Parade Jalan Rusak Kota Bandung
Kota Bandung dengan lalu lintas super sibuk rentan menghadapi masalah jalan rusak. Jalan berlubang, bergelombang, retak mudah ditemukan di empat penjuru kota.
Kota Bandung dengan lalu lintas super sibuk rentan menghadapi masalah jalan rusak. Jalan berlubang, bergelombang, retak mudah ditemukan di empat penjuru kota.
BandungBergerak.id - Seorang pengendara motor melintas di Jalan Cikapundung Timur tak jauh dari bekas gedung Bioskop Dian. Di atas motor terdiri dari tiga orang, pria dewasa sebagai pengemudi, seorang anak duduk di balik stang, dan seorang perempuan di belakang. Mereka melintas di jalan berlubang tepat setelah belokan Alun-alun Bandung.
Lubang jalan itu tampak cukup dalam meskipun masih terlihat lapisan aspalnya. Hal ini diperparah dengan kontur jalan di sekitar lubang yang bergelombang cukup luas, lapisan aspal bagian atas banyak yang terkelupas dan menyisakan lapisan aspal lama.
Jika pengendara tidak hati-hati, bisa-bisa jalan berlubang bergelombang ini meminta tumbal. Jalan-jalan rusak di Kota Bandung bisa ditemukan di pusat kota seperti di Jalan Cikapundung Timur tadi yang dikenal sebagai Palestine Walk untuk perhelatan Konferensi Asia Afrika, atau di pinggiran-pinggiran kota.
Tengok saja di Jalan Terusan Buah Batu, Jalan Karapitan, Jalan Lengkong Kecil, Jalan Lodaya, Jalan Jakarta, Jalan Terusan Jakarta, dan masih banyak lagi. Rata-rata masalah kerusakan jalan terjadi pada jalan yang sebelumnya pernah ditambal. Banyak jalan yang memperlihatkan dua hingga tiga lapis tambalan.
Menurut teori perawatan jalan, penambalan jalan sifatnya hanya sementara sebelum dilanjutkan dengan metode pemeliharaan periodik yang skala perbaikan jalannya lebih besar. Jadi jalan yang pernah ditambal bukan diperbaiki dengan ditambal lagi.
Memang, jalan rusak berlubang menjadi keniscayaan bagi kota super sibuk seperti Bandung. Namun hal ini tidak bisa menjadi pembenaran. Kota Bandung memiliki pemerintah daerah yang salah satu tugasnya membenahi infrastruktur kota. Lebih dari itu, anggarannya juga ada. Tinggal strategi pemeliharaan jalan yang tepat yang dibutuhkan Kota Bandung.
Strategi yang tepat artinya menangani persoalan jalan secara terukur berbasiskan data ilmiah kondisi jalan di Kota Bandung. Salah satu faktor pendorong jalan rusak ialah tingginya volume kendaraan yang melintasi di kota ini setiap harinya.
Sebagai gambaran, pada tahun 2005, jumlah potensi kendaraan di Kota Bandung tercatat sebanyak 651.584 unit. Empat tahun kemudian, pada 2019, jumlah potensi kendaraan meroket menjadi 1.102.115 unit. Jumlah ini tentunya didominasi kendaraan pribadi.
Sementara itu, penambahan jumlah jalan di Kota Bandung tidak signifikan. Menurut data BPS Kota Bandung (2023)ang diakses Sabtu (3/6/2023), antara kurun tiga tahun (2016-2018) panjang jalan di Kota Bandung hanya bertambah 12 kilometer saja. Pada 2016 panjang jalan Kota Bandung 1.160,80 kilometer, dan pada 2018 panjang jalan Kota Bandung menjadi 1.172,78 kilometer.
Dari data tersebut, Kota Bandung akan kesulitan jika harus menambah jumlah jalan. Yang paling realistis adalah mengalihkan kendaraan pribadi ke transportasi publik sehingga jumlah kendaraan pribadi yang melintas di jalan menjadi berkurang.
Meski demikian, saat ini moda transportasi publik di kota ini tidak banyak pilihan. Lagi-lagi tidak ada strategi yang bisa memecah kebuntuan untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik di kota ini. Akhirnya, Kota Bandung selalu dikepung jalan berlubang.
*Parade foto jalan rusak di Kota Bandung ini hasil liputan fotografer BandungBergerak.id Virliya Putricantika dan Prima Mulia, dan reporter Awla Rajul
COMMENTS