RSKIA Kota Bandung: 400 Ibu Hamil Suspek dan 260 Orang di antaranya Positif Covid-19
Ibu hamil biasanya mengalami masalah pernapasan. Hal ini akan menjadi sangat parah jika ibu hamil tertular Covid-19 yang notabene menyerang napas dan paru.
Penulis Iman Herdiana17 Juni 2021
BandungBergerak.id - Pandemi Covid-19 tidak pandang bulu, bisa menginfeksi siapa pun, tak terkecuali ibu hamil. Tercatat, Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak atau RSKIA Kota Bandung telah menangani 400 ibu hamil suspek Covid-19. Dari jumlah tersebut, sekitar 260 ibu hamil dinyatakan positif Covid-19.
"Ini menunjukkan bahwa Covid-19 ini sudah tidak pandang bulu, termasuk menyerang mereka-mereka yang hamil dan berisiko kepada anaknya yang kemudian juga kena Covid-19," kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, saat meninjau RSKIA Kota Bandung, dalam keterangan pers, Rabu (16/6/2021).
Muhadjir mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat fasilitas dan pelayanan di RSKIA Kota Bandung. Mengingat, RSKIA Kota Bandung melayani dan memfasilitasi ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kita hari ini pada sore hari ini meninjau, melakukan super visi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung. Kenapa kita tinjau, karena di sini ada semacan inovasi yang dilakukan oleh rumah sakit ini yaitu melayani ibu hamil yang kena Covid-19," kata Muhadjir.
Muhadjir menjelaskan, penanganan untuk ibu hamil di RSKIA sudah tertata rapi. Mulai dari pemeriksaan ibu hamil yang suspek, penanganan pasien yang positif COVID-19, sampai anak dilahirkan.
"Dengan segala penindakan dan kapasitas yang disiapkan, mulai dari pemeriksaan mereka yang suspek, kemudian penanganan mereka yang positif, sampai kemudian ketika dia melahirkan, kemudian anak yang melahirkan itu bisa ditangani, diperiksa ulang untuk dipastikan apakah mereka termasuk yang suspek atau positif kena Covid-19 seperti yang terjadi kepada ibunya. Dan fasilitasnya sangat lengkap," jelas Muhadjir.
Muhadjir menambahkan, rencananya akan ada penambahan kapasitas untuk menangani pasien Covid-19 di RSKIA Kota Bandung, dari 100 tempat tidur menjadi 150 tempat tidur. Nantinya, RSKIA tidak hanya untuk ibu hamil dan anak, tetapi juga pasien umum.
Baca Juga: Varian Corona VoC Hanya Bisa Ditangkal dengan Protokol Kesehatan Ketat
Rem Darurat Covid-19 Bandung, 9 Sektor Sosial dan Ekonomi Diperketat
Pengaruh Covid-19 Pada Ibu Hamil
Erry Gumilar, pakar obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) mengatakan semua orang bisa terpapar Covid-19, tak terkecuali ibu hamil. Terlebih seorang ibu hamil cenderung mengalami perubahan fisik yang bisa menurunkan daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh menurun, maka virus apa pun bisa masuk, termasuk Covid-19.
Erry Gumilar pun mengingatakan, ibu hamil harus sadar akan risiko terjangkit Covid-19. Maka sebisa mungkin ibu hamil harus meminimalisir risiko keterpaparan Covid-19, di antaranya dengan menghindari kerumunan.
Bahkan jika tidak mendesak, ibu hamil disarankan menghindari kontrol langsung ke rumah sakit. Ibu hamil wajib menghindari kontak erat, tidak berpergian ke daerah pandemi, dan sebagainya.
“Sebisa mungkin bagi yang kandungannya sehat dan kondisi ibu risiko rendah, bisa mulai mengurangi kontrol di rumah sakit. Mulai untuk memanfaatkan telemedicine dengan dokter obgynnya,” ungkap Erry, dalam Webinar Professor Lecture On Covid-19 secara daring di Fakultas Kedokteran Unair bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya, Kamis (16/4/2020), dikutip dari laman resmi Unair, Kamis (17/6/2021).
Ibu hamil termasuk orang dengan risiko tinggi mengingat kerentanannya. Apalagi saat trisemester ketiga, ibu hamil biasanya mengalami masalah pernapasan dikarenakan area rusuk tertekan oleh janin. Hal ini akan menjadi sangat parah jika ibu hamil tertular Covid-19 yang notabene menyerang saluran pernapasan dan paru.
“Gak kena Covid-19 aja ibu hamil susah bernafas apa lagi kalau kena, bisa sangat berbahaya. Jadi yang paling baik ada tetap berdiam diri di rumah,” tambahnya.