• Berita
  • Lebih dari 400 Orang ASN Pemkot Bandung Positif Covid-19

Lebih dari 400 Orang ASN Pemkot Bandung Positif Covid-19

Paparan Covid-19 di kalangan ASN lahirkan kebijakan WFH. Selama WFH, ASN dituntut produktif dan bukan liburan.

ASN Pemkot Bandung saat upacara 75 tahun Bandung Lautan Api di Balai Kota Bandung, 24 Maret 2021. Selama pandemi Covid-19, beberapa kali ASN Pemkot Bandung melakukan WFH. (Foto: Prima Mulia )

Penulis Bani Hakiki29 Juni 2021


BandungBergerak.idTercatat lebih dari 400 personel Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terpapar Covid-19, mulai dari yang bergejala ringan hingga berat. ASN yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung paling banyak terjangkit virus SARS CoV-2 tersebut.

“Dari serluruh perangkat daerah, terbanyak dari Dinkes, seperti nakes di beberapa rumah sakit dan dari Satpol PP. Saya berharap semua (ASN) sigap dalam menyikapi kasus ini,” tutur Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, dalam acara Bandung Menjawab daring, Selasa (29/6/2021).

Jumlah ASN Pemkot Bandung yang terpapar masih akan bertambah, karena masih ada proses penyaringan yang dilakukan pihak Pemkot. Adi juga mengatakan pihaknya bakal mencatat para pegawai di pemerintahan yang belum terdaftar sebagai ASN. Hal ini guna menekan angka penularan yang sedang melonjak.

Adi menilai, masih banyak ASN yang belum tertib dalam mempraktikan protokol kesehatan (prokes) ketika bekerja di kantor dan lapangan. Ia berharap hal ini dapat jadi evaluasi dan pelajaran bagi semua pihak.

Tingginya ASN Pemkot Bandung yang terpapar membuat Pemkot Bandung memutuskan bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) terhitung sejak 28 Juni hingga 5 Juli 2021. Selama berlakunya WFH, para ASN tidak diperbolehkan berada di luar rumah selama jam kerja. Sistem absensi akan dilakukan secara daring oleh masing-masing perangkat daerah.

“Kami akan memberikan monitoring, pengawasan terutama untuk para pejabat daerah dan struktural. Para asn ini tidak diperbolehkan keluar rumah kecuali untuk mereka yang memang harus bekerja di lapangan,” ujar

Sementara itu, perkantoran non-ASN diimbau untuk 100 persen menerapkan WFH. Aktivitas di lingkungan kerja dan perkantoran harus ditutup sementara hingga waktu yang ditentukan. Kebijakan ini berlaku juga untuk sektor perekonomian dan pariwisata.

Baca Juga: Nakes Terpapar Covid-19 Peringatan Keras di tengah Gejolak Pagebluk
Kota dan Kabupaten Bandung Zona Merah
Covid-19 Merebak, Kantor Pemkot Bandung Ditutup

ASN Kerja di Rumah Bukan Liburan

Dalam keadaan ini, Pemkot juga pengimbau agar setiap perangkat menyiapkan strategi yang efektif untuk menjaga stabilitas di sektor pelayanan publik. Adi menjamin pelayanan publik akan terus berjalan secara daring.

Pihak Pemkot mengaku telah meyiapkan strategi pelayanan dengan intensitas yang sama dengan kegiatan offline. Kebiasaan ini akan terus diterapkan dengan menitikberatkan perhatian pada kepuasan masyarakat. Sebelumnya, pihak Pemkot sudah beberapa kali menerapkan WFH sejak awal pandemi berlangsung.

“Pandemi ini membuat transformasi digital dipercepat. Kegiatan ini diharapkan bisa terus dimanfaatkan sehingga pelayanan semakin efektif sampai nanti new normal,” ujar Adi.

Pelayanan publik jadi sorotan utama yang sedang digenjot oleh Pemkot demi mengejar efisiensi pola kerja ketika keadaan kembali seperti semula. Invonasi tersebut dinilai bisa meningkatkan integritas pelayanan pemerintah dengan masyarakat.

Konsep kerja dari rumah akan menuju cara kerja fleksibel. Sistem ini juga nantinya diharapkan bisa diterapkan setelah masa pandemi berlalu. Hal ini diupayakan mengingat perkembangan teknologi dan pengalaman selama pandemi berlangsung. Namun, cara kerja ini akan terus dievaluasi oleh pihak Pemkot hingga menemukan formula yang ideal.

Adi berharap seluruh ASN bisa mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru ini. Digitalisasi ini direncakan bakal disempurnakan dalam jangka waktu sekitar satu sampai dua bulan ke depan. Sementara sistem WFH selama pandemi sendiri, persentase jumlah minimal WFH akan berturunkan secara bertahap sesuai keadaan.

 “Working From Home ini bukan liburan, tapi tetap bekerja dengan lebih efektif. Walaupun nantinya, ASN ini bisa bekerja di mana saja. Tidak harus di rumah,” pungkasnya.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//