• Foto
  • Tumbuh dalam Keberagaman

Tumbuh dalam Keberagaman

Bandung Raya dan Jawa Barat masih bermasalah dengan kasus-kasus intoleransi. Mengenalkan nilai berkeyakinan pada anak-anak jadi langkah awal menghargai keberagaman.

Fotografer Virliya Putricantika18 Juni 2023

BandungBergerak.id - Peringatan Waisak di Vihara Satya Budhi, Kota Bandung, Minggu (4/6/2023) lalu, disambut juga oleh anak-anak. Oleh keluarga masing-masing, mereka diajak terlibat. Perayaan sekaligus menjadi cara mengenalkan keyakinan dan nilai yang dianut. Termasuk penghormatan pada yang berbeda, tentu saja.

“Dari masa preschool sampai SMA sebenernya, nah itu untuk sekolah minggu. Nanti setelah beres dari sekolah minggu, di sini ada organisasi kepemudaannya,” tutur Kristanto Kurniawan (27), salah satu panitia.

Pemandangan serupa ditemui dalam perayaan memperingati kelahiran Mei Kartawinata ke-126 tahun di Ciparay, Kabupaten Bandung, akhir April 2023 lalu. Anak-anak diajak oleh keluarga mereka untuk terlibat dalam acara yang digawangi oleh kaum muda penghayat tersebut. Mengenali keyakinan sendiri adalah langkah awal menghargai keberagaman yang ada di luar sana.

Di kawasan Bandung Raya, dan juga di lingkup lebih luas Jawa Barat, keberagaman adalah sebuah keniscayaan. Selain kepercayaan, masyarakat hidup di tengah keberagaman suku dan kelompok. Mirisnya, provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini masih saja bermasalah dengan intoleransi. Dalam berbagai riset dan survei, Jawa Barat ada di urutan atas dalam urusan jumlah kasus pelanggaran. Kawan-kawan penghayat, misalnya, masih menerima diskriminasi bahkan sejak dari institusi pendidikan.

“Kalau bicara Undang-undang Perlindungan Anak, siapapun anak tersebut tanpa melihat keyakinan yang dianut, ras, suku, siapapun anak tersebut, selama berada di Indonesia, apalagi anak Indonesia, wajib hukumnya negara hadir untuk melindungi,” ucap Dewi Sri Sumanah, Media dan Brand Manager Save the Children, lewat sambungan telepon, Jumat (16/6/2023).

Membuka diri terhadap lingkungan yang beragam menjadi awal untuk menumbuhkan rasa saling menghargai di tengah masyarakat. Belajar hidup berdampingan dalam toleransi bisa dikenalkan sejak dini, sejak dari lingkungan terdekat. Entah di vihara, di pasewakan, di gereja, atau di masjid.

Demikianlah anak-anak akan terus tumbuh dalam lingkungan yang beragam. Membebaskan diri dari sikap diskriminatif.

Foto dan teks: Virliya Putricantika

*Reportase ini terbit sebagai bagian dari beasiswa pelatihan "Jurnalis Sahabat Anak" yang diselenggarakan oleh AJI Bandung dan Save The Children

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//