• Berita
  • Varian Delta Beredar di Bandung Raya

Varian Delta Beredar di Bandung Raya

Varian delta lebih mematikan dan mengancam pada generasi muda dewasa.

Petugas IGD RSHS membawa pasien terkonfirmasi Covid-19 ke ruang IGD khusus, Bandung, Jawa Barat, 13 Juni 2021. Kematian pada pasien Covid-19 terjadi karena penyakit penyerta, antara lain penyakit jantung. (Foto: Prima Mulia/BandungBergerak.id)

Penulis Iman Herdiana30 Juni 2021


BandungBergerak.idRumah sakit di Jawa Barat masih terus kebanjiran pasien Covid-19. Keterisian ranjang atau BOR rumah sakit sudah mencapai 90 persen. Ledakan pasien Covid-19 di rumah sakit selain karena tingginya pergerakan warga pasca-libur lebaran, juga diduga kuat berkat peran varian delta, varian baru virus corona, yang sudah ditemukan di Bandung Raya dan daerah lainnya di Jawa Barat.

Varian delta tercatat ditemukan di 9 kabupaten/kota di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Depok.

Masyarakat diminta semakin meningkatakan protokol kesehatan. Sejauh ini, varian yang pertama kali terindentifikasi di India itu tidak akan menginfeksi orang yang taat menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Nina Susana Dewi, mengatakan kurva kasus Covid-19 saat ini benar-benar berdiri tegak, menandakan lonjakan kasus yang sangat tinggi. “Sekarang situasi Covid-19 terus meningkat, kalau dulu awal Mei melandai, sekarang (kurva) meningkatnya itu berdiri. Artinya sangat masif,” ungkap mantan Dirut RSHS Bandung, ini, dalam jumpa pers daring, Rabu (30/6/2021).

Ia melihat ada peran varian delta yang daya tularnya lebih tinggi dibandingkan penularan virus corona sebelumnya—yang sebenarnya sudah memiliki penularan cepat. Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebut daya tular varian delta 3-10 kali lipat lebih cepat dibandingkan Covid-19 biasa.

Namun Nina juga menyebut varian ini lebih mematikan dan mengancam pada generasi muda dewasa. Ini terlihat dari pasien-pasien di rumah-rumah sakit. “Kita tahu di sekitar kita  ada (varian) delta yang sebarannya cepat, menyebabkan kematian lebih cepat,” katanya.

Memang salah satu penyebab kematian pasein Covid-19 terjadi karena membludaknya pasien-pasien di unit gawat darurat (UGD) rumah sakit. Sebagian pasien dalam kondisi berat dan tak ternangani, sehingga meninggal dunia.

Tetapi Nina melihat data kematian saat ini terjadi pula pada pasien-pasien muda. “Dulu kematian itu pada pasien dengan komorbid (berpenyakit penyerta) atau lansia, sekarang ternyata banyak juga anak muda karena delta ini,” katanya.

Baca Juga: Varian Corona VoC Hanya Bisa Ditangkal dengan Protokol Kesehatan Ketat
Membedakan Virus Corona Varian India dengan Covid-19 Biasa

Varian Delta Serang Anak Muda

Ridwan Kamil menyebut tingkat keganasan varian delta lebih tinggi dari virus corona penyebab Covid-19 sebelumnya (SARS CoV-2). Kendati demikian, varian ini masih bisa dicegah dengan protokol kesehatan yang selama ini sering dianjurkan, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan lain-lain.

Ia juga mengatakan varian delta banyak menyerang pasien usia muda. Laporan Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung, mengungkap tidak sedikit pasien Covid-19 berusia muda. Fenomena ini jarang terjadi pada pandemi gelombang tahun pertama 2020 lalu.

“Dari Rumah Sakit Boromeius, didapati pasien usia muda jadi banyak. Semuanya cepet sembuh juga. Menandakan imunitas anak muda lebih baik,” katanya.

Selain itu, tingginya lonjakan kasus Covid-19 dan munculnya varian delta membuat angka keterisian ranjang atau BOR rumah sakit di Jawa Barat saat ini mencapai 90 persen. Meski demikian, Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan BOR rumah sakit.

Total tempat tidur rumah sakit di Jawa Barat sebanyak 54 ribuan unit, dan baru 16 ribu tempat tidur yang dipakai pasien Covid-19. Sehingga masih ada sekitar 38 ribu tempat tidur lagi yang bisa dikonversi menjadi BOR untuk pasien Covid-19. “Kita bisa naikan sampai strateginya di 60 persen (dari 54 ribuan unit tempat tidur),” katanya.

Editor: Redaksi

COMMENTS

//