Pileuleuyan Kang Tjetje
Sepanjang hidupnya, Tjetje Hidayat Padmadinata dikenal sebagai aktivis. Ia memiliki perhatian khusus pada gerakan mahasiswa.
Penulis Iman Herdiana9 November 2022
BandungBergerak.id - Sesepuh Bandung, Tjetje Hidayat Padmadinata, wafat. Selama ini Kang Tjetje, demikian ia biasa disapa, dikenal sebagai aktivis yang kritis. Ia memiliki perhatian serius pada gerakan mahasiswa.
Kang Tjetje wafat Rabu (9/11/2022) pukul 16.45 WIB. Tjetje lahir pada 22 Juni 1935. Sejak muda ia dikenal sebagai aktivis dan politikus nasional lintas zaman, mulai dari Orde Lama, Orde baru, dan Reformasi.
Semasa hidupnya, Tjetje kritis pada berbagai ketimpangan kekuasaan. Sikap tegas ini membuatnya dijuluki aktivis 'mahiwal' (unik, aneh, lain dari yang lain).
Tjetje juga aktif menulis sejak 1960 sebagai sastrawan, kolumnis, dan jurnalis. Tulisannya umumnya terkait dengan komitmennya terhadap masalah kenegaraan dan politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Ia dianggap sebagai tokoh pendobrak yang mendahului zamannya. Konsekuensi dari sikapnya itu, sejak 1960 Kang Tjetje mesti merasakan pahit getirnya menjadi tahanan politik karena dituduh sebagai mahasiswa pendukung Gerakan Perdamaian Nasional (GPN).
Kalangan elite Indonesia mengenal Tjetje sebagai pengkaji ilmu politik, politisi multitalenta, sekaligus politikus yang teguh dalam memelihara integritas atas dasar moralitas dan budaya adiluhung.
Atas kiprahnya itu Tjetje memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang politik dari Universitas Pasundan. Sampai memasuki usia senjanya, Tjetje tetap aktif walau tak memiliki jabatan apa pun.
Kepergiannya begitu meninggalkan duka mendalam bagi tanah pasundan. Semoga almarhum Tjetje mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku sangat kehilangan dan turut berduka.
"Atas nama Pemerintah Kota Bandung dan pribadi, saya turut berduka. Semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT," kata Yana Mulyana, dalam siaran persnya.
Menurut Yana, Kang Tjetje merupakan salah satu tokoh yang sering memberikan pemikiran dan masukan. "Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan diberikan kekuatan," tutur Yana.
Baca Juga: Berebut Aset Strategis Kebun Binatang Bandung di Pengadilan
Budaya Patriarki, Sumber Utama Kekerasan Seksual
Heritage di Atas Trauma Anyer Dalam
Perhatian Kang Tjetje pada Gerakan Pemuda
Tjetje Hidayat Padmadinata memiliki perhatian serius pada pemuda. Pada 20 November 2015 ia turut mengambil bagian dalam Deklarasi Pemuda Padjadjaran 2015 yang digelar Himpunan Mahasiswa Pascasarjana FISIP Unpad. Pada kesempatan ini, Tjetje berbicara pada Dialog Refleksi Perjuangan Jawa Barat bertajuk “Berkaca pada Perjuangan, Memperkuat Indonesia dari Jawa Barat” di Unpad Training Center, Bandung.
Tjetje menyatakan Indonesia akan bubar jika generasi muda terutama mahasiswa sudah tidak peduli akan lingkungan sosialnya. Menurutnya mahasiswa merupakan kaum intelektual. Kaum ini bukan semata-mata harus pintar, tetapi perlu memiliki kepedulian sosial kepada nasib orang lain.
“Diharapkan kalau menjadi intelektual, kepedulian sosial harus melekat dalam diri,” kata Kang Tjetje, dikutip dari laman Unpad.
Terkait krisis keteladanan, mahasiswa Indonesia harus menjadi generasi baru bukan generasi penerus. Sebab saat ini, lanjut Tjeje, Indonesia sedang berada pada kondisi titik nadir.
“Minimal tumbuhkan lagi sikap kritis mahasiswa. Kalau dari mahasiswanya sudah tidak kritis, saya yakin 18.000 pulau yang ada di Indonesia akan membentuk republik sendiri,” ujarnya.