• Riset
  • RISET UNPAR: Merumuskan Strategi Pemasaran Digital ala Konsultan Kreatif

RISET UNPAR: Merumuskan Strategi Pemasaran Digital ala Konsultan Kreatif

Pandemi Covid-19 mendorong lompatan pada pemanfaatan internet. Lini usaha bergerak memasuki era digital. Dibutuhkan strategi pemasaran digital yang efektif.

Kosmetik yang dijual di pasar minggu komplek pertokoan Sumbersari Indah, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Juni 2021. (Foto Ilustrasi: Sarah Ashilah/Bandungbergerak.id)

Penulis Tim Penulis BandungBergerak.id15 Desember 2022


Riset BandungBergerak.id—Presentasi Simon Kemp, CEO Kepios sekaligus analis pada DataReportal awal Oktober 2022 (Looking Ahed: Key Digital Themes for 2023) memperingatkan melambatnya pertumbuhan pengguna internet pada tahun 2023. Kendati jumlah pengguna internet untuk pertama kalinya akan menyamai jumlah populasi global penonton televisi yakni 5 miliar populasi dunia, pengguna internet menjadi lebih selektif dalam melakukan aktivitasnya di dunia maya.

Rata-rata pengguna internet saat ini menghabiskan lebih dari 40 persen waktunya saat terjaga untuk menggunakan perangkat dan layanan yang terhubung dengan internet. Jumlah waktu yang dihabiskan di dunia maya relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir, namun Simon mencermati kecenderungan rata-rata global turun dalam beberapa bulan terakhir. Pada Kuartal 4 2021 waktu yang dihabiskan sehari-hari di dunia maya turun 1 persen, begitu juga pada Kuartal 1 2022 pun turun 1 persen.

Perubahan perilaku tersebut makin kentara saat Simon menunjukkan pergeseran perilaku global pengguna media sosial menghabiskan waktunya di dunia maya. TikTok, Youtube, dan Facebook menjadi tiga media sosial teratas tempat penduduk global dunia menghabiskan waktunya di dunia maya.

Pengguna TikTok melonjak naik 20 persen hanya dalam Kuartal 1 tahun ini dibanding rata-rata keseluruhan jumlah pengguna globalnya di tahun 2021. Lebih dari tiga perempat pengguna TikTok menghabiskan waktunya hanya untuk mencari video lucu dan menghibur. Perilaku tersebut berbanding terbalik dengan penduduk global dunia yang menggunakan layanan Facebook. Lebih dari 70 persen penggunanya platform ini menggunakan Facebook untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Simon memperingatkan pergeseran perilaku pengguna  media sosial yang makin selektif tersebut akan memengaruhi strategi pemasaran digital. “Pada akhirnya, ‘social’ adalah perilaku, bukan saluran, dan tren pengguna terbaru ini menunjukkan bahwa masing-masing platform teratas sekarang menempati ruang fungsional dan emosional yang sangat berbeda dalam kehidupan masyarakat," kata dia, dalam Looking Ahed: Key Digital Themes for 2023 (datareportal.com).

Tahun 2023 menjadi tahun yang mencemaskan banyak pihak. Presiden Joko Widodo berkali-kali memperingatkan ancaman resesi global yang membayang-bayangi. Mulai dari pelemahan mata uang akibat pengetatan likuiditas global, perang Rusia-Ukraina, hingga ancaman inflasi di banyak negara.

Penelitian Karerin Narisa Putri dan Daniel Hermawan, keduanya dari Jurusan Administrasi Bisnis, Universitas Katolik Parahyangan yang memotret strategi pemasaran digital selama pandemi Covid-19 menjadi referensi yang mungkin pas menjadi salah satu referensi menyiasati ketidakpastian situasi ekonomi tahun 2023. Strategi pemasaran yang tepat membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan penjualan apalagi saat di tengah situasi tekanan krisis ekonomi.

Baca Juga: RISET UNPAR: Rumus Tokcer Memasarkan Kreativitas Indonesia
RISET UNPAR: Agar Tidak Tabu Membicarakan Pengelolaan Keuangan
RISET UNPAR: Populisme Pragmatis pada Politik Indonesia dalam Rivalitas Jokowi-Prabowo
RISET UNPAR: Bahaya Penyalahgunaan Praperadilan

Pemasaran Digital

Penelitian Karerin Narisa Putri dan Daniel Hermawan “Digital Marketing Strategy of Creative Consultant during COVID-19 Pandemic: a Qualitative Approach” dipublikasikan dalam International Journal of Entrepreneurship, Business and Creative Economy (IJEBCE) Volume 1 Nomor 1 tahun 2021. Penelitian tersebut memaparkan penggunaan pemasaran digital serta tingkat keberhasilannya menyiasati situasi tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 berdampak luas. Sebagian besar sektor usaha mengalami penurunan penjualan akibat dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  yang diterapkan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun di sisi lain, situasi pandemi yang memaksa hampir semua orang beraktivitas di rumah membuka peluang baru dalam pengembangan digital marketing.

Peneliti mendalami pemasaran digital yang dilakukan oleh Freelens Studio sebagai konsultan kreatif di masa pandemi Covid-19. Perusahaan ini dipilih secara purposive dengan menggunakan snowball sampling sebagai objek penelitian. Peneliti memilih Freelens Studio sebagai perusahaan yang mewakili perusahaan kreatif yang tumbuh pesat dalam 4 tahun terakhir.

Freelens Studio merupakan perusahaan yang berusia relatif masih muda yakni 4 tahun. Berdiri tahun 2016 jauh sebelum pandemi Covid-19, sedari awal merupakan perusahaan yang menjalankan usahanya sebagai konsultan kreatif. Klien perusahaan ini relatif banyak, di antaranya juga terdapat perusahaan besar. Perusahaan ini menawarkan jasa pemanfaatan video dalam pemasaran digital dengan memanfaatkan media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan juga Youtube. Perusahaan ini juga menyediakan layanan alternatif kanal digital lainnya untuk membantu klien dalam pemasaran digital seperti branding, pengelolaan media sosial, serta pemasaran konten.

Peneliti menggunakan analisis lima kekuatan Porter dalam penelitian tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan analisis penelitian deskriptif. Peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan sejumlah pengujian, di antaranya uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Uji kredibilitas dengan cara memperluas observasi dan triangulasi teknik. Uji transferabilitas memungkinkan penerapan strategi pemasaran digital oleh konsultan kreatif dalam kondisi yang mirip dengan Freelens Studio. Uji depenabilitas dilakukan dengan proses audit penelitian yang dilakukan berkesinambungan dari awal sampai akhir dengan dokumentasi proses wawancara dan observasi. Uji konfirmabilitas dilakukan dengan memastikan bahwa wawancara dan observasi dilakukan sesuai dengan protokol penelitian yang telah ditetapkan.

Studi Kasus Freelens Studio

Dengan menggunakan analisis lima kekuatan Porter, peneliti memetakan kondisi eksternal yang dihadapi oleh Freelens Studio. Lima kekuatan Porter tersebut adalah persaingan, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, potensi pesaing baru, dan potensi pengembangan produk substitusi. Peneliti mendapati Freelens Studio menghadapi sejumlah situasi yang menggambarkan kondisi eksternal yang tengah dihadapi lewat analisis tersebut.

Secara umum Freelens Studio menghadapi persaingan di bidang jasa konsultan kreatif yang sangat ketat. Banyak perusahaan bergerak di bidang ini. Freelens menghadapi persaingan ketat ini dengan memperkuat hubungan dengan klien, memperkuat identitas perusahaan, dan retensi pelanggan menjadi tindakan yang dilakukan untuk bertahan agar klien tetap menggunakan jasa perusahaan.

Maika Collective Studio dan Sanrok Studio misalnya menjadi pesaing langsung Freelens Studio. Persaingan dalam jasa layanan ini dilakukan dengan berlomba memberikan kreativitas dan inovasi pada setiap jenis layanan yang ditawarkan, kualitas layanan, konten marketing, serta media promosi.

Freelens Studio menggunakan Intelectual Property (IP) dalam menjalankan bisnisnya. IP tersebut memungkinkan Freelens Studio menggaet investor. Setiap aktivitas bisnis yang dirangkaikan dengan IP yang merupakan aset perusahaan merupakan faktor penting pengembangan strategi dan daya saing perusahaan.

Perusahaan yang menjadi klien Freelens Studio di satu sisi menghadapi situasi persaingan yang ketat. Kegiatan promosi menjadi bagian penting dari strategi klien menghadapi persaingan. Dengan demikian, permintaan jasa pemasaran digital, pembuatan video, hingga jasa branding menjadi hal penting bagi klien untuk melakukan promosi. Banyak perusahaan yang menawarkan jasa pemasaran digital, sehingga situasi tersebut membuat daya tawar klien yang mencari jasa tersebut tinggi karena dapat dengan mudahnya beralih pada perusahaan lain. Makin tinggi daya tawar pembeli menuntut harga lebih rendah atau kualitas produk yang lebih tinggi, maka semakin rendah keuntungan yang diperoleh. Situasi tersebut yang dihadapi Freelens Studio menghadapi kliennya.

Potensi masuknya pesaing baru dalam jasa layanan konsultan kreatif selalu ada, tapi tidak berpengaruh langsung. Tidak mudah bagi perusahaan baru di bidang jasa yang sama dengan Freelens Studio untuk memulai. Sedikitnya perusahaan baru membutuhkan keterampilan yang tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Konsumen juga cenderung menginginkan perusahaan yang memiliki pengalaman. Jika pun ngotot mengejar, perusahaan baru harus berinvestasi relatif besar untuk memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan yang ada. Freelens Studio memandang kompetitor baru menjadi motivasi untuk mengutamakan dan meningkatkan kualitas.

Otorisasi dalam pembuatan konten menjadi ancaman bagi perusahaan penyedia jasa seperti Freelens Studio, khususnya dalam pembuatan konten video. Ancaman lainnya pada saat perusahaan berhenti menjual sehingga tidak lagi berpromosi. Situasi pandemi Covid-19 menjadi ancaman tersendiri karena banyak perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan hingga bangkrut.

Freelens Studio beradaptasi menghadapi situasi tersebut dengan memberikan layanan yang menyesuaikan kebutuhan serta budget konsumen. Salah satu strategi yang digunakan dengan membuka layanan pembuatan video khusus UMKM untuk menjangkau klien dari kelas menengah ke bawah sesuai budget yang dimilikinya.

Membedah Strategi Pemasaran Digital

Peneliti menggunakan diagram Fishbone untuk mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi oleh Freelens Studio. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah strategi pemasaran yang belum mendukung kebutuhan klien. Perusahaan misalnya disarankan membuat konten yang lebih menarik, memperbarui peralatan kerja, meningkatkan aktivitas manajemen, meningkatkan keterampilan pekerja dengan selalu melakukan evaluasi kerja dan evaluasi diri, serta mengamati faktor lingkungan eksternal untuk menjadi bahan evaluasi perusahaan agar lebih kreatif dan inovatif menghadapi persaingan.

Peneliti membedah strategi bisnis untuk melakukan studi mendalam tentang penerapan strategi digital marketing yang komprehensif dari segi eksternal dan internal, serta memetakan strategi yang paling cocok untuk Freelens Studio dengan menggunakan analisis strategi bisnis. Ada tiga tahapan dalam analisis strategi bisnis yang dilakukan.

Pertama tahap Input dengan memanfaatkan analisa Matriks EFE (External Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), dan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)untuk mendapatkan masukan menyusun strategi selanjutnya. Selanjutnya tahap Matching menggunakan analisa Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats), Matriks SPACE (Strategic Position Action Evaluation), Matriks IE (Internal-External), dan Matriks Grand Strategy. Teknik-teknik ini mengandalkan informasi yang diperoleh pada tahapan input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Terakhir tahap Decision yakni analisis dan intuisi yang memberikan dasar dalam pengambilan keputusan terkait strategi yang akan dipilih.

Peneliti memberikan beberapa catatan dalam analisis strategi bisnis tersebut. Lewat analisa CPM diperoleh kesimpulan Maika Collective Studio masih yang paling unggul dibandingkan dengan Freelens Studio dan Sanrok Studio, tiga perusahaan tersebut bergerak di bidang layanan jasa yang sama. Namun Maika Collective Studio masih memiliki kelemahan dalam struktur organisasinya.

Analisa SPACE mendapati Freelens Studio berada dalam posisi agresif. Freelens Stdio juga berada dalam posisi yang baik. Perusahaan diharapkan dapat menggunakan kekuatan internalnya untuk memanfaatkan peluang eksternal, mengatasi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Freelens Studio berada dalam situasi dapat memilih strategi kombinasi yang tepat dengan memperhitungkan kondisi dan kemampuan perusahaan.

Berdasarkan analisa Matriks IE, Freelens Studio dapat memaksimalkan strategi penetrasi pasar untuk memperluas cakupan pangsa pasarnya misalnya dengan menaikkan biaya iklan. Freelens Studio disarankan untuk meningkatkan upaya pemasaran terhadap layanannya sendiri misalnya dengan memanfaatkan iklan berbayar online di media sosial. Dari analisa Matriks SWOT mendapati Freelens Studio dapat mengembangkan layanannya dengan memanfaatkan peluang yang ada karena banyak lini usaha yang sedang membutuhkan layanan digital untuk memasarkan produknya.

Dari analisa Matriks Grand Strategy didapati Freelens Studio memiliki posisi kompetitif yang kuat seiring dengan tingkat pertumbuhan pasar yang pesat. Dalam hal ini Freelens Studio berada dalam posisi strategis karena berada pada pasar yang memiliki persaingan yang kuat dan pergerakan yang cepat. Perusahaan yang berada dalam situasi tersebut disarankan agar tetap berkonsentrasi pada pasar yang ada.

Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk dinilai strategi yang paling tepat dalam situasi tersebut. Namuan dari analisa QSPM pilihan terbaik pada penguatan penetrasi pasar. Freelens Studio berada dalam jalur yang tepat karena memilih fokus pada strategi penetrasi pasar mengingat tingkat persaingan yang tinggi. Strategi tersebut sekaligus membuka pangsa pasar baru yang belum terjangkau Freelens Studio.

Kesimpulan dan Saran

Peneliti mendeskripsikan aktivitas pemasaran digital yang dilakukan oleh Freelen Studio. Pemasaran digital yang dilakukan melalui media sosial dan email. Alat pemasaran utama dan fokus kegiatan pemasaran digital Freelens Studio menggunakan Instagram yang dinilai sebagai platform yang paling banyak digunakan orang-orang saat ini sehingga memudahkan eksekusi strategi untuk menarik audiensi dan target klien.

Media sosial menjadi sarana bagi Freelens Studio memasarkan layanannya dengan strategi konten marketing. Strategi konten marketing dilakukan untuk membangun brand awareness menggunakan visual dan desain untuk menyampaikan pesan.

Jenis konten yang paling banyak dibuat oleh Freelens Studio adalah konten  infografis dengan memanfaatkan trending topik sebagai materinya. Konten tersebut dipasarkan melalui Instagram dengan menggunakan fitur Instastory dan Feed memakai format carousel. Format carousel sengaja dipilih karena memungkinkan pengguna media sosial mencerna informasi dengan keterbatasan ruang visual yang berbentuk persegi menjadi beberapa rangkaian. Dengan cara itu proses penyampaian pesan menjadi lebih berkembang dan kreatif.

Peneliti menyarankan agar Freelens Studio, juga lini usaha sejenis tidak hanya memprioritaskan strategi pemasarannya hanya pada satu platform media sosial. Freelens  Studio misalnya disarankan untuk lebih aktif lagi media sosial lainnya yang banyak digunakan seperti Youtube dan Twitter. Freelens Studio juga bisa memanfaatkan iklan berbayar di media sosial lainnya, tidak hanya di Instagram.

Peneliti mendapati tingkat keberhasilan Freelens Studio dalam strategi pemasaran digital cukup efektif dalam memasarkan layanannya dengan melihat dari strategi promosi dan periklanan serta jumlah klien yang diperoleh. Namun dengan membandingkan jumlah klien dan modal kerja antara pada saat tahun pandemi dan tahun sebelumnya, dinilai kurang menguntungkan. Freelens Studio terus mengembangkan layanan dengan berbagai strategi untuk memasarkan layanan dan memperluas pangsa pasar.

Peneliti menyarankan opsi meluncurkan produk yang dihasilkan lewat kerja sama dengan brand atau perusahaan lain. Misalnya berkolaborasi dengan influencer, brand makanan, fashion, serta banyak lagi. Kerja sama tersebut memanfaatkan kelebihan masing-masing, Freelens Studio misalnya menyiapkan konten iklan produk untuk merek lain, atau meluncurkan produk brand tertentu dengan desain produk dihasilkan oleh Freelens Studio. Kegiatan kolaborasi tersebut menjadi opsi strategi yang mungkin pas untuk mengembangkan koneksi, menjaring audiensi baru, memperluas pasar, mengembangkan inovasi baru, dan memperluas jaringan bisnis.

*Artikel RISET UNPAR terbit sebagai bagian dari kolaborasi antara BandungBergerak.id dan Unpar Bandung

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//