• Pemerintah
  • Data Kekerasan terhadap Perempuan di Kota Bandung 2020, Kekerasan Seksual Paling Banyak Dilaporkan

Data Kekerasan terhadap Perempuan di Kota Bandung 2020, Kekerasan Seksual Paling Banyak Dilaporkan

Sepanjang tahun pagebluk 2020, sebanyak 250 kasus kekerasan terhadap perempuan dilaporkan dan ditangani DP3A Kota Bandung. Terbanyak berupa kasus kekerasan seksual.

Penulis Sarah Ashilah11 Agustus 2021


BandungBergerak.id - Kekerasan terhadap perempuan masih menjadi permasalahan serius di tengah masyarakat. Termasuk di Kota Bandung. Selama pandemi Covid-19, yang berlangsung sejak Maret 2020 lalu, jumlahnya melonjak secara signifikan. Masa-masa sulit pagebluk, yang berlarut-larut, memberi tekanan psikologis yang kian berat bagi warga.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mencatat sepanjang 2020 lalu ada 250 kasus yang dilaporkan untuk ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Bandung. Dari jumlah tersebut, 100 kasus di antaranya berupa kekerasan seksual terhadap perempuan. Jenis kekerasan ini sekaligus menjadi yang terbanyak.

Merujuk situs Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), terdapat sedikitnya 15 jenis kekerasan seksual, yakni perkosaan, intimidasi secara seksual atau percobaan perkosaan, pelecehan seksual berupa verbal maupun fisik, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, prostitusi paksa, perbudakan secara seksual, pemaksaan perkawinan, kehamilan, aborsi, pemaksaan sterilisasi, penyiksaan dan penghukuman secara seksual, praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan, serta kontrol seksual lewat peraturan diskriminatif yang beralasan moralitas dan agama.

Baca Juga: Data Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Kota Bandung 2008-2020, Melonjak di Tahun Pandemi
Data Jumlah Kasus Kekerasan terhadap Anak di Kota Bandung 2015-2020, Melambung di Tahun Pandemi
Data Kekerasan terhadap Anak di Kota Bandung 2020, Terbanyak Berupa Kekerasan Psikis

Di era internet sekarang ini, yang menyediakan akses informasi melimpah, muncul bentuk baru kekerasan seksual, yaitu kekerasan yang berbasis daring (online). Contonya, penyebaran foto-foto atau video korban yang bersifat intim.    

“Bentuk kekerasan terhadap wanita paling banyak jumlahnya di tahun 2020 adalah kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual. Bukan hanya yang secara langsung, namun kekerasan seksual juga banyak yang terjadi secara online,” tutur Ira Imelda, Direktur Utama Women’s Crisis Center (WCC), ketika dihubungi BandungBergerak.id, Senin (9/9/2021).

Di Kota Bandung, di sepanjang tahun pagebluk 2020, selain kekerasan seksual, kasus-kasus lain yang dilaporkan menimpa perempuan mencakup kekerasan psikis, kekerasan fisik, penelantaran, trafficking, kekerasan terkait hak asuh anak, dan kekerasan ekonomi. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//