UPI Bangun Badan Usaha Milik Kampus, Unpas Optimalkan Kopma
BUMK ditargetkan bisa mendukung keuangan universitas, menciptakan kesempatan magang bagi dosen dan mahasiswa, dan menciptakan startup-startup baru
Penulis Iman Herdiana30 Juni 2021
BandungBergerak.id - Perguruan tinggi atau dunia kampus menghadapi tantangan tidak mudah di era revolusi industri 4.0 saat ini. Perguruan tinggi dituntut takan hanya bisa meluluskan lulusan-lulusan yang bisa bekerja, melainkan mampu menciptakan pekerjaan.
”Kuncinya adalah diperlukannya sebuah kreatifitas dan kemandirian karena saya memiliki keyakinan bahwa sesungguhnya peluang pekerjaan itu kapanpun selalu ada dan tidak mengenal masa, hanya mungkin jenisnya yang berbeda,” kata Rektor UPI, M. Solehuddin, dikutip dari laman resmi UPI, Rabu (30/6/2021).
Rektor menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan Webinar yang diselenggarakan oleh Divisi Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni Badan Bimbingan dan Konseling dan Pengembangan Karir (BKPK) UPI di Ruang Rapat Partere, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (28/6/2021).
Pada webinar bertema “Tantangan dan Peluang Lulusan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Tuntutan Kompetensi di Era Revolusi Industri 4.0” itu, Solehuddin menyatakan perguruan tinggi dituntut memiliki kemampuan adaptabilitas untuk menyesuaikan diri sesuai dengan situasi dan kondisi dan tantangan yang ada.
Tuntutan lainnya, perguruan tinggi harus mampu mencapai kemandirian, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat peluang. Kepada mahasiswamua, Solehuddin meminta untuk keluar dari pola pikir linier. “Tapi harus berpikir lateral, zig zag, karena alamnya berubah-ubah terus, ini yang harus dipahami oleh para mahasiswa,” ujarnya.
Tantangan pada mahasiswa juga tidak ringan. Mereka dituntut bukan sekadar memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga harus memiliki pengalaman. Itu sebabnya mereka didorong melakukan magang, mencari pengalaman, dan menggali ilmu di luar bangku kuliah.
Menurutnya, mahasiswa bisa mendalami ilmu yang ada di lingkungan masyarakat dan industri. Terkait dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Rektor mengatakan bahwa kampus bukan sekadar menciptakan kurikulum yang mendukung kreativitas, namun bagaimana pimpinan universitas memfasilitasi terciptanya peluang-peluang tersebut.
Salah satu upaya UPI dalam merespons MBKM ialah mendirikan Badan Usaha Milik Kampus atau BUMK. Hadirnya BUMK diharapkan menjadi mitra universitas di dalam menciptakan peluang-peluang tersebut.
BUMK ditargetkan bisa mendukung keuangan universitas, menciptakan kesempatan magang bagi dosen dan mahasiswa, dan menciptakan startup-startup baru yang melahirkan pelaku-pelaku ekonomi.
Baca Juga: Uluwatu Orchestra UI Garap Film Musikal Sangkuriang Bersama Komunitas Tunarungu
Seleksi Mandiri ITB Sediakan Opsi Bebas Biaya Kuliah
Kopma Unpas Jajaki Platform Digital
Geliat usaha di dalam kampus dapat dilihat dari kegiatan yang digerakkan koperasi mahasiswa (kopma). Di era pandemi Covid-19, kopma turut terdampak, seperti yang dialami Koperasi Mahasiswa Universitas Pasundan (Kopma Unpas).
Kopma Unpas selama ini mengandalkan perputaran modal pada empat unit usaha di kampus Tamansari, Lengkong, dan Setiabudhi. Kini Kopma mulai berekspansi ke ranah digital.
Ketua Umum Kopma Unpas Mudita Prabowo mengatakan, selama pandemi hanya toko Tamansari yang beroperasi. “Kopma memiliki empat bidang usaha, yaitu toko retail di Tamansari dan Lengkong, Green Cafe, dan Fotocopy di kampus Setiabudhi. Karena di Lengkong dan Setiabudhi tidak ada target pasar, maka kami fokus mengelola toko Tamansari,” katanya, Jumat (18/6/2021).
Pada kondisi normal, di toko Tamansari, Kopma bisa memperoleh omzet hingga 7 juta rupiah per hari. Tetapi, selama pandemi, pendapatan menurun drastis, bahkan sempat minus.
Guna menyiasatinya, Kopma memanfaatkan platform digital dengan menjajal bisnis pembuatan hampers dan buket. Rencananya, Kopma juga akan memperluas target eksternal dan saat ini masih dalam tahap perumusan ide.
Tidak hanya mengembangkan unit usaha, Kopma juga melakukan kaderisasi anggota melalui Pasundan Business Club (PBC). PBC merupakan wadah untuk menampung kreativitas dan partisipasi bisnis maupun minat bakat anggota.
“Di PBC ada dua bidang, yaitu bidang usaha dan minat bakat. Anggota yang memiliki skill di bidang usaha bisa membuat business plan, apabila menarik akan kami beri modal untuk direalisasikan. Di bidang minat bakat, anggota dapat mengasah potensinya dan bergabung dengan divisi public speaking, art, atau olahraga,” tambah Bowo.
Mengusung motto Sejahtera Bersama Anggota, seluruh kegiatan Kopma Unpas selalu berasaskan dari anggota untuk anggota. Modal berasal dari simpanan wajib dan simpanan pokok yang akan diputar kembali di unit usaha. Keuntungannya akan dikembalikan kepada anggota atau dalam manajemen koperasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU).