AGENDA BANDUNG: Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks Gratis di UPTD Puskesmas Babatan, setiap Rabu, Kamis, dan Jumat
Bagi warga Bandung, deteksi dini kanker payudara (Sadanis) dan leher rahim (iva test) bisa dilakukan di UPTD Puskesmas Babatan, Bandung.
Penulis Iman Herdiana10 Oktober 2022
BandungBergerak.id - Kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan. Menurut World Health Organization (WHO), pada 2018 terdapat 30 persen dari seluruh kanker dengan total 58.000 kasus kanker payudara. Kematiannya sekitar 20.000 kasus.
Sedangkan kanker serviks, menurut WHO, terhitung 17 persen dari seluruh penyakit kanker dengan total 32.000 kasus dan angka kematiannya mencapai 18.000 kasus.
Ini kabar tidak mengenakan bagi perempuan. Tetapi kanker payudara dan kanker leher rahim bisa dicegah dengan dilakukan deteksi dini. Bagi warga Bandung, deteksi dini kanker payudara (Sadanis) dan leher rahim (iva test) bisa dilakukan di UPTD Puskesmas Babatan, Bandung.
Program Dinas Kesehatan Kota Bandung ini diperuntukkan untuk wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun. Sadanis dan iva test dilakukan oleh dokter/bidan terlatih. Berikut ini jadwalnya:
Rabu dan Kamis: Sadanis
Rabu dan Jumat: Iva test
Pemeriksaan dilakukan antara pukul 07.30-11.00 WIB di UPDT Puskesmas Babatan. Pemeriksaan ini gratis alias tidka dipungut biaya.
Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran bisa menghubungi:
WhatsApp: 0857-0302-8386
E-mail: [email protected]
Facebook: Puskesmas Babatan
Instagram: uptpkmbabatan.bdg.
Baca Juga: Deteksi Dini Menjadi Kunci Penyembuhan Kanker Paru
Pakar Unair Ungkap Osteoporosis Berpotensi Menyerang Anak Muda
Mengenali Gejala Gagal Jantung dan Cara Menghindarinya
Cara Deteksi Dini Kanker Payudara
Maria Maharani, anggota Center for Indoneseian Medical Student, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) mengatakan, mengapa diperlukan deteksi dini untuk kanker payudara dan kanker leher rahim. Ia berpendapat, setiap kanker memiliki penanganan yang berbeda tergantung dengan stadiumnya.
Semakin dini kanker serviks atau payudara itu ditemukan, tingkat untuk sembuh dan terapinya juga semakin besar. Selain dilakukan secara rutin, deteksi dini juga dapat dilakukan di setiap hari ke 7 hingga 10 setelah menstruasi hari pertama. Maria memberikan bagaimana cara melakukan deteksi dini, sebagaimana dikutip dari laman Unpad:
- Bisa dilakukan di depan cermin.
- Lihat apakah payurada mengalami perubahan warna atau bentuk.
- Raba menggunakan tiga jari, jari telunjuk, tengah, dan manis.
- Tekan jari tersebut pada payudara secara memutar dan ke seluruh bagian sampai ke arah ketiak.
- Dilakukan dengan posisi berdiri atau telentang.
Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah terdapat benjolan dan perubahan lainnya. Misalnya penebalan, pengerasan atau jerawat kecil, cairan, sakit yang menetap, bentuk yang aneh, keriput atau kemerahan.
Jika merasa ada perubahan, segerakan untuk lakukan sadari klinis (sadanis) atau langsung pergi ke dokter ahli. Bisa juga dengan melakukan mammografi, ini adalah metode utama dalam pemeriksaan kanker payudara.
“Untuk wanita usia di atas 40 tahun, dianjurkan untuk melakukan mammografi setiap 2 tahun sekali,” tambah Maria.
Untuk memeriksa kanker serviks, terdapat deteksi bernama Infeksi Visual Asam Asefat (IVA test), yang merupakan metode dengan meneteskan asam cuka pada permukaan mulut rahim. Jika tidak terjadi perubahan warna, artinya normal.Jika terjadi perubahan, ada kemungkinan terkena kanker serviks.
“Tapi jika terjadi perubahan warna, itu juga tergantung dari warna yang dihasilkan seperti apa,” kata Maria.
Maria menjelaskan faktor risiko yang menyebabkan terkena kanker payudara ini bisa dari obesitas, sering mengonsumsi alkohol, merokok, menggunakan obat kontrasepsi dan tidak melahirkan anak.Ada juga faktor risiko yang tidak bisa dikontrol, seperti jenis kelamin karena untuk perempuan risiko terkena kanker lebih besar, usia, gen (BRCA 1 dan BRCA 2), gangguan ginekologis atau penyerangan kanker pada organ reproduksi wanita sebelumnya.
“Kalau kanker payudara yang terjadi pada laki-laki biasanya karena metastasis, penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain, ini bisa saja menyebar mengenai payudara,” jelas Maria.
Penyebab kanker serviks sendiri dikarenakan adanya Virus Papiloma Manusia (HPV), jenis HPV yang sering menyebabkan kanker serviks adalah HPV 16 dan HPV 18. Cara pencegahan yang dibagikan Maria adalah lebih pandai mengontrol faktor risiko yang dapat dikendalikan, pastikan pola hidup yang sehat.Untuk kanker serviks, jika rentang remaja terdapat vaksin tersendiri.
Namun untuk yang sudah berhubungan seksual, agar dapat lebih mengontrol dan menjaga kebersihan di daerah privat, terutama leher rahim.
Maria menambahkan, saat melakukan sadari, jangan langsung mendiagnosa sendiri. Mencari informasi di internet memang cara yang mudah, namun harus pintar juga dalam menyaring informasi tersebut benar atau salah.
“Pokoknya kalau udah ada yang terasa berbeda, langsung periksain ke dokter aja. Saran aku, jangan lupa untuk biasakan olahraga, makan-makanan yang bergizi, kelola stres karena itu juga sangat berpengaruh, jaga pola tidur, dan isitirahat yang cukup,” tutup Maria.