sehingga cakupan vaksinasi bisa menjangkau massa dalam jumlah besar.
“Kami perintahkan semua daerah melaksanakan vaksinasi masal secara optimal, di stadion-stadion di wilayah masing-masing. Mengambil contoh Kabupaten Bekasi yang diapresiasi Presiden,” kata Ridwan Kamil, mengacu pada vaksinasi di Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu yang memakai stadion sepak bola sebagai tempat vaksinasinya.
Mengenai kendala stok vaksin, ia mengaku telah meminta dukungan kepada Menteri Kesehatan agar menjadikan Bandung Raya sebagai daerah priorotas vaksinasi nasional. Saat ini, Bandung Raya dalam Siaga 1 menyusul penetapan zona merah pada Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Ia berharap Kemenkes mau memberikan vaksin yang ditargetkan untuk masyarakat umum, yakni orang berusia di atas 18 tahun ke atas. Permintaan ini berdasarkan situasi Covid-19 Bandung Raya yang terus meningkat. “Jadi siapa pun bisa divaksin, tidak dibatasi lansia, untuk kejar herd immunity yang maksimal,” kata Ridwan Kamil.
Baca Juga: Nama Varian Baru Virus Corona untuk Hindari Stigma
Membedakan Virus Corona Varian India dengan Covid-19 Biasa
Keterisian BOR RSHS
Kasus Covid-19 Bandung Raya maupun Jawa Barat masih mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari keterisian ruang isolasi (Bed Occupancy Rate/BOR) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang mencapai 80,36 persen, per Rabu (16/6/2021) pukul 09.30 WIB. RSHS merupakan rumah sakit pusat rujukan Covid-19 se-Jawa Barat.
Rincian BOR RSHS terdiri dari 224 tempat tidur, yang terisi oleh 180 orang pasien Covid-19. Jumlah tersebut terbagi BOR ICU atau pasien dalam kondisi berat sebanyak 92,92 persen, dan BOR Isolasi dengan gejala sedang sebanyak 71,50 persen.
Dengan kata lain, sisa BOR RSHS semakin menipis, yakni sekitar 29 persen untuk BOR Isolasi. Sedangkan BOR ICU RSHS nyaris penuh karena karena menyisakan sekitar 7 persen lagi.