• Kampus
  • Manfaat Besar Vitamin D bagi Bayi, Ibu Hamil, dan Menyusui

Manfaat Besar Vitamin D bagi Bayi, Ibu Hamil, dan Menyusui

Salah satu penyebab bayi lahir prematur adalah kekurangan vitamin D. Terdapat 15 juta bayi yang terlahir prematur setiap tahunnya di seluruh dunia.

Putri Maharani dalam sidang promosi doktor dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rabu (04/08/2021). (Dok. UI)

Penulis Iman Herdiana31 Agustus 2021


BandungBergerak.id - Vitamin D berperan penting bagi kesehatan bayi. Bahkan kekurangan vitamin D bisa menyebabkan kelahiran prematur. Hasil penelitian peneliti Universitas Indonesia (UI) mengungkap, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kejadian bayi prematur tertinggi di dunia, yaitu menempati peringkat kelima.

Penelitian yang dilakukan Putri Maharani Tristanita Marsubrin itu menyatakan terdapat 15 juta bayi prematur setiap tahunnya di seluruh dunia. Dari sejumlah 15 juta bayi prematur tersebut, sebanyak 1,1 juta bayi dilaporkan meninggal dunia karena berbagai komplikasi. Kondisi prematur terjadi ketika seorang bayi lahir di bawah usia kurang dari 32 minggu dengan berat badan di bawah 1.500 gram.

“Berbagai hal diduga berperan dalam terjadinya peristiwa bayi prematur, salah satunya adalah defisiensi vitamin D,” kata Putri Maharani Tristanita Marsubrin, dalam sidang promosi doktor melalui aplikasi Zoom Meeting dan kanal Youtube “Medicine UI”, Rabu (04/08/2021), seperti dikutip dari laman UI, Selasa (31/8/2021).

Pada sidang yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, Putri mempersentasikan disertasi: Peran Vitamin D dalam Menentukan Morbiditas Bayi Sangat Prematur dan/atau Berat Bayi Lahir Sangat Rendah: Kajian terhadap Sel T Regulator dan Disbiosis Usus.

“Vitamin D berperan untuk mempertahankan kondisi kesehatan bayi sehingga tidak terjadi inflamasi ketika keluar dari rahim, dan penjaga keseimbangan saluran cerna agar mampu bekerja dengan baik sehingga tidak terjadi kondisi disbiosis. Disbiosis merupakan kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan seseorang. Hal ini menunjukkan betapa besarnya peran vitamin D terhadap bayi prematur,” papar dokter spesialis anak tersebut.

Baca Juga: FKUI Teliti Kesediaan Mahasiswa Kedokteran Menjadi Relawan Pandemi Covid-19
Pemerintah Direkomendasikan Libatkan Mahasiswa Kedokteran dalam Penanganan Pagebluk

Putri melakukan penelitian dengan cara memeriksa kadar vitamin D pada ibu yang akan melahirkan calon bayi dengan usia di bawah 32 minggu atau berat di bawah 1.500 gram. Setelah bayi lahir, dilakukan pengambilan darah di tali pusar pada bayi untuk melihat kadar vitamin D dan regulator. Tujuannya adalah untuk mencegah bayi terkena rakhitis.

Rakhitis merupakan kelainan pertumbuhan tulang pada anak akibat kekurangan vitamin D. Ia juga mengungkap fakta sebanyak 88.3 persen ibu di Indonesia mengalami defisiensi vitamin D.

Defisiensi vitamin D yang terjadi baik pada ibu maupun bayi ini dipicu oleh minimnya pengetahuan ibu untuk mencari informasi, kesadaran yang masih rendah, dan menganggap biasa masalah defisiensi vitamin D, serta kurangnya akses sosialisasi mengenai hal tersebut.

Oleh sebab itu, peran Kementerian Kesehatan ataupun tenaga kesehatan sangatlah vital untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil baik melalui televisi, radio, sosial media, spanduk, atau media lainnya.

Bagi para ibu yang memiliki bayi dengan kelahiran prematur, disarankan agar tidak sembarangan memberikan obat antibiotik. Pemberian obat antibiotik secara terus-menerus akan memperburuk kondisi bayi, seperti timbulnya alergi.

Bayi dengan kelahiran prematur juga sebagai penyebab kematian tertinggi nomor dua terbesar untuk anak-anak di bawah usia lima tahun setelah pneumonia. Hal ini menandakan masalah penyakit ini tidak bisa dianggap sebelah mata, dan perlu tindakan serius dalam penanganannya.

Pemberian dosis vitamin D sebanyak 800 IU per hari bagi bayi prematur penting dilakukan untuk memperkuat pertumbuhan kepadatan tulang. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk terapi unit perawatan intensif neonatal yang dapat membantu mengurangi risiko gangguan tulang pada bayi.

Selain berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang, vitamin D juga sangat bagus untuk pertumbuhan gigi pada bayi. Pemberian vitamin D ini tentunya sangat baik dilakukan tidak hanya untuk bayi prematur, namun untuk bayi normal pada umumnya. Bedanya, pemberian dosis vitamin D untuk bayi prematur tentu lebih banyak dibandingkan bayi normal pada umunya.

“Alasan kuat mengapa bayi prematur membutuhkan vitamin D, karena ketika lahir bayi prematur tidak memiliki jumlah vitamin yang cukup seperti bayi normal pada umumnya,” ujar Putri Maharani.

Bayi prematur tidak bisa mengandalkan nutrisi dari Air Susu Ibu (ASI), sehingga pemberian vitamin D yang tidak terdapat di ASI penting dilakukan guna menjaga kesehatan bayi agar tetap stabil. Manfaat lain dari vitamin D ialah mengurangi risiko alergi pada bayi, mencegah terhambatnya pertumbuhan bayi, mencegah gigi keropos, tidak mudah sakit, dan memperkuat otot.

Vitamin D juga bermanfaat dalam pemulihan ibu bayi habis melahirkan. Suplemen vitamin D penting bagi calon ibu hamil agar bayi dapat terlahir normal dan sehat.

Bagi seorang ibu yang sedang hamil dan tidak memiliki alergi, penting untuk mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung vitamin D. Makanan tersebut bisa berupa kuning telur, ikan sarden, ikan salmon, ikan tuna, jus jeruk, susu kedelai, susu sapi, dan jenis makanan lainnya.

Mengkonsumsi jenis makanan terebut mampu memberikan suplementasi vitamin D kepada bayi di dalam kandungan sehingga bayi dapat lahir dalam keadaan normal dan terhindar dari berat bayi lahir rendah atau prematur.

Bila bayi telah diberi vitamin D, namun kondisi bayi tetap lemah, Putri menganjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter di layanan fasilitas kesehatan terdekat. 

Editor: Redaksi

COMMENTS

//