Selain Kekurangan Nakes, Jabar Butuh 400 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 per Hari
Provinsi Jawa Baratmengalami kekurangan pasokan vaksin Covid-19 dan relawan tenaga kesehatan sebagai tenaga penyuntik vaksin.
Penulis Iman Herdiana4 Agustus 2021
BandungBergerak.id - Pemerintah Pusat menargetakan jangkauan vaksinasi Covid-19 bisa selesai akhir 2021 ini. Namun realitas di daerah berkata lain. Provinsi Jawa Barat, misalnya, yang masih mengalami kekurangan pasokan vaksin Covid-19. Juga kekurangan relawan tenaga kesehatan sebagai tenaga penyuntik atau vaksinator.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, saat ini jumlah vaksin yang disuntikkan kepada warga Jabar baru 9,2 juta dosis, baik dosis pertama maupun kedua. Angka tersebut hampir sama dengan jumlah dosis yang disuntikkan di DKI Jakarata.
“Tapi jumlah penduduk Jabar 5 kali lebih besar dari jumlah penduduk DKI,” kata Ridwan Kamil, dalam jumpa pers virtual, Rabu (4/8/2021).
Menurut Ridwan Kamil, volume penyuntikan vaksin Covid-19 di Jabar juga beragam, tergantung kuota vaksin yang diberikan pemerintah pusat. Jumlah penyuntikan vaksin tertinggi terjadi pada 30 Juli 2021 yakni sekitar 147 ribu dosis. Namun rata-rata jumlah penyuntikan harian masih di bawah 147 ribu dosis.
Ridwan Kamil mengatakan, jika Jabar ingin mengejar target pemerintah pusat bahwa kekebalan komunal (herd immunity) harus tercapai Desember 2021, maka jumlah vaksin yang diperlukan sedikitnya hampir setengah juta dosis per hari atau 15 juta dosis per bulan.
“Harapan kita kalau harus kejar Desember 2021 ini, itu kita harus kejar 400 ribuan per hari,” kata Ridwan Kamil. “Kalau Desember harus beres ya Jabar harus dikasih 15 juta dosis tiap bulan. Pertanyaan besar apakah ini bisa dipenuhi,” lanjutnya.
Namun persoalan kuota vaksin belum sepenuhnya menjawab persoalan. Ridwan Kamil mengakui menghadapi kendala infrastruktur dan jumlah SDM. Menurutnya, infrastruktur yang akan menjadi fasilitas vaksinasi milik pemerintah di Jabar hanya sanggup mencapai 60 persen dari target. Selebihnya, 40 persen, memerlukan bantuan infrastruktur milik swasta.
Baca Juga: IPB University Gelar Vaksinasi 5.000 Dosis dan siapkan Tempat Isoman
Unjani Kupas Manfaat Donor Darah di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 Bandung Raya: Korban Meninggal karena Covid-19 Bertambah 18 Orang
Infrastruktur tersebut berupa klinik dan rumah sakit, uang-ruang sekolah, pesantren, dan instansi lainnya. Beberapa klinik dan rumah sakit yang belum berpartisipasi menjalankan program vaksinasi, akan dikerahkan untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19.
Tak hanya itu, Jabar juga kekurangan SDM atau tenaga kesehatan yang berperan sebagai vaksinator atau tenaga penyuntik vaksin.
“Kita juga butuh vaksinator baru untuk mengejar terget. Butuh 22 ribuan vaksinator, nakes, dan lain-lain,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi, mendorong Pemprov Jabar agar mempercepat vaksinasi Covid-19 di daerah pelosok. Seperti di di wilayah Tegalmanggung dan Sumedang Selatan.
"Kesadaran masyarakat untuk vakasinasi juga harus mendapatkan prioritas, terlebih kondisi saat ini disetiap daerah berbeda," ucap Ineu Purwadewi, dalam keterangan resminya.
Di tanya soal ketersediaan vaksin, Ineu menjelaskan bahwa ketersediaan vaksin dilakukan secara bertahap. Selain itu, kedatangan bibit vaksin ke Indonesia membutuhkan tahapan atau proses sampai pengemasan sebelum pendistribusian.