• Kampus
  • Pemerintah Direkomendasikan Libatkan Mahasiswa Kedokteran dalam Penanganan Pagebluk

Pemerintah Direkomendasikan Libatkan Mahasiswa Kedokteran dalam Penanganan Pagebluk

FKUI meluncurkan naskah kebijakan (policy brief) yang berusaha menjawab krisis kebutuhan tenaga kesehatan di era pandemi Covid-19.

Petugas kesehatan memeriksa pengemudi kendaraan dari luar kota dengan tes cepat antigen di pos penyekatan terpadu larangan mudik di KM 149 tol Purbaleunyi arah Jakarta di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 17 Mei 2021. (Foto: Prima Mulia)

Penulis Iman Herdiana19 Juli 2021


BandungBergerak.idFakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meluncurkan naskah kebijakan (policy brief) yang berusaha menjawab krisis kebutuhan tenaga kesehatan di era pandemi Covid-19. Policy brief hasil penelitian tim Medico-19 Research Group ini berintikan tentang kesediaan dan kesiapan mahasiswa kedokteran menjadi relawan dalam upaya penanggulangan pandemi.

Dasar pembuatan policy brief adalah hasil survei terhadap 4.780 mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia yang dilaksanakan oleh tim Medico-19. Survei yang dilaksanakan Juli-Oktober 2020 itu  menunjukkan bahwa sebanyak 48,7 persen mahasiswa bersedia menjadi sukarelawan dalam penanganan pandemi.

Dari jumlah itu, hanya 18,6 persen mahasiswa yang dinilai memiliki kesiapan yang cukup. Ada tiga alasan utama mengapa angka kesediaan mahasiswa ini begitu besar, yaitu kondisi keterbatasan tenaga medis yang terjadi saat ini.

Di kalangan mashasiswa kedokteran yang disurvei, muncul rasa tanggung jawab membantu sebagai tenaga medis di masa depan, dan dukungan pemerintah dan pihak-pihak terkait yang dianggap cukup. Mahasiswa ini dapat dilibatkan dalam tahap preventif, promotif, dan kuratif dari setiap upaya penanganan pandemi.

“Rekomendasi utama dari policy brief ini adalah pemerintah perlu memberikan ruang kontribusi bagi mahasiswa kedokteran dalam penanganan Covid-19, namun perlu disertai dengan persiapan yang matang untuk menjamin kompetensi dan keselamatan mereka,” ujar Editor-in-Chief Policy Brief Medico-19, Nico Gamalliel, mengutip laman resmi UI, Senin (19/7/2021).

Untuk menjamin hal tersebut, lanjut Nico Gamalliel, diperlukan suatu upaya yang sistematis, mengakar, dan konsisten dari setiap pihak agar menghasilkan kebijakan yang tepat dalam pelibatan mahasiswa kedokteran di era pandemi.

Hasil penelitian juga mendorong gagasan mengenai pentingnya integrasi materi kebencanaan dan kesehatan global dalam kurikulum pendidikan kedokteran. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara pengalaman menjadi sukarelawan dengan kesediaan yang lebih tinggi untuk melakukan kegiatan volunteering pada masa pandemi.

Dengan terjadinya integrasi kurikulum kebencanaan di dalam pendidikan kedokteran, diharapkan mahasiswa kedokteran di masa depan dapat lebih terlibat secara aktif dalam berbagai kesempatan penanggulangan bencana di Indonesia.

Baca Juga: Data Ketersediaan Tempat Tidur Covid-19 di Rumah Sakit Kota Bandung per 19 Juli 2021
Data Jumlah Hewan Kurban di Kota Bandung 2016-2020, Anjlok Akibat Pandemi Covid-19

Naskah kebijakan itu berjudul “Dari Edukasi hingga Vaksinasi: Meningkatkan Kontribusi Mahasiswa Kedokteran dalam Penanggulangan Pandemi dan Bencana”. Peluncuran naskah ini dihadiri Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nizam.

Medico-19 Research Group adalah tim penelitian student-initiated yang dibimbing oleh berbagai ahli di bidang pendidikan kedokteran serta berkolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai fakultas/program studi kedokteran di seluruh Indonesia.

Tim ini berada di bawah Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI dan Indonesia Medical Education and Research Institute – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IMERI-FKUI).

Dekan FKUI, Ari Fahrial Syam, mengatakan bahwa peluncuran policy brief ini dilakukan untuk menjawab isu tentang kurangnya tenaga kesehatan saat ini. Menurutnya, dalam konteks ini, keberadaan mahasiswa kedokteran merupakan suatu potensi tersembunyi yang dimiliki negara.

“Hasil penelitian policy brief ini menyatakan bahwa dari awal mahasiswa kedokteran di Indonesia siap kalau memang diminta untuk terlibat sebagai relawan di masa pandemi. Di awal masa pandemi, misalnya, mahasiswa membuat gerakan Nutrisi Garda Terdepan dan ini menjadi support bagi para tenaga kesehatan saat itu dalam bentuk nutrisi. Potensi-potensi seperti ini yang diharapkan dapat kita kembangkan nantinya,” ujarnya.  

Editor: Redaksi

COMMENTS

//