RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #5: Pertemuan di Bandung (Bagian I)
Pertemuan yang digelar sangat meriah di Bandung menjadi indikasi kelahiran Indische Partij secara resmi.
Hafidz Azhar
Penulis esai, sejak September 2023 pengajar di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas), Bandung
16 Januari 2023
BandungBergerak.id - Pertemuan Indische Partij pada tanggal 25 Desember 1912 tentu saja bukanlah pertemuan biasa yang berlangsung seadanya. Pertemuan tersebut merupakan suatu harapan besar dari semua pengurus dan anggota Indische Partij di Hindia Belanda dengan upaya perekrutan yang tidak mudah.
Meski Indische Partij telah dibentuk beberapa bulan sebelumnya, mayoritas sejarawan sepakat bahwa pertemuan yang digelar sangat meriah di Bandung ini menjadi indikasi kelahiran Indische Partij secara resmi. Padahal bila mengacu pada statuten (Anggaran Dasar) Indsche Partij, partai itu dimulai pada tanggal 6 September 1912 yang bermarkas di Bandung.
Sementara itu, kemeriahan yang berlangsung di Bandung ini dilaporkan begitu rinci dalam Verslag van de constitutie-vergadering der Indische Partij, op 25 December 1912 te Bandoeng yang telah dihimpun pada Publicaties der Indische Partij No.IV. Di situ digambarkan bagaimana para pengurus dan anggota Indische Partij dari seluruh Hindia Belanda berdatangan ke Bandung dengan memenuhi stasiun. Anggota dan pengurus yang sudah berada di stasiun menunggu anggota dan para pengurus lainnya yang baru berdatangan. Di samping itu, alunan musik khas militer mengiringi penggawa Indische Partij yang sedang berada di stasiun itu dengan pawai yang melingkar. Masing-masing orang mengenakan kokarde berwarna bendera Indische Partij di dada. Sementara bagi yang tidak mengenakan kokarde dianggap sebagai orang asing.
Kedatangan Douwes Dekker ke peron membuat para tamu undangan mencurahkan semua ketegangannya karena penantian kereta yang cukup lama. Beberapa saat berselang, seseorang memberikan aba-aba bahwa kereta tiba dari arah Bogor. Kereta tersebut membawa para penggawa Indische Partij dengan sambutan yang hangat dari penggawa Indische Partij yang sudah menunggu di stasiun. Ketegangan pun kembali terasa oleh ratusan orang yang berada di peron, saat kereta dari arah timur terlambat 63 menit. Meskipun hal ini dapat diatasi dengan terus memainkan musik agar kemeriahan senantiasa terjaga.
Akhirnya, sebuah aba-aba muncul. Kereta dari arah timur melaju dengan cepat, dan tiba di stasiun Bandung pukul 08.47. Suara di stasiun menjadi bergemuruh dari ratusan orang itu karena merespons kedatangan kereta. Topee, ketua Indische Partij afdeeling Semarang, mendapat kehormatan yang luar biasa. Ia mengucapkan banyak berterima kasih kepada penggawa yang sudah menunggu lama bahkan menyambut baik kedantangannya. Setelah itu semua penggawa Indische Partij pun bergerak, dengan 100 orang pembawa obor disertai sekitar 2000 orang berkuda yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Semuanya berjalan melalui Jalan Asia Afrika dan sepanjang Jalan Braga menuju Gedung Vogelpoel. Iring-iringan itu diperkirakan memanjang sampai beberapa ratus yard, dengan memberikan kesan yang baik bagi para penonton.
Setelah tiba di Gedung Vogelpoel, iring-iringan itu berhamburan untuk memasuki ruangan rapat yang rencananya dibuka pada pukul 10.00. Ruangan tersebut dihiasi kain bendera dan berbagai tanaman yang terlihat rapi, kendatipun semula gedung tersebut sedang direkonstruksi karena beberapa atap dan lantainya belum terpasang bahkan tanpa lampu penerangan.
Baca Juga: RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #2: Dari Indische Bond, Insulinde sampai Indische Partij
RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #3: Perekrutan Anggota dan Pembentukan Afdeeling
RIWAYAT INDISCHE PARTIJ #4: Cabang-cabangnya di Bandung dan Nusantara
Pertemuan Berlangsung
Sebagai ketua Indische Partij afdeeling Bandung Kakebeeke membuka jalannya pertemuan yang dihadiri oleh ratusan orang itu. Dalam pidatonya ia mengucapkan selamat datang kepada seluruh anggota Indische Partij. Ia juga menjelaskan bahwa menurutnya sambutan itu mempunyai makna yang lebih dalam sekadar ucapan selamat datang.
Di kota Bandung sebagai tempat pertemuan sekaligus kelahiran Indische Partij, Kakebeeke menekankan bahwa semua anggota Indische Partij memiliki satu tujuan untuk melakukan pekerjaan yang begitu hebat; suatu pekerjaan mengenai kebutuhan hidup bangsa Hindia, anak-anaknya dan generasi setelah itu, yang akan menghasilkan upaya-upaya dalam waktu yang panjang. Dengan demikian, Kakebeeke merasa senang memberikan salam kehormatan dan sambutan kepada hadirin yang tampak di tempat pertemuan itu.
Kamerad!
Atas nama afdeeling Bandung, saya ucapkan selamat datang kepada kawan-kawan anggota Indische Partij. Kalian semua yang datang dari tempat jauh ke sini untuk menentukan nasib partai muda. Dan kalian, anggota Indische Partij dari afdeeling Bandung, selamat datang! Sambutan ini memiliki makna yang lebih dalam dan lebih luas daripada ucapan selamat datang… Kami datang bersama-sama ke tempat ini dengan satu tujuan untuk melakukan sesuatu yang hebat, sesuatu yang akan membuat kami memiliki pijakan yang kuat untuk seluruh kehidupan kami, anak-anak kami dan anak-anak setelah kami. Ini bukanlah suatu pekerjaan yang dapat dimusnahkan, tetapi pekerjaan yang akan membuahkan hasil yang kaya dalam serangkaian tahun yang panjang. Itulah sebabnya saya senang. Saya diizinkan untuk meneriakkan selamat siang kepada Anda-anda sekalian (Verslag van de constitutie-vergadering der Indische Partij, op 25 December 1912 te Bandoeng dalam Publicaties der Indische Partij No.IV).
Selain itu, Kakebeeke juga menambahkan jika pertemuan yang dibuat sangat meriah itu untuk menjalin ikatan yang kuat dan menyatukan semua orang yang merasa dirinya sebagai orang Hindia. Demikianlah hal ini bagi Kakebeeke merupakan momen penting dan kebahagiaan yang besar baginya dalam menyambut para anggota Indische Partij dari seluruh Hindia Belanda. Sebelum mengakhiri pidatonya, Kakebeeke menutup dengan sebuah ungkapan untuk meggairahkan semangat para hadirin. Ia mengganti ungkapan dari Belanda “Kemenangan dari Alkmaar” menjadi “Kemenangan dimulai dari Bandung!”, lalu menutup pidatonya dengan ucapan selamat datang (Verslag van de constitutie-vergadering der Indische Partij, op 25 December 1912 te Bandoeng dalam Publicaties der Indische Partij No.IV).
Usai Kakebeeke memberikan salam pembukaan, giliran Douwes Dekker untuk menyampaikan pidato. Tepuk tangan pun terdengar riuh sebelum Douwes Dekker berdiri di hadapan para hadirin. Dalam pidatonya itu Douwes Dekker mula-mula menyapa seluruh anggota yang ikut hadir dalam pertemuan itu dan memperkenalkan diri dengan penuh rasa hormat. Lalu ia pun menyebut jumlah delegasi yang hadir dari semua cabang Indische Partij, dengan total sebanyak 4.989 orang.
Pada pertemuan itu tiap-tiap cabang mengirimkan utusannya dari mulai 10 hingga 1.300 orang. Masing-masing antara lain, dari Belitung 10 orang utusan; dari Cilacap dan Kudus 48 orang; dari Jombang 49 orang; dari Blora 50 orang utusan; dari Kendal 58 orang; Indramayu 67 orang; Madiun 69 orang utusan; dari Mojokerto 79 orang; dari Serang 80 orang; Pekalongan 90 orang utusan; serta dari Padang 100 orang.
Untuk delegasi yang lebih dari 100 orang antara lain dari afdeeling Cirebon 139 orang; dari Tegal 164 orang; dari Yogyakarta 180 utusan; dari Solo 263 orang; dari Batavia 645 orang; dari afdeeling Bandung 700 orang; dari Surabaya 850 orang utusan; dan dari Semarang 1.300 orang. Belum termasuk dari Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya, dan Aceh yang tidak tercatat secara rinci berapa orang yang ikut dalam pertemuan tersebut, sehingga berdasarkan perhitungan Douwes Dekker jumlah keseluruhan anggota Indische Partij sebanyak 5.000 orang (Verslag van de constitutie-vergadering der Indische Partij, op 25 December 1912 te Bandoeng dalam Publicaties der Indische Partij No.IV).
Penyebutan tiap-tiap delegasi dalam pertemuan itu langsung mendapat tepuk tangan yang meriah dari para hadirin. Setelah itu Douwes Dekker membacakan sebuah kiriman telegram yang berasal dari Sumatera Tengah atas nama Goenawan yang berisi ucapan selamat dan harapan agar pertemuan tersebut berjalan tanpa hambatan. Tidak hanya itu. Ada juga kiriman telegram yang berasal dari Rivai dan Loth di Padang. Dengan mewakili ratusan orang, keduanya menyutujui perubahan Anggaran Dasar dan mengusulkan calon Pimpinan Pusat Indische Partij (Verslag van de constitutie-vergadering der Indische Partij, op 25 December 1912 te Bandoeng dalam Publicaties der Indische Partij No.IV).