• Pemerintah
  • Data Sumber Sarana Air Minum Penduduk Kota Bandung, Pipa PDAM belum Menjangkau Seluruh Warga

Data Sumber Sarana Air Minum Penduduk Kota Bandung, Pipa PDAM belum Menjangkau Seluruh Warga

Total warga yang terlayani sarana penyedia air bersih di Kota Bandung baru mencapai 1,333,244 jiwa.

Penulis Sarah Ashilah22 September 2021


BandungBergerak.idAir merupakan elemen amat penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup. Jika sediaan air terganggu, kehidupan di bumi terancam hilang. Sayangnya, sediaan air bersih dewasa ini kerap bermasalah. Penyebabnya beragam, mulai kekeringan hingga fasilitas pelayanan publik di bidang air yang terbatas.

Di Bandung, gangguan pada rantai pasok air bersih PDAM bukan hal baru. Padahal pipa PDAM menjadi andalan dan harapan warga kota yang kini jumlah penduduknya sekitar 2,5 juta jiwa.

Jika melihat data termutakhir yang diperbarui 7 September 2020 dari Open Data Kota Bandung Diskominfo, dokumen Dinas Kesehatan, mayoritas dari rumah tangga di Kota Bandung memilih untuk menggunakan sarana perpipaan seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan minum sehari-hari. Masyarakat beranggapan air yang diolah PDAM memiliki kualitas yang bagus.

Namun data tersebut menunjukkan belum semua warga Bandung terlayani pipanisasi PDAM. Rinciannya, warga yang terjangkau sarana perpipaan PDAM Tirtawening Kota Bandung sejumlah 906.639 orang. Selebihnya, kebutuhan warga dilayani terminal air 54.005 orang, mata air terlindungi 57.488 orang, dan sumur gali terlindungi 215.112 orang.

Total warga yang terlayani sarana penyedia air bersih di Kota Bandung mencapai 1.333.244 jiwa. Artinya, jika penduduk Kota Bandung 2,5 juta, maka masih ada 1.166.756 warga yang tidak tercantum dalam data Open Data Kota Bandung Diskominfo dan tidak diketahui dari mana sumber air bagi penunjang kehidupan sehari-hari mereka.

Baca Juga: Ketahanan Bencana ala Warga +62
Dampak Bencana Perubahan Iklim Diperkirakan Lebih Dahsyat dari Pandemi Covid-19
Upaya Mengurangi Risiko Bencana Geologi dengan SMS

Mengutip situs PDAM Tirtawening Kota Bandung, perusahaan air pelat merah ini saat ini mengandalkan 7 instalasi pengolahan air (IPA), yaitu IPA Badak Singa, Dago Pakar, MP Dago Pakar, MP Cibeureum, IPA Cibeureum, MP Cipanjalu, MP Cirateun. Mengenai sumber air baku, PDAM Tirtawening Kota Bandung mengandalkan air permukaan dari Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung, Sungai Cibeureum, Sungai Cipanjalu.

PDAM Tirtawening Kota Bandung juga mengandalkan sejumlah mata air dari Bandung Utara, dan air tanah yang terutama dimanfaatkan untuk membantu daerah yang tidak terjangkau oleh pelayanan dari Instalasi Induk PDAM. Jumlah sumur air tanah dalam PDAM ada 32 unit.

Masih rendahnya jumlah warga Kota Bandung yang terlayani pipa PDAM sudah terjadi jauh-jauh hari. Pada 2005, buku Kehausan di Ladang Air: Pencurian Air di Kota Bandung dan Hak Warga yang Terabaikan yang ditulis Zaky Yamani mengungkap masyarakat yang terlayani sambungan langsung PDAM Kota Bandung hanya 30 persen dari populasi Kota Bandung atau hanya 706.815 dari 2.374.198 jiwa penduduk Bandung.

“Dengan munculnya angka 30 persen yang sudah terlayani sambungan langsung PDAM, dapat kita asumsikan 70 persen atau 1.661.938 jiwa warga Kota Bandung mengalami kesulitan air bersih,” ungkap Zaky Yamani (Kehausan di Ladang Air: Pencurian Air di Kota Bandung dan Hak Warga yang Terabaikan, Cetakan: I, 2012).

Sebelumnya, Perumda PDAM Tirtawening Kota Bandung meminta para pelanggannya untuk berhemat air. Di musim kemarau ini, PDAM Tirtawening tengah kesulitan memperoleh suplai air baku. Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi, mengatakan debit air sejumlah sungai di Kota Bandung berkurang drastis dan mengkhawatirkan, misalnya Dago Intake, Sungai Cikapundung, dan Sungai Cipanjalu Ujungberung.

"Mudah-mudahan tidak terjadi seperti tahun 2015 dan 2018," kata Sonny Salimi, dalam siaran pers 6 September 2021, mengacu pada krisis air bersih Kota Bandung yang pernah terjadi pada 2015 dan 2018.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//