• Kolom
  • GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #38: Gunung Bohong Cimahi, Wisata Alam Tak Jauh dari Pusat Kota

GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #38: Gunung Bohong Cimahi, Wisata Alam Tak Jauh dari Pusat Kota

Gunung Bohong menjadi alternatif wisata alam yang dekat dengan pusat kota dan bisa didaki oleh seluruh anggota keluarga. Dari puncak, pemandangannya menawan.

Gan Gan Jatnika

Pegiat Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB), bisa dihubungi via Fb Gan-Gan Jatnika R dan instagram @Gan_gan_jatnika

Gunung Bohong Cimahi dilihat dari sisi timur kawasan wisata yang dilengkapi dengan fasilitas lapangan sepakbola dan area jogging di dekat area parkir, Agustus 2022. (Foto: Gan Gan Jatnika)

25 September 2022


BandungBergerak.id - Beruntunglah warga Kota Cimahi dan sekitarnya karena tidak jauh dari pusat keramaian terdapat sebuah gunung yang bisa menjadi sarana  wisata alam dengan fasilitas memadai yang bisa dinikmati bersama seluruh anggota keluarga. Gunung Bohong namanya.

Lokasi dan Akses

Gunung Bohong, jika ditarik garis lurus, berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Alun-alun Cimahi, dan berjarak sekitar 11 kilometer dari Alun-alun Kota Bandung. Secara administratif, gunung ini berada di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Ketinggian puncak Gunung Bohong adalah 877 mdpl (meter di atas permukaan laut), berdasarkan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) lembar peta 1209-311, edisi I-2001, judul peta: Bandung, skala 1:25.000.

Berkunjung ke Gunung Bohong tidaklah sulit. Dari pusat Kota Bandung, kita tinggal melaju ke arah barat menuju Kota Cimahi. Hindari naik Jalan Layang Cimindi karena kita akan berbelok ke kiri di bawah jalan layang untuk menuju ke arah Baros. Perjalanan bisa juga kita tempuh melalui Jalan Raya Leuwigajah atau pun melalui Jalan Gatot Subroto. Dari Baros, kita melewati Pusdikpom dan RSU Baros sampai ke Lapang Tembak dan tiba di area parkirnya.

Memanfaatkan layanan secara daring, kita tinggal mengetik kata kunci “Wisata Alam Bukit Kujang Gunung Bohong” di mesin pencari seperti Google. Rute dan arah menuju ke gunung ini akan tersaji.

Kawasan Wisata Alam Gunung Bohong bisa dibilang sudah memiliki fasilitas yang memadai. Tempat parkir, warung jajan, dan toilet sudah tersedia. Belum ada tiket masuk ke kawasan ini. Kita cukup membayar biaya parkir untuk kendaraan roda dua sebesar 2-3 ribu rupiah, atau untuk roda empat 5 ribu rupiah. Khusus pada hari Minggu, ada pungutan tiket 2 ribu rupiah untuk sumbangan kebersihan ketika kita memasuki kawasan hutannya.

Di kawasan parkir, terdapat lapangan sepakbola, lapangan tembak, dan area khusus untuk motor trail yang dinamai Sircuit Motocross Gunung Bohong. Ada juga jalur untuk jogging berupa jalan beraspal selebar 5 meter di samping utara lapangan sepakbola. Pada hari Minggu, jalur lari ini biasanya dipenuhi oleh pedagang pasar mingguan.

Dari area parkir ini, kita dapat melihat puncak Gunung Bohong yang berhiaskan menara tinggi dan sebuah tugu dengan dua buah senjata kujang di atas tugunya. Keberadaan Tugu Kujang ini membuat puncak Gunung Kujang disebut juga dengan nama Puncak Kujang Kembar.

265 Anak Tangga Menuju Puncak

Tak lengkap rasanya jika mengunjungi Kawasan Wisata Alam Bukit Kujang Gunung Bohong tanpa melakukan perjalanan ke puncaknya. Dari area parkir kendaraan, perjalanan dimulai dengan berjalan kaki mendekati gunungnya. Di ujung jalan, kita berbelok ke kanan mengambil jalan di samping permukiman. Jalan ini sudah dipasang paving block, rapi, dan tidak terlalu menanjak.

Dari sana, kita akan menemukan jalan memasuki hutan berupa tangga tanah yang ditahan oleh bilah bambu. Kondisi jalur pendakian ini sudah bagus dan di beberapa tempat sudah disediakan bangku untuk beristirahat.

Dari tempat parkir menuju puncak, biasanya perjalanan membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. Jalurnya terus menanjak, tetapi tidak curam. Mendaki Gunung Bohong sangat cocok untuk wisata hiking bagi seluruh anggota keluarga, mulai dari anak-anak hingga lansia.

Di sepanjang perjalanan, ada beberapa gunung lain yang bisa dilihat, seperti Gunung Padakasih, Gunung Puncaksalam, dan Gunung Lagadar.

Sesampainya di puncak, kita akan disuguhi pemandangan lebih menawan. Hamparan permukiman Kota Cimahi dan Kota Bandung terlihat jelas. Demikian pula sebagian pegunungan yang mengelilingi Cekungan Bandung Raya, seperti Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Gunung Manglayang.

Pada saat tulisan ini dibuat, di puncak Gunung Bohong sedang berlangsung pekerjaan pemasangan paving block. Tugu Kujang Kembar dan menara tampak lebih bersih dan rapi.

Di puncak itu, beberapa bangunan saung dari bambu tersedia untuk berteduh dan beristirahat. Sebuah warung jajanan serbaada tampak sedang melayani pembeli. Seorang ibu dengan anaknya terlihat membeli minuman segar yang dibubuhi es batu, sebelum berfoto dengan latar belakang Tugu Kujang Kembar atau hamparan pemandangan yang menawan.

Menurut Pak Engkos, warga yang merawat kebersihan puncak Gunung Bohong, sekaligus suami dari pemilik warung itu, di bagian barat Gunung Bohong terdapat terowongan yang dibangun sebagian dari megaproyek KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Jakarta. Dengan fasih, Pak Engkos juga bisa menyebutkan nama beberapa bangunan yang terlihat dari puncak, seperti kampus Unjani (Universitas Jendral Achmad Yani), velodrome balap sepeda, dan banyak lagi yang lain.

Pak Engkos pun bercerita tentang proses pembangunan dan penataan Kawasan Wisata Bukit Kujang, termasuk tentang berapa jumlah anak tangganya. Terlibat dalam pembangunannya, ia yakin sekali ada 265 anak tangga.

Sebagai catatan, ada baiknya kita mendaki Gunung Bohong pada akhir pekan atau hari libur. Pada hari biasa, ada kalanya kawasan ini digunakan oleh tentara untuk latihan menembak sehingga tidak diperbolehkan ada yang melakukan perjalanan ke puncak.

Penampakan Tugu Kujang Kembar dan satu menara di Puncak Gunung Bohong, Cimahi, Agustus 2022. Dari sini kita dapat menikmati hamparan pemandangan alam yang memikat. (Foto: Gan Gan Jatnika)
Penampakan Tugu Kujang Kembar dan satu menara di Puncak Gunung Bohong, Cimahi, Agustus 2022. Dari sini kita dapat menikmati hamparan pemandangan alam yang memikat. (Foto: Gan Gan Jatnika)

Banyak Versi Toponimi

Gunung Bohong berada di lintasan Pegunungan Pematang Tengah yang dahulu membelah Danau Bandung Purba menjadi dua bagian. Sebuah foto yang kemungkinan dipublikasikan antara tahun 1895-1910 oleh fotografer Becker, J.C. memperlihatkan penampakan sebuah gunung di Cimahi dengan keterangan tulisan tangan "Gunung Bohong".

Ada beberapa versi asal nama Gunung Bohong. Salah satunya ada yang mengaitkan dengan kisah Sangkuriang. Konon di gunung inilah Sangkuriang merasa kesal karena sadar telah dibohongi oleh Dayang Sumbi yang merekayasa pembuatan fajar agar pekerjaannya dianggap gagal.

Namun, ada juga yang menyebutkan Nama Gunung Bohong berasal dari kesulitan lidah warga setempat mengucapkan kata "berg heugen" sehingga terucap menjadi "begheung", dan kemudian lama-lama mejadi "bohong".

Cerita lainnya tentang asal penamaan terkait dengan bentuknya. Dari jauh, gunung ini terlihat seperti betul-betul sebuah gunung yang tinggi menjulang, namun saat dikunjungi dan didaki rasanya tidak seperti mendaki sebuah gunung. Lebih terasa seperti mendaki sebuah bukit saja.

Yang lain lagi bercerita bahwa muncul nama Gunung Bohong karena pernah ada kabar bahwa gunung ini akan meletus. Namun yang tejadi hanyalah sebuah letupan kecil yang mengeluarkan suara yang terdengar seperti kata “bohong”.

Gunung Bohong saat ini menjadi tempat latihan bagi prajurit TNI. Terdapat lapangan tembak di kaki sebelah timurnya. Di area ini sering juga dilakukan latihan perang atau perang bohongan. Aktivitas ini pun tak pelak turut meramaikan asal-muasal penamaan Gunung Bohong.

Boleh dikata Gunung Bohong menjadi salah satu gunung di kawasan Bandung Raya yang toponiminya paling banyak memiliki kisah. Entah mana kisah yang sebenarnya, dan mana yang bohongnya. Tentunya semua kisah tersebut menjadi perbendaharaan cerita bagi masyarakat sekarang.

Baca Juga: GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #37: Gunung Pangradinan Cikancung dengan Sabana nan Memukau di Bandung Timu
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #36: Gunung Serewen dan Kekayaan Mata Air Cekungan Nagreg
GUNUNG-GUNUNG DI BANDUNG RAYA #35: Gunung Puncaksalam Cimahi dan Kearifan Lokal Kampung Adat Cireundeu Melestarikan Alam

Sejarah Perjuangan Rakyat Cimahi di Sekitar Gunung Bohong

Penamaan Kota Cimahi konon berasal dari gabungan dua kata, yaitu “cai dan “mahi.  Cai berarti ci atau air, dan mahi berarti cukup. Artinya Kota Cimahi adalah sebuah kota yang kebutuhan airnya terpenuhi.

Sungai utama yang mengalir di Kota Cimahi adalah Ci Mahi dan Ci Sangkan. Aliran Ci Mahi berasal dari Kaldera Gunung Sunda Purba yang mengalir menuju Situ Lembang di sebelah utara Gunung Burangrang, selanjutnya ke selatan menuju Kota Cimahi.

Aliran Ci Mahi membentuk beberapa air terjun yang indah, di antaranya  Curug Tilu Leuwi Opat, Curug Layung, Curug Putri, Curug Golosor, Curug Bubrug, Curug Cimahi (Curug Pelangi), dan Curug Panganten. Aliran Ci Mahi kemudian masuk ke area perkantoran PemKot Cimahi, sebelum bermuara ke Ci Tarum di kaki Gunung Gadung, tepatnya di daerah Cikuya, Desa Lagadar.

Kota Cimahi dalam sejarahnya memang dibangun oleh Belanda sebagai kota militer. Tidak heran sampai sekarang banyak peninggalan kisah dan bangunan militer. Bahkan banyak yang masih berfungsi dan digunakan oleh TNI sampai hari ini.

Namun sejarah mencatat, keberadaan militer Belanda di daerah Cimahi tidaklah membuat nyaman penduduk lokal. Bagaimanapun Cimahi adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kehadiran pasukan asing, apalagi yang berniat menjajah, harus ditolak. Maka timbullah perlawanan rakyat Cimahi yang salah satunya dimulai dari kaki Gunung Bohong, Mereka menyebut diri sebagai Laskar Fisabilillah.

Laskar Fisabilillah, yang berpusat di kaki Gunung Bohong, dipimpin oleh Kyai R.H. Utsman Damiri. Rumahnya dijadikan tempat pengajian sekaligus markas pasukan. Perjuangan Laskar Fisabilillah berlangsung terutama pada masa awal kemerdekaan, termasuk saat peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946. Inilah bukti bahwa kaki Gunung Bohong menyimpan jejak sejarah sebagai tempat menyalanya api perjuangan rakyat

*Tulisan kolom Gunung-gunung di Bandung Raya merupakan bagian dari kolaborasi www.bandungbergerak.id dan Komunitas Pendaki Gunung Bandung (KPGB)

Editor: Tri Joko Her Riadi

COMMENTS

//