Kebun Binatang Bandung Berharap Pengunjung Taat Prokes
Positivity rate semu berbahaya bagi pengendalian pagebluk. Apalagi dengan dibukanya ruang-ruang publik yang berpotensi memicu kerumunan dan penularan baru.
Penulis Iman Herdiana14 September 2021
BandungBergerak.id - Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden bersyukur bisa buka kembali. Ada harap-harap cemas di tengah melandainya jumlah kasus Covid-19 Kota Bandung. Pengunjung diminta taat protokol kesehatan agar kebun binatang tak kena semprit dan ditutup kembali.
“Ya, alhamdulillah. Berarti kita siap-siap memenuhi persyaratan barunya untuk buka,” kata juru bicara Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafii, saat dihubungi BandungBergereak.id, Senin (13/9/2021).
Kebun Binatang Bandung memang termasuk salah satu destinasi wisata Kota Bandung yang dibuka seperti diatur dalam peraturan wali kota terbaru tentang PPKM Level 3 Kota Bandung. Namun perlu diingat, ketika awal-awal menjelang ledakan gelombang tahun kedua Covid-19 pada penghujung Mei lalu, temuan kasus positif Covid-19 terjadi di antara pengunjung kebun binatang ini.
Saat itu, euforia pascaPSBB dan libur lebaran terjadi di mana-mana termasuk pengunjung di kebun binatang. Pada hari kedua lebaran, jumlah pengunjung Kebun Binatang Bandung mencapai 3.000 orang per setengah hari. Padahal jumlah pengunjung dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas 6.000 orang.
Tanggal 21 Mei 2021, Satgas Covid-19 Kota Bandung kemudian menutup Kebun Binatang Bandung dan destinasi wisata dalam kota lainnya. Keadaan dinyatakan darurat lewat PPKM Darurat. Tiga bulan lebih masa darurat yang diwarnai lonjakan kasus baru maupun kematian sepanjang Juni dan Juli. Selama itu pula Bandung Zoological Garden tutup atau tidak menjual tiket.
Sulhan Syafii berharap kasus Covid-19 Kota Bandung bukan saja menurun, melainkan benar-benar menghilang. Harapan tersebut tetap harus dibarengi dengan upaya meningkatkan protokol kesehatan (prokes), khususnya oleh pengunjung.
“Biar Covid cepat pergi, kepada pengunjung lebih taat prokes kalau tidak taat bisa ditegur lagi oleh pemerintah,” katanya.
Dan jika tidak taat prokes, maka satu-satunya tempat wisata satwa terlengkap di Bandung itu bisa kembali ditutup. Sedangkan dampak penutupan PPKM Darurat pada Kebun Binatang Bandung kemarin sudah habis-habisan. Penutupan tersebut bukan sekali dua kali. Pada awal pagebluk 2020 lalu, Kebun Binatang Bandung juga tutup di saat PSBB.
“Waktu PPKM hancur-hancuran, keuangan kita nombok terus, bongkar tabungan,” katanya.
Bandung Zoological Garden sempat berencana “menumbalkan” angka atau satwa lain yang tak dilindungi untuk pakan macan tutul. Biaya pakan menjadi salah satu pengeluaran operasional terbesar kebun binatang ini. Sementara pemasukan sama sekali nol.
Sekarang, dalam waktu sepekan ke depan, Kebun Binatang Bandung akan menyiapikan infrastruktur penunjang prokes, terutama aplikasi Peduli Lindungi, sebelum mulai menjual tiket kunjungan yang dibatasi maksimal 25 persen. Dalam perwal terbaru Kota Bandung, pengunjung dan karyawan diwajibkan terdata di aplikasi vaksinasi Covid-19 Peduli Lindungi.
Baca Juga: Perwal Baru PPKM Kota Bandung: Sejumlah Destinasi Wisata Boleh Buka, termasuk Kebun Binatang Bandung dan Saung Angklung Udjo
Joki Berpeluang Tunggangi Pembelajaran Online
Bandung Zona Kuning?
Tempat-tempat aktivitas publik di Kota Bandung mulai dibuka lebih lebar dibandingkan masa PPKM Darurat atau Level 4 sebelumnya. Kini PPKM Kota Bandung dalam level 3. Tempat-tempat yang sebelumnya ditutup, mulai dilonggarkan dengan pembatasan, seperti Kebun Binatang Bandung, Saung Angklung Udjo, dan relaksasi pada kegiaan MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition) di perhotelan.
Pihak Saung Angklung Udjo mengaku masih mempersiapkan diri untuk menyambut pembukaan ini. Salah satunya, mendapatkan arahan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Lagi nunggu arahan dari pimpinan, karena kebijakan ini relatif baru, dan sekarang lagi meeting dengan Kemenpar karena ada beberapa hal yang dirasa kurang pas," kata seorang karyawan di Saung Angklung Udjo.
Sebelumnya, pusat seni angklung ini kolaps dihantam pandemi. Tidak ada wisatawan, pertunjukkan, pentas-pentas di luar negeri. Semua itu berimbas pada penjualan angklung dan aksesoris lainnya. Ketika zaman normal, Saung Angklung Udjo sanggup menarik kunjungan 2.000 orang wisatawan dalam dan luar negeri setiap hari.
Pemkot Bandung memutuskan sejumlah pelonggaran tersebut berdasarkan data penurunan kasus Covid-19 belakangan ini. Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Oded M. Danial memaparkan, level kewaspadaan Kota Bandung turun dari zona risiko sedang (zona oranye) ke zona risiko rendah (zona kuning) dengan skor 2,54.
Oded yang juga Wali Kota Bandung menyebut, angka positivity rate Kota Bandung berada di angka 1,77, dan keterisian rumah sakit (Bed Occupancy Rate) di angka 19,16 persen, dalam siaran pers Rabu (8/9/2021).
Angka positivity rate merupakan hasil pembagian kasus positif aktif terhadap jumlah testing yang dilakukan. Namun Oded tidak mengungkap berapa jumlah testing yang dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bandung. Makin tinggi positivity rate, makin tak terkendali suatu wabah. WHO mensyaratkan ambang batas positivity rate di bawah 5 persen.
Namun positivity rate harus disertai dengan jumlah pelacakan kontak (testing, tracing, dan treatmen/3T) yang memadai. Jika tidak, angka positivity rate yang muncul akan semu atau tidak mewakili kondisi riil di lapangan.
Munculnya angka semu berbahaya bagi pengendalian pagebluk. Apalagi dengan dibukanya ruang-ruang publik yang berpotensi memicu kerumunan dan penularan baru. Meski demikian, Oded menyebut 3T Covid-19 Kota Bandung terus jalan.
"3T tetap berjalan dan harus terus kita lakukan. Karena indikatornya di situ. Bisa jadi bom waktu atau tidak itu dari situ," ucap Oded M. Danial.