• Kolom
  • SALAMATAKAKI #4: Selamat Ulang Tahun, Sampai Ketemu di Tengah…

SALAMATAKAKI #4: Selamat Ulang Tahun, Sampai Ketemu di Tengah…

CS Writers Club merupakan klub menulis di Bandung dengan anggota beragam: aktivis, pemeluk agama yang teguh, orang-orang dengan keyakinan eksentrik, penyintas.

Sundea

Penulis kelontong. Dea dapat ditemui di www.salamatahari.com dan Ig @salamatahari

Kelompok menulis CS Writers Club merayakan ulang tahun ke-7, Jumat 14 Oktober 2022. CS Writers Club merupakan klub menulis di Bandung yang beranggotakan beragam kalangan. (Foto: Ruri @dgoeitar)

18 Oktober 2022


BandungBergerak.idMasih sekitar pukul empat sore ketika aku menginjakkan kaki di @four5unday, restoran lucu berlingkup warna-warna pastel di bilangan Sultan Tirtayasa, Bandung. Hari itu, Jumat 14 Oktober 2022, kelompok menulis CS Writers Club merayakan belated birthday-nya yang ke-7.

CS Writers Club didirikan 24 September 2015. Diinisiasi oleh Bagia, pelatih meditasi yang kini berdomisili di Jakarta. CS Writers Club awalnya menginduk kepada jejaring silaturahmi Couchsurfing. Namun, pada perkembangannya kelompok menulis ini bergerak mandiri. CS Writers Club lantas mempunyai akun Instagram sendiri dan mengunggah kegiatan-kegiatannya di sana: @cswritersclub. CS yang awalnya kependekan dari couchsurfing menjelma menjadi cum suis alias kawan.  

Di perayaan ulang tahunnya yang ke-7, CS Writers Club mengangkat judul “PORAK SD Ngeri 07”.

“Ini maksudnya SD Negeri, bukan?” Rani, salah satu anggota CS Writers Club, mencoba mengoreksi saat melihat poster acara.

“Maksudnya memang SD Ngeri, hehehe,” sahut Ayu, person in charge untuk kemeriahan hari jadi tahun ini.

Tema SD diangkat karena tujuh tahun dianggap sebagai usia masuk SD. Bagaimana dengan “ngeri”? Berbagai peristiwa mengilas dalam ingatanku. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan betapa “ngeri”-nya kelompok menulis kesayanganku ini.

Tagar #ketemuditengah yang diusung Four5unday cukup representatif untuk CS Writers Club. Menulis adalah “tengah” untuk berbagai latar belakang, usia, profesi, pengalaman, bahkan ideologi. Jika mampir ke CS Writers Club yang rutin diadakan setiap Kamis pukul 19.00, jangan berharap mendapatkan pelatihan menulis yang membimbingmu menghasilkan karya-karya best seller, jangan. Namun, bersiap-siaplah bertemu berbagai jenis manusia dan mendengarkan cerita mereka dengan penerimaan penuh.

Setiap pekan tema dan lokasi CS Writers Club berganti-ganti, ditentukan oleh host terpilih. Mereka yang hadir diajak menulis sesuai tema dalam waktu singkat, kemudian membacakannya kepada peserta-peserta lain.

Selama bergabung dengan CS Writers Club, aku sadar menulis spontan adalah cara yang baik untuk membuka diri. Sementara itu, mendengarkan tulisan spontan orang lain adalah cara yang baik untuk menanggalkan stigma dan menerima orang lain seapaadanya.

Di CS Writers Club, aktivis, pemeluk agama yang teguh, orang-orang dengan keyakinan eksentrik, penyintas, mereka yang konvensional, dan mereka yang menerjang arus utama, lebur menjadi satu. Ibu rumah tangga, pegawai negeri dan swasta, pengusaha, guru SD, seniman, animator, MC, juru parkir, penulis, serta berbagai profesi lainnya saling berbagi ruang.

Menulis membuat kami lebih berani mengungkapkan diri. Bahkan, kami tak lagi mudah tersinggung ketika satu sama lain melemparkan candaan “ngeri” terkait cara pandang masing-masing. Melalui menulis bersama terus menerus, penerimaan merayap melampaui kata-kata itu sendiri. 

Baca Juga: SALAMATAKAKI #1: Alas Kata tanpa Alas Kaki
SALAMATAKAKI #2: Kampuang nan Jauh di Mato
SALAMATAKAKI #3: Petrikor, Napas Hujan

Kelompok menulis CS Writers Club merayakan ulang tahun ke-7, Jumat 14 Oktober 2022. CS Writers Club merupakan klub menulis di Bandung yang beranggotakan beragam kalangan. (Foto: Ruri @dgoeitar)
Kelompok menulis CS Writers Club merayakan ulang tahun ke-7, Jumat 14 Oktober 2022. CS Writers Club merupakan klub menulis di Bandung yang beranggotakan beragam kalangan. (Foto: Ruri @dgoeitar)

PORAK (poranda) SD Ngeri 07

Sudah pukul lima sore ketika panitia perayaan ulang tahun CS Writers Club mulai berdatangan. Private room Four5unday segera menjelma menjadi suasana PORAK (poranda) SD Ngeri 07.

Pukul tujuh malam bel sekolah berbunyi. Setelah berbaris dan mendengarkan pesan penuh kesan dari Om Niman yang hari itu berperan sebagai kepala sekolah, seluruh hadirin diajak melakukan Senam Kesegaran Jasmani 1988 yang legendaris. Diharapkan setelah senam hadirin cukup lapar untuk sesi berikutnya; makan malam, tiup lilin, dan potong kue.

Banyak teman-teman CS Writers Club yang sudah lama tidak datang menyempatkan mampir. Di antaranya ada Abi Ardianda, penulis Kelab dalam Swalayan yang sudah mengantungi banyak penghargaan, Reza Raihan yang langsung datang dari Yogyakarta, serta Anastha Eka dan Arien Wulandari yang membawa bocah-bocahnya. “Anak-anak gue hepi amat datang CSWC. (Mereka nanya) ‘tiap minggu kayak gini?!’” cerita Arien.

Acara berlangsung seru. Setelah makan-makan, seluruh hadirin langsung lebur dalam sesi free writing bersama Rani. Suasana semakin cair dihangatkan Cerdas Cermat tiga babak yang dipandu oleh duo Adis yang kocak.

PORAK alias Pekan Olah Rasa Agak Kacau SD Ngeri 07 dipungkaskan dengan penyerahan hadiah, pembagian bingkisan ulang tahun, dan foto bersama. Selanjutnya, teman-teman CS Writers Club boleh pulang atau melanjutkan cengkerama sampai Four5unday tutup. Pada perayaan ulang tahun seperti inilah mereka yang pernah singgah dan sedang menjajaki CS Writers Club punya kesempatan untuk saling mengenal.

Salamatakaki kali ini ikut merayakan ulang tahun CS Writers Club, klub menulis di Bandung yang beranggotakan beragam kalangan. (Foto: Ruri @dgoeitar)
Salamatakaki kali ini ikut merayakan ulang tahun CS Writers Club, klub menulis di Bandung yang beranggotakan beragam kalangan. (Foto: Ruri @dgoeitar)

Terus terang aku tidak tahu bagaimana kelompok menulis ini dapat bertahan cukup lama. Tidak ada struktur organisasi, tidak ada aturan yang mengikat, tidak pernah punya lokasi temu yang tetap, tetapi selalu ada yang “menjaga gawang” sehingga kegiatan menulis setiap Kamis tetap bergulir selama tujuh tahun.

Kelompok menulis ini menerima yang datang dan melepaskan yang pergi dengan penuh keikhlasan. Mungkin justru ketika “terima” dan “lepas” dibiarkan mengatur dirinya sendiri, segala sesuatu bergerak secara natural seperti alam yang tahu cara melanggengkan siklus. “Terima” dan “lepas” tidak memasang sekat untuk keberagaman. Segala perbedaan #ketemuditengah sebagai toleransi yang sesungguh-sungguhnya.

Ketika menulis artikel ini, aku baru sadar 14 Oktober disebut-sebut sebagai I Love You Day, hari untuk menyampaikan rasa cinta kepada keluarga dan teman-teman.

Selamat ulang tahun kelompok menulis kesayangan, selamat umur tujuh dan teruslah membilang hingga tahun-tahun berikutnya. I love you.

Editor: Iman Herdiana

COMMENTS

//